The Key #4

5.5K 408 8
                                    

Jesslyn's POV

Aku mencoba membuka mataku, terkadang berkedip ketika cahaya menyorot langsung ke mataku. Ada wajah seseorang yang samar-samar, seperti sedang mengamati. Aku mencoba untuk melihat lebih jelas. Dan akhirnya aku bisa melihat Justin dengan jelas, aku cepat-cepat bangun, tapi dahiku terbentur dengan dahinya. Dia mengerang.

"Pegang kemudinya, bodoh!" aku menatap kemudinya,

"Hey, calm down! Kau lupa tentang mobil autodrive-ku?" katanya sambil mengusap dahinya,

Aku mengusap dahiku juga, "Oh iya, maaf."

Dia pindah ke seat depan, "Kau tak apa-apa kan?" Katanya santai,

"Aku bingung, aku bermimpi kau menciumku.." suasana menjadi hening, "Kita kemana? Aku seharusnya berada di sekolah sekarang."

"Ke Bandara."

"Kau menculikku?!!"

"Tidak."

"Kau harus memberi tahuku kenapa kita harus ke Bandara."

"Terbang ke California."

"Kenapa kita harus ke California... " aku berhenti sejenak, lalu menatapnya penuh amarah, "Aku tak percaya denganmu! Aku ingin pulang!"

"Oh. Jika kau tidak percaya, dan aku penipu, mungkin aku takkan menyelamatkanmu. Admit it, i'm your lifesaver, ok?"

Aku menghela nafasku, "Bagaimana jika orang tuaku mencariku?"

Aku tahu dia mulai kesal, "Telepon mereka ketika kau sudah pulang sekolah."

"Tapi darimana aku tahu jika sekolah sudah dibubarkan? Aku bahkan bolos sekarang."

"Kira-kira saja. Jangan tanya lagi."

"Sebenarnya untuk apa kita ke California?"

Dia tidak menjawab lagi. Dia sangat dingin. Dia adalah laki-laki terdingin yang pernah kutemui —karna sebenarnya memang aku tak pernah bertemu laki-laki yang sikapnya dingin— Dia mengambil beberapa kertas di tasnya, lalu membacanya. Tangannya tidak memegang kemudi sama sekali. Mobilnya adalah mobil autodrive terhebat yang pernah kulihat. Mungkin aku masih aman untuk beberapa jam kedepan. Tapi tidak untuk jam 3 atau jam 4. Papa akan mencariku.

Aku mencoba menggoda Justin sedikit, "Aku lapar." mungkin aku bisa kabur nanti,

"Tahan."

"Tidak bisa... " aku mengeluarkan jurus andalanku, puppy face,

"Itu tak lucu."

"Ayolah, Justin."

"Jangan bersikap manja padaku."

"Stop di McDonalds, aku ingin McChicken dan Spaghetti. Kau mungkin, nuggets?"

"Tidak."

"Baiklah, berarti aku saja."

"Kau juga tidak."

Aku menarik nafasku untuk melawannya, "Kau tahu?! Di kota ini tidak ada bandara! Kau tahu dimana kita?!"

"Prancis."

"Ya, Prancis. Tapi di kota Colmar! Jika kita ingin ke California, kita harus pergi ke Paris, disana ada bandara internasional, tapi perjalanan kesana akan memakan waktu selama 5 jam."

Dia tak menjawab lagi. Aku berbaring di seat belakang. Menatap Justin. Jadi, aku akan terjebak di mobil ini bersamanya hingga beberapa jam?! Tidak akan! Aku harus mencari jalan keluar. Aku tak suka Justin. Aku ingin pulang. Tapi aku kembali berfikir, bagaimana jika penjahat itu kembali dan mencoba untuk menculikku lagi? Jadi aku putuskan untuk menelepon papa.

'Jesslyn? Ada apa?' jawab papa,

"Aku akan menginap di rumah Marine untuk beberapa hari. Rumahnya jauh sekali, jangan susul."

'Kau tidak bersama anak laki-laki kan? Papa ingin bicara kepada Marine.'

"Tidak ada laki-laki disini. Marine tidak bersamaku, dia sedang pergi ke WC. Aku disini bersama seorang gadis... yang baru saja kukenal... namanya Justine."

'Baiklah, hati-hati. Kau tidak membawa apa-apa?'

"Tidak apa-apa. Marine akan membelikanku semuanya. Sudah dulu. Aku akan meneleponmu nanti. Je t'aime, papa."

Aku mematikan teleponnya, lalu menatap Justin yang menatapku lewat kaca, kemudian tertawa kecil. Aku tak tahu apa yang dia pikirkan. Aku berhenti menatapnya. Bermain Temple Run, mencoba untuk menghilangkan semua pikiran burukku tentang Justin. Mungkin dia memang tak seburuk itu. Apa yang dia coba katakan adalah dia peduli, mungkin.

The KeyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang