Cahaya keperakan muncul memenuhi seluruh kamarku. Belum hilang rasa terkejutku, sebuah kabut asap berputar mengelilingi tubuhku. Aku menutup mata rapat-rapat, tidak sempat untuk berteriak ketika merasakan sengatan kecil pada tubuhku, membuatku sedikit tersentak.
Aku merasa bumi yang kupijak berputar-putar, membuatku pusing dan mual. Namun hal itu hanya berlangsung beberapa detik. Karena setelahnya, tubuhku dihempaskan ke tanah dengan keras.
Aku mengaduh pelan. Kesadaran seketika menyergapku. Aku memperhatikan sekeliling dengan kebingungan yang luar biasa.
"Di-dimana ini?"
Aku berdiri ditengah hamparan rerumputan yang hijau. Dikelilingi berbagai macam pohon yang tumbuh kokoh dengan bermacam warna.Aku ternganga. Ini seperti berada dalam negeri dongeng atau aku memang sedang tersesat di negeri dongeng? Apa asap itu yang membawaku ketempat ini?
Berbagai spekulasi memenuhi pikiranku.
Terakhir kali yang kuingat aku berada di dalam kamarku, berusaha membuka buku kuno pemberian nenek. Setelah itu, buku kuno itu terbuka bersamaan dengan cahaya yang menyeruak keluar dari buku dan liontin milikku.
Aku kembali memperhatikan tempatku berpijak saat ini. Didepanku ada jalan setapak kecil yang mengarah entah kemana. Seperti tak berujung. Setelah menimang beberapa saat, aku memutuskan untuk berjalan mengikuti jalan setapak itu.
Mungkin aku bisa menemukan peradaban dengan mengikuti jalan setapak ini.
Mataku tak hentinya menatap sekeliling dengan takjub, sedang mulutku tak hentinya berdecak kagum sepanjang jalan.
Disetiap sisi jalan setapak, aku menjumpai berbagai macam bunga dengan warna yang berbeda-beda. Ada begitu banyak macam bunga yang belum pernah aku lihat sebelumnya. Bahkan aku sesaat lupa jika aku sedang tersesat ditempat antah berantah.
"Selamat datang, Putri Lyra." Aku terlonjak kaget mendengar suara lembut dibelakangku.
Aku memutar tubuhku dan hampir saja berlari kabur saat mendapati sesuatu atau bisa disebut dengan sesosok ... ah! Entahlah. Kata apa yang patut mewakili wujudnya. Mungkin ... peri? Aku tidak yakin.
Aku menatapnya dengan mulut menganga lebar. Dia memiliki tubuh seukuran hampir setengah dari ukuran tubuhku. Mengenakan gaun putih berumbai selutut yang tampak bercahaya diterpa sinar matahari, sepasang sayap cantik keperakkan dipunggungnya dan dikepalanya melingkar mahkota perak kecil dengan simbol sepasang sayap dibagian depan.
"Si-siapa kau? Tempat apa ini?" tanyaku dengan suara tergagap, menatap takut sosoknya yang tengah tersenyum padaku.
Kurasa ini hal yang wajar bukan? Setelah mengalami berbagai kejadian aneh beruntun, siapapun pasti akan merasa takut. Buku dan liontin bersinar, kabut asap, berada ditempat antah-berantah, dan sekarang Sesosok makhluk bersayap?
Apa aku tengah berkeliaran di alam mimpi saat ini?
Mungkin saja karena lelah memecahkan teka-teki pada buku kuno itu aku jatuh tertidur dan bermimpi.Aku mencubit lenganku dan ... sakit!
"Ini bukan mimpi, putri."
Ia menjawab pemikiran bodohku sembari terkekeh pelan, seolah tahu apa yang baru saja aku pikirkan.
"Putri berada di sebuah negeri bernama Fallerya. Perkenalkan nama saya Winny, saya seorang Fairies, pelindung Putri Ailyra. Saya yang selama ini menghuni liontin milik Anda."
Ia memperkenalkan dirinya dan membungkuk hormat. Aku tercengang mendengar penjelasannya.
Jadi, ia berasal dari dalam liontin milikku?Aku menggeleng, berusaha tidak mempercayai ucapan makhluk bersayap dihadapanku ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
FALLERYA : Legend of Fairies
FantasiAilyra Nixy Cansaster, seorang gadis bangsawan yang sangat ceroboh dan menginginkan kebebasan. Suatu hari, tanpa sengaja ia membuka portal dalam buku kuno yang menghubungkannya ke dimensi lain. Membawanya ke sebuah negeri bernama Fallerya. Ia tertah...