Chapter 11

44 4 1
                                    

"akhirnya kau bisa pulang dengan ku Am" ucap Harry yang pandangan tetap kearah depan. Di sela-sela bicaranya tadi, senyuman terukir di bibir Harry.

"sebegitunya kah? Kau jangan berlebihan. Kau sungguh narsis tahu" ucap Amanda memukul kecil lengan Harry

"kau senang sekali sih memukul lengan ku! Lebih baik kau memukul ku. Dengan bibir mu" Harry memberi tatapan mesumnya kepada Amanda

"stop it Harry! Tatapan mu sungguh mengganggu. Aku tak suka" ucap Amanda memalingkan mukanya dari Harry

"jadi kau tidak suka tatapan ku? Lalu tatapan siapa yang kau suka? Zayn? Huh?" tanya Harry yang menahan untuk tidak emosi. Lagipula siapa Harry dihidup Amanda? Hak apa dia untuk marah-marah padanya?

"kau ini kenapa? Selalu Zayn. Kau iri ya pada nya? Dia lebih tampan dari mu, begitu?" Amanda terkekeh

"untuk apa iri dengannya. Aku sudah memiliki apa yang aku mau, apa yang aku butuhkan. Tetapi ada satu yang belum tercapai" Harry pun mengehentikan pembicaraannya dan tatapannya mulai kosong

"apa yang belum tercapai, Mr. Styles?" tanya Amanda

"ah hiraukan saja perkataan ku. Aku juga tidak yakin. Kau mau ice cream?" tawar Harry memberi cengiran lebar berdalih mengalihkan pembicaraan

"kau mentraktir?" tanya Amanda melirik Harry. Harry yang sadar dilirik Amanda, hanya terkekeh melihat Amanda

"iya aku traktir Nona Ardeen" ucap Harry. Langsung mobil Harry melaju cepat menuju ke kedai ice cream langganannya

*****
"Lou, cepat sedikit nanti kita kehilangan jejak nya!" bentak Liam kepada Lou yang sedari tadi fokus mengendarai mobil yang mulai ugal-ugalan. Kau tahu kan kalau Lou mengendarai mobil itu seperti apa?

"iya Li iya! Kau tidak lihat aku sedari tadi berusaha menyalip mobil-mobil disini! Jangan membuat konsentrasi ku buyar, tenang lah sedikit!" pekik Lou dengan muka serius nya sambil memegang stir mobilnya

"iya tenang lah sedikit Li. Santai sedikit." ucap Niall santai. Kau tahu kenapa Niall tidak cerewet? Yap, karena ia selama perjalanan merengek pada Lou untuk mampir di Domino's. Dan Lou pun mengiyakan permintaannya, Lou pusing bila mendengar Niall merengek seperti anak kecil menginginkan lolipop. Sedari tadi dia hanya asik makan pizza nya.

"hei lihat itu mobil mereka berhenti di kedai ice cream!" ucap Ale sambil menunjuk mobil Harry. "untuk apa mereka kesini?" tanya Ale

"ya untuk makan ice cream, bodoh." ucap Lou yang berhati-hati membuntuti mobil Harry.

Tangan Harry meraih tangan Amanda yang akan keluar dari dalam mobil. Harry memimpin jalan masuk kedalam kedai, seakan-akan Harry sudah mengenali tempat itu. Walau kenyataanya memang benar.

"tuh lihat! Harry yang memimpin jalan masuk kedalam kedai! Aku tidak tahu Harry suka ke kedai ice cream. Yang aku tahu dia hanya bertengger di bar saja" ucap Liam. "lagipula kita juga tidak pernah diajaknya kemari. Tapi untuk apa juga dia mengajak kita ya" bodohnya Liam.

"kita masuk atau tunggu diluar?" tanya Ale kepada Lou dan Liam. Mereka pun sama-sama berpikir apakah membuntuti mereka sampai ke dalam atau tidak. "kurasa tak usah, kedainya tidak terlalu besar. Nanti kita ketahuan membuntuti mereka." ucap Lou. "ah iya aku setuju. Kita menunggunya disini saja. Sambil makan pizza—astaga Niall! Kenapa kau habiskan semuanya!?" bentak Liam. "maaf tidak ada yang memperingatkan ku. Jadi aku habiskan saja hehehe" jawab Niall memberi cengiran tanpa dosa. Astaga Niall sangat menjengkelkan. Dia memang tidak bisa kalau harus berdekatan dengan makanan!

"yasudah kita tunggu saja di dalam mobil. Dan semoga kita tak mati kelaparan" ucap Ale memicingkan matanya ke Niall.

*****
"kau datang lagi Harold" ucap lelaki paruh baya, Martin. "ya aku memang akan selalu kesini Martin. Kau lupa dengan kebiasaan ku ya?" ucap Harry memutar bola matanya

HOME | h.sWhere stories live. Discover now