Jesslyn's POV
Akhirnya selama 11 jam terbang, kami sampai di California. Aku ikut senang Justin bisa menyelesaikan misinya, berhasil membawaku kesini dengan selamat. Aku belum pernah pergi ke luar negeri dan ini yang pertama kalinya. Hingga akhirnya aku ingat sesuatu yang mungkin akan membuatku tertangkap jika tak memilikinya.
"Aku tak punya passport."
"Aku menyiapkan passport palsu untukmu." katanya berbisik, ia memberikanku sebuah passport,
"Kau memakai fotoku ketika daftar sekolah." aku tertawa kecil,
"Iya, kau lucu." ia menunduk,
Sekarang aku sudah tak merasakan Justin yang dulu, Justin yang selalu bersikap dingin jika berbicara denganku. Semuanya berubah dalam waktu ±26 jam. Seseorang menanyakan passport dan akhirnya kami berikan. Kami kemudian pergi untuk mencari taksi dan untung saja ada satu taksi kosong yang kami temui.
"Ke Westmont." kata Justin,
"Justin? Hey, man! I'm Steve, don't you remember?!" supir itu berbalik,
"Hey! Whatcha doin' here man?!" mereka terlihat akrab,
"Just gettin' a job. I know this isn't a fancy job but i'm happy with it! How bout ya? Still workin' with Josh? Anyway who's this lil pretty girl? Your girlfriend?" Steve menatapku,
Justin tertawa, "No, but she's my responsibility." ia menatapku, tersenyum,
"Oh, but I think you and her would be a perfect couple."
"Oh yeah whatever get this car movin' I don't have too much time!"
"Right away, sir!"
Aku menatap mereka kemudian melihat keluar jendela. Aku melihat orang-orang yang berlalu-lalang di Zebra Cross, kemudian melihat anak-anak kecil yang terlihat mengantuk berjalan bersama orang tuanya. Aku senang melihat suasanya seperti ini, sudah lewat tengah malam tapi jalanan tak sepi atau pun gelap. Masih banyak orang yang melakukan aktifitas, walaupun tak sebanyak pagi hari.
"Hey Jess, kau tahu? Di sebelah sana ada pantai yang indah."
"Kau pernah kesana?"
"Tidak, tapi setidaknya ibuku pernah memberitahuku tentang itu."
"Dimana dia? Maksudku, ibumu?"
"Di rumah. Ia tak tahu jika aku mengikuti jejak ayah. Ia mungkin takkan pernah tahu."
"Kenapa?"
"Aku takut ia akan menarikku keluar dari TISA dan usahaku semua akan sia-sia."
"Aku mengerti."
Steve berbalik, "Hey man, where to? Sorry, forgot bout that!"
"Westmont, man. Take us to TISA."
Aku tak menatap Justin sama sekali selama perjalanan, tapi aku merasakan ia menatapku. Aku tak mau semua ini berakhir. Aku tak mau berpisah dengan Justin. Tapi, memangnya siapa aku? Aku dan Justin baru saja kenal selama kurang lebih dua hari dan aku tak mau berpisah dengannya? Ada apa denganku?
"Jess." Justin tiba-tiba memanggilku,
Aku berbalik kemudian menatapnya, "Apa?"
"Aku tak menyangka ini akan berakhir dengan sangat cepat. Aku tak mau berpisah denganmu."
"Jika kau tak mau, kenapa kau tak memperlambat perjalanan kita ketika di Prancis?"
"Kita akan tertangkap, bodoh."
"Tapi gadis yang kau panggil bodoh ini adalah tanggung jawabmu."
"Tepat sekali." kami terdiam sejenak, "Kau tidak mengantuk?"
"Aku sudah terlalu banyak tidur ketika di pesawat. Kau sendiri?"
"Tanggung jawab menuntutku untuk terbangun."
Aku tertawa, "Kasihan sekali."
Justin's POV
Sebenarnya apa yang ia katakan itu benar, kenapa aku tak memperlambat perjalanan saja ketika di Prancis? Tapi itu tak mungkin, kami akan terluka lebih dari sekarang. Aku juga tak percaya Steve yang mengantarkan kami kembali ke TISA. Ia adalah partner-ku yang telah keluar dari TISA karna ibunya. Akhirnya ia sekarang menjadi supir taxi bandara.
Beberapa menit kemudian kami sampai di Westmont, hanya butuh 14 menit saja untuk pergi ke sini. Traffic Los Angeles pada malam hari tak terlalu padat jadi kami tepat waktu. Aku sudah bisa melihat supermarketnya. Aku berterima kasih pada Steve kemudian berjalan dengan Jesslyn masuk ke supermarket ini.
"Apa yang akan kita lakukan? Belanja?"
"Kau tak tahu, ada tempat di balik tempat."
"Apa maksudmu?"
Aku menarik tangannya untuk masuk ke supermarket ini. Kini aku memegang telapak tangannya, tak seperti awal, aku sering menariknya tanpa perasaan, terkadang aku tak peduli jika ia meringis karna aku terlalu kasar. Ketika kami masuk, tak ada orang sama sekali disini. Aku mencoba untuk menelepon Josh tapi ia tak mengangkatnya.
"Apa kita berada di tempat yang benar? Maksudku kemana orang-orang?" Jesslyn mulai melihat sekitar,
"Tidak, ini bukan tempatnya. Ini supermarket."
Tapi kenapa tak ada yang menyambut kami disini? Aku bahkan sudah mengirim pesan bahwa kami akan datang pada jam 02:59 dini hari. Apa mereka semua tertidur? Tapi di misi ku ketika mengambil satu dokumen yang penting, aku datang pada jam 04:17 dan mereka menungguku di supermarket ini. Tak ada diantara mereka yang tertidur selama 24 jam, biasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Key
FanfictionAku Justin Bieber. Aku seorang mata-mata. Dingin. Selalu bersembunyi. Menyusup ke tempat berbahaya. Melawan orang-orang jahat. Menyelesaikan misi. Tapi dari semua itu, apakah normal aku jatuh cinta? Dengan seorang gadis yang menjadi buronan para pen...