Sesampai nya di rumah Amanda, Harry memarkirkan mobilnya dan mereka bergegas turun dari mobil.
"Harry, terimakasih sudah memberi ku tumpangan. Aku jadi merepotkan mu, padahal jarak rumah kita terbilang lumayan jauh" ucap Alena menunduk sambil memainkan jari tangannya
"tak apa Am" balas Harry lalu memberi senyuman miring pada Amanda.
Amanda menyadari ada sesuatu yang aneh terjadi pada Harry membuat Amanda penasaran ingin bertanya, "Harry kau kenapa?" tanya Alena menyentuh pundak Harry
"kenapa apa?"
"aku bertanya, kau malah bertanya balik" ucap Amanda memutar bola matanya
"hmm ya.. Begitu ya?"
"Harry jawab!" bentak Amanda
"kau kepo sekali sih" Harry mencubit gemas pipi Amanda
"aww.. Harry hentikan! Sakit tahu! Pipi ku bisa bengkak" Amanda mengerucutkan bibirnya dan tangan mengelus-ngelus pipinya yang mulai merah ( baca : merah cubitan)
Harry yang melamun sambil menatap Amanda pun tanpa di sadari senyuman muncul dari bibir pink nya seperti sedang melihat sesuatu objek yang sangat indah untuk dipandang, "kenapa? Kenapa melihatku seperti itu?"
Suara Amanda memecah lamunannya, "ah.. Tidak. Kau lucu" ucap Harry lagi-lagi mencubit pipi tembam Amanda gemas campur geram. "sa-sakit! You fool! Aw!" ucap Amanda sambil tangannya menangkis tangan Harry yang sedari tadi mencubit pipi nya.
"Harry, pipi ku merah. Akan ku adukan perbuatan mu ke kak Iris!" ancam Amanda
"silahkan saja Ms. Ardeen" jawab Harry santai sambil menyilangkan kedua tangannya
"k-kau ini sok berani sekali sih" ejek Amanda sedikit gontai
"hei, kau mau tahu tidak? Cara supaya pipi kamu nanti tidak bengkak?" tanya Harry mendekatkan wajah ke wajah Amanda. Dengan sedikit desakan, akhirnya mata Harry bisa menatap Amanda.
"memang nya bagaimana?" tanya Amanda berusaha terlihat berani. Padahal?
Harry pun menatap Amanda sangat instens dan menyeringai, "i'll show you...."
Tetapi Amanda memaling kan wajahnya, "ah buang-buang waktu sa-"
Deg.
Amanda diam mematung disana.
*****
Amanda POV"Amanda" teriak kak Iris dari ambang pintu rumah
"ah.. Iya kak" sahut ku "umm.. Ja-jadi, kamu mau mampir atau..." tanya ku pada Harry kikuk
"Lil, apa itu Harry?" tanya kak Iris menyipitkan mata berusaha melihat orang yang sedang bersama ku
"sepertinya kau benar-benar harus mampir dulu, Haz" bisik ku sambil melirik kak Iris. "i love this part" ucapnya memberi seringai.
Dia pun berlalu dari hadapan ku untuk bertemu dengan kak Iris, aku hanya menggelengkan kepala melihat tingkah nya seperti itu. Kak Iris pun mengajaknya bersalaman dan masuk ke dalam rumah tanpa mengajak ku juga. Jahat sekali.
Aku pun masih berdiri di depan mobil milik Harry, jemariku meraba lembut sudut bibir ku sesekali aku mengusap nya berharap dapat menghilangkan tanda yang tertinggal disana. Ku harap tidak ada. Aku tidak bisa mengerti dengan semua ini, dengan sikap Harry akhir-akhir ini. Mungkin benar kata Ale dan the boys, ah tapi buat apa aku ambil pusing. Bukannya bagus kalau Harry jadi lebih manis?
"but.. What the hell was that?" gumam ku masih menyentuh sudut bibirku.
*****
Aku melihat mereka berbincang-bincang seru sesekali mereka tertawa renyah, hanya itungan beberapa menit saja mereka sudah bisa sangat akrab. Aku rasa ini benar, kak Iris sangat senang dengan Harry. Dan Harry juga bisa menjadi teman ngobrol yang klop untuk kak Iris. Harry menangkap ku sedang memperhatikan dia, dia memberi kedipan mata dan seringaian itu lagi. Cepat-cepat aku memalingkan muka ku sebelum kak Iris melihat kami lalu mengejek ku nanti.
YOU ARE READING
HOME | h.s
Fanfiction"Because you feel like Home to me, that's why i love you, Am." [WARNING! 16+] CLOUDYASTYLES© 2016