Dua Puluh Sembilan

4.1K 512 54
                                    









Dua Puluh Sembilan


Bayang-bayang Yoongi tentang dia yang dinner berdua sama Jimin bener-bener terkabul.

Secara kebetulan, tiba-tiba Taehyung diminta untuk jadi panitia acara kampus dan terpaksa ikut rapat sejak jam empat sore tadi dan belum pulang sampe sekarang. Sedangkan Jungkook punya tugas menggunung yang harus segera selesai dan mau belajar untuk kuis besok.

Jadilah Yoongi cuma berdua sama Jimin di apartemennya.

Berduaan di apartmen malem-malem, duduk deketan, kedinginan, ingin saling menghangatkan, berakhir di ranj- Maaf, ngetiknya khilaf.

Tapi Yoongi bener-bener nggak tahan kalo mereka harus begini terus. Keimanannya diuji, uy. Belum lagi Jimin make kemeja tanpa kaos lagi di dalemnya dan dibuka tiga kancing atasnya.

Sekali lagi, tiga. Bukan dua.

Bayangin aja gimana kesiksanya Yoongi sejak tadi disuguhin pemandangan leher mulus begitu.

Tapi demi menjaga segel gebetannya itu, Yoongi terpaksa nahan diri supaya yang di bawah nggak bangun.

"A-Ahn,"

Yoongi kaget setengah mati denger suara nista dari televisi di depannya yang ternyata nampilin adegan fourplay dua orang di sana.

Seinget dia, ini film horror.

Tapi kenapa bisa nyelip itu?

Wow.

Yoongi nengok perlahan ke arah Jimin yang duduk persis di sampingnya, mau liat gimana reaksinya.

Yoongi nggak percaya ngeliat Jimin sekarang.

Bocah itu lagi fokus natap televisi sambil tangannya meraba-raba miliknya sendiri dan- Cukup. Jimin masih polos. Nggak boleh dinistain.

"D-Dek?"

"Ya, kak?"

Nada bicaranya kelewat tenang. Mukanya datar. Bikin Yoongi bingung setengah mati.

"G-Gua matiin aja ya,"

"Itu kok cowoknya gigit leher ceweknya, kak?"

Anj.

"Kak, kasian ceweknya! Dadanya diremes!"

Asu.

Yoongi langsung neken tombol power di remote televisi. Seketika layar berubah gelap dan mantulin bayangan mereka berdua.

Yoongi banting remote-nya pelan dan diri, "Dek, keluar yuk. Cari angin. Sekalian gua anter pulang."


-OoO-


"Masuk sana gih."

Jimin senyum terus ngangguk. "Iya. Makasih banyak, kak."

"Hm."

Tapi anehnya mereka tetep diem di posisi masing-masing.

Jimin yang diri di depan pagar rumahnya, nunggu Yoongi masuk ke mobil dan pergi.

Yoongi yang nyender di kap mobilnya, nunggu Jimin masuk ke rumah.

Kalo gini mah nggak bakal kelar.

"Kakak masuk mobil aja," Ujar Jimin yang ngerasa nggak enak sama Yoongi.

Tapi Yoongi geleng pelan, "Lo aja masuk duluan. Abis itu baru gua pulang."

"..."

"..."

Hening lagi. Nggak ada yang mau ngalah.

Ah, gereget gua anjir.

Tiba-tiba Yoongi deketin Jimin dan ngukung anak itu di antara dia sendiri dan pagar rumah.

"K-Kak Yoon?"

"Jimin," Yoongi menghela nafas, ngerapiin rambut Jimin yang agak berntakan.

Jimin diem, nggak tau harus ngapain.

Mau nyosor nyipok Yoongi nggak mungkin. Mau nendang asetnya Yoongi karena udah berani lancang sama dia juga nggak mungkin.

Jimin tuh nggak bisa diginiin. :(

"Kak Yoongi? Ada apa?"

"Gua sayang sama lo, Jim."

Cup.

Kejadian itu terlalu cepet. Bener-bener cepet. Kelewat cepet. Tapi Jimin nggak mungkin salah ngerasa waktu Yoongi nempelin bibirnya di keningnya barusan.

Setelah itu, Yoongi langsung ngelepas Jimin dan masuk ke mobilnya. Dia sempet nurunin kaca mobilnya hanya untuk ngucapin selamat malam dan pesan supaya Jimin nggak tidur malem-malem.

Sepeninggal Yoongi, Jimin ngerasa jantungnya hampir turun ke perut dan dia megang bekas ciuman Yoongi di keningnya.

"Kak Yoongi..."


-SsS-







YoonMin Chat and Real LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang