Sepuluh

5.8K 743 36
                                    









Sepuluh


Dua orang yang lagi duduk di ruang tengah itu keliatan sibuk. Yang satu duduk di lantai, yang satu duduk di sofa. Yang satu nulis di kertas folio, yang satu ngetik di laptop.

Mereka berdua diem, terlalu fokus sama kerjaan masing-masing. Hanya ada suara tv yang cuma masuk kuping kiri keluar kuping kanan di ruangan itu. Sampai akhirnya...

Digenggem, diremezh...

MAU!!!

Langsung dimakan!

Dua-duanya noleh barengan, berhenti seketika dari aktivitas mereka. Tatap-tapan.

Yang duduk di sofa tau-tau ngomong, "Jangan tegang cuma gegara iklan makanan anak kecil, Tae."

"Anj-"

"Untung lagi di rumah. Kalo lagi di luar gimana coba?"

"Gua nggak tegang elah bang!" Taehyung teriak frustasi.

"Kalo mau nyolo jangan di rumah gua, Tae. Takutnya lo khilaf ke gua,"

"Kagak elah bang!"

Yoongi cuma ngangkat bahunya, "Siapa tau aja."

Taehyung muter mata males, udah cape sama omongan sahabat seperjuangannya itu.

"Soalnya gua belum main sama Jimin. Gua mau pengalaman pertama gua sama dia," Lanjut Yoongi penuh harap.

"Paling dia udah pernah gituan, bang." Celetuk Taehyung asal.

"Tau dari mana lo, nyet?!"

"Nebak. Siapa tau dia pernah nyoba sama Jungkook, kan."

Yoongi langsung ngejitak kepala Taehyung yang kebetulan ada deket kakinya. "Itu uke dua-duanya, ogeb."

"Bisa jadi lho, bang."

"Serah lo, Tae."

Akhirnya Yoongi ngetik lagi.

"Bang,"

"Hm?"

"Jadi cewek enak, ya."

Yoongi natap Taehyung bingung, "Lo mau jadi cewek?"

"Dengerin dulu napa bang." Pinta Taehyung melas, yakin bakal kalah kalo dia debat sama Yoongi. "Kalo cewek tegang kan nggak keliatan, nggak ngaceng. Di bagian atas juga ketutupan bh. Nah kita?"

Yoongi dengerin Taehyung serius, setuju juga sama tu anak.

"Kalo lagi 'itu' juga cewe sama uke tinggal nerima aja. Kita yang kerja keras. Mereka sakit bentar, kita mesti gerak terus-terusan. Ya nggak sih, bang?"

"I-Iya juga, sih..."

Taehyung menghela nafas dramatis. "Kita juga mesti jadi tulang punggung keluarga. Kepala keluarga. Tanggung jawab atas semuanya. Repot ya, bang."

Yoongi ngangguk. Lagi-lagi dia setuju sama celotehan Taehyung. "Tumben lo bener, Tae."

"Kalo urusan gini mah gua mikirnya serius, bang." Taehyung senyum tipis.

Yoongi terpesona. Gua kira ni anak cuma tau video syur sama mainin hati aja. Bisa normal juga, ya.

Yoongi terkekeh, naruh laptopnya di meja setelah nyimpen heading html yang dia buat di Notepad++.

"Bocah,"

"Napa, bang?"

"Besok ajak Jimin jalan, yuk."

Taehyung terperangah. "Hah? Serius, bang?!"

"Iya. Sebagai bayaran lo yang jadi babu gua waktu itu." Yoongi nepuk kepala Taehyung beberapa kali layaknya seorang kakak.

"Cus lah, bang! Lo emang yang terbaik!" Taehyung ngangkat dua ibu jarinya, seneng bukan main. "Tapi... Kalo nggak ngajak temen Jimin yang itu nggak enak, bang."

Yoongi mengernyit nggak suka. "Harus ngajak dia?"

Taehyung ngangguk pelan. "Dia kan temen deketnya Jimin. Lagian kasian juga kalo Jimin uke sendiri, nanti dia keburu takut kita mangsa, bang."

Akhirnya Yoongi terpaksa nyerah, "Ya udah, ajak."

"Yeay! Kucinta Bang Yoongi!" Taehyung meluk kaki Yoongi bahagia.

Dan Yoongi cuma bisa senyum ngeliat Taehyung yang udah dia anggep kayak adek sendiri. "Chat sana, buruan. Bilang kita mau traktir es krim sama ke game center."

"Siap, bos!"


-SsS-







Ada yang kangen malming?








Cieee, jones :D

YoonMin Chat and Real LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang