27. Another Side Of L

433 13 7
                                    

L membanting pintu dan langsung menguncinya, Ia tak memberikan ruang sedikit pun untuk orang lain masuk.

Ia meletakkan bungkusan yang ia beli di atas ranjang, melepaskan jaket boomber hitamnya, dan meletakkan asal di atas ranjang.

L berjalan ke arah kamar mandi yang ada di kamarnya, ia ingin membasuh wajahnya ia membutuhkan sedikit ketenangan.

Jam sudah menunjukkan hampir tengah malam, tetapi L masih sibuk dengan laptop di pangkuannya, ia masih memeriksa perkembangan project yang ia sedang bangun. Saat melirik jam dinding, L memindahkan laptop dari pangkuannya dan beralih pada bungkusan yang tadi ia beli.

Ia membuka dan meletakkannya di atas meja kecil yang ada di tengah kamarnya, Ia menancapkan sebuah lilin dan menyundutkan api di sumbu lilin.

"Ini sudah waktunya. " Gumam L saat melihat jam yang sudah menunjukkan tepat dua belas malam.

" Happy Birth Day.. Mamah.. Happy Birth Day.. Mamah.. Happy Birth Day.. Happy Birth Day Happy Birth Day Mamah.. "

L menyanyikan lagu itu di tengah temaram dan dinginnya malam, cahaya lilin memberikannya sedikit kehangatan dari kedinginan dan kesepian yang selalu ia rasakan, sepanjang waktu.

Tak terasa, tetes air matanya mulai jatuh dan membasahi pipinya. Ia lelah, ia butuh seseorang untuk berbagi, ia ingin menangis, jiwanya lelah sangat lelah.

"Mah, L kangen Mah, L kangen Mamah. " L rindu, amat sangat rindu, ia hanyalah anak berusia tujuh belas tahun yang merindukan sosok Ibu nya.

" L cape Mah, L mau ikut mamah. " L masih meracau tentang perasaannya, kerinduannya, kefrustasiannya.

" Tapi L sadar Mah, Mamah bakalan sedih kalo L nyerah. "

" L janji Mah, L bakalan bukti ke Mamah. "

" Mah, L sayang sama Mamah. "

" Mamah sehatkan di sana? Mamah baik-baik saja kan di sana? " Sayang tak ada sautan dari pertanyaannya.

" Mah, Selamat ulang tahun Mah. "

Ia meniup lilin yang sudah meleleh di makan api, cahayanya hilang, tergantikan dengan temaram ruangan ini.

Ia berdiri dari duduknya dan menaiki ranjangnya, menarik selimut hingga menutupi tubuhnya.

" Mah, L kangen di peluk Mamah. " Ucapnya sebelum ia menutup mata mencoba untuk tertidur meskipun sangat sulit.

     Matahari mulia menunjukkan karismanya, cahayanya menyapu lembut kabut putih, cahayanya merangkak masuk melewati gorden putih.

Beberapa orang mulai memulai aktifitasnya masing-masing, begitu juga dengan L. Ia merenggangkan tubuhnya dan mulai membuka matanya, sudah lama ia tidak merasakan tidur yang cukup nyenyak.

Ia masih belum beranjak dari ranjangnya, ia mengambil handphone yang ia letakkan di meja nakas.

07:38  AM

Ia, memeriksa beberapa pesan yang masuk ke handphone nya, dan hanya membalas sekenanya saja. Ternyata ia melewatkan pesan dari Raina, Raina sudah mengirimnua dari tadi malam tapi akhirnya L hanya membacanya saja.

Ia beranjak dari ranjangnya dan berjalan ke kamar mandi, ia mempunyai beberapa rencana hari ini.

L keluar dari kamar mandi dengan penampilan yang jauh lebih segar,ia membiarkan rambutnya yang masih setengah basah.

Setelah berpakaian, L menatap dirinya di pantulan cermin. Kemeja hitam yang ia gulung se siku, celana khaki hitam, dan juga jaket  Trench Coat hitam.

Ia mengambil kunci mobil dan juga dompet yang ia geletakkan di meja. Ia akan sarapan terlebih dahulu dan berangkat ke tempat tujuannya, ia melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan nya, jam sembilan pagi, belum terlambat untuk sarapan.

Ia berjalan menuruni tangga dan berjalan ke arah meja makan, langkahnya terhenti saat melihat seseorang yang sudah duduk di meja makan sedang menyendok nasi goreng untuknya.

L memundurkan langkah kakinya perlahan.

"Mau kemana? Kenapa tidak sarapan? " Sial, sepertinya ia sudah mengetahui kedatangan L.

" Tumben sekali Papah ada di rumah pagi-pagi begini. " Kata L, ia mengabaikan pertanyaan yang di lontarkan untuknya.

L membalikkan tubuhnya dan berjalan meninggalkan ruangan makan, ia menyalakan mobilnya sedikit memanaskannya dan menginjak pedal gas meninggalkan garasi rumahnya.

Ia mengarahkan mobilnya ke salah satu kedai kopi yang terkenal di kalangan muda mudi perkotaan, ia memesan sebuah Capucino dan Butter Croissant untuk sarapannya kali ini, Ia mengurungkan niatnya untuk sarapan di rumahnya, ya rumahnya.

L memakan sarapannya sambil mengendarai mobilnya, kali ini tujuannya adalah sebuah toko bunga. Ia menghabiskan sisa Capucino terakhirnya, dan turun dari mobil. Ia membeli kurang lebih tiga puluh tangkai mawar putih, menaruhnya di kursi belakang dan kembali mengendarai mobilnya.

Ia tiba di komplek pemakaman elit, ia memarkirkan mobilnya, mengambil bunga yang ada di kursi belakang dan berjalan ke arah seseorang yang amat sangat ia rindukan.

"Hai Mah. " Sapanya saat ia berdiri tepat di depan sebuah makam. Ia meletakkan bunga mawar putih kesukaan Mamahnya di tempat yang sudah di sediakan. L berjongkok di sebelah makam Mamahnya, ia hanya terdiam menatap nisan yang bertuliskan nama, tanggal lahir, dan tanggal wafat Mamahnya.

"Selamat ulang tahun Mah. L sayang sama Mamah. " Katanya, ia sendirian di sini tak ada orang lain yang terlihat.  L berdiri dari jongkoknya, angin menerpa jaketnya tak terasa langit mulai mendung dan meneteskan air ke atas bumi, seolah ia bisa merasakan kesedihan yang L rasakan.

L memakai kupluk yang ada di jaketnya, untung saja jaketnya anti air jadi ia tidak perlu khawatir bajunya akan basah.

L masih berdiri di sana selama sepuluh menit, menikmati air hujan yang menerpa wajahnya.

"L pamit Mah." L berjalan meninggalkan makam Mamahnya, dan berjalan ke arah palkiran mobilnya, ia memasukan kedua tangannya ke dalam saku yang ada di jaketnya, sepatu kulit booth nya menemani langkah kakinya.

"L masuk ke dalam mobilnya dan melepas jaket nya, ia meletakkan di belakang kursi yang ada di sebelahnya. Ia masih berada di pemakaman itu, ia mengetik pesan untuk seseorang, setelah itu ia menginjak pedal gas nya dan meninggalkan komplek pemakaman itu.

Drrt drtt drtt

Handphone L bergetar, Ia langsung mengecek notifikasi yang masuk.

Natasha Lestari

"Jangan lupa dateng ke sekolah, kita ada rapat sama latihan TDK loh."

  My Senior Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang