Kami sekarang sudah berada di Sainte-Menehould—dengan autodrive—berhasil pergi dari kota besar yang bernama Strasbourg, perjalanan kami menuju Paris masih 2 jam lagi. Mungkin jika tak ada hambatan, kami sudah sampai sekarang. Belum lagi kami harus menempuh perjalanan 11 jam 25 menit untuk pergi ke California dengan pesawat.
"Bagaimana kau menemukanku?" tanya Jesslyn,
"Aku mengambil GPS dari penjahat yang ada di minimart waktu itu. Ingat?" aku membuka berkas-berkas The Meadows,
"Aku tak tahu kau membawanya. Aku juga tak tahu alat itu bisa melacakku."
Aku mengambil GPS-nya di saku celanaku, "Ini. Lihat tanda merah itu? Aku melacakmu dengan mengikuti tandanya."
"Aku tak melihat tandanya sama sekali."
Aku melihat GPS-nya, tak ada tanda bulat berwarna merah sama sekali. Tak sama seperti ketika aku mencoba melacak Jesslyn. Apa GPS ini rusak, atau memang alat pelacak yang ada di kalungnya sudah tidak berfungsi lagi? Tak lama kemudian aku ingat sebuah gelang dari penjahat itu, jadi aku memberikannya kepada Jesslyn.
"Berikan tanganmu." Jesslyn menatapku, lalu ia memberikanku tangannya, aku memakaikan gelangnya, "Itu dari seorang penjahat yang tadi."
"Yang berkacamata atau yang gendut?"
"Berkacamata. Kau juga mungkin harus membuka kertasnya. Bacakan."
Ia membuka kertas kecilnya dan membacakannya, "Marcelo menuliskan, 'Terima kasih telah menyadarkan aku dan Thierry. Ini gelang untukmu. +0476961232 kami akan membantumu.' Itu saja."
Aku tertawa kecil, "Kau menyadarkan mereka apa?"
"Aku juga tak tahu."
"Berikan aku nomornya." aku mengambil kertasnya dan men-dial nomornya,
Beberapa saat kemudian ada yang mengangkat, "Halo."
"Hey, kau penjahat yang... "
Ia memotong perkataanku, "Jesslyn sudah tidak ditemukan dalam radar The Meadows, mungkin karna ia melompat ke air dan alat pelacaknya rusak."
Aku mematikan ponselku. Sekarang aku bisa melakukan tugasku dengan cepat tanpa ada yang mengejar kami. Aku menatap Jesslyn yang sedang memainkan gelangnya. Entah kenapa aku sadar, ia sangat cantik, aku yakin ia pasti menjadi rebutan di sekolahnya. Aku berhenti menatapnya dan melihat berkas-berkas The Meadows.
'The Key,
Mereka sudah membuat kunci itu tersembunyi sangat jauh. Tim mereka memang sangat hebat, Franklin McFlemin, Lydia Hunstane, Davis Garouche, dan Sandra Melshovic. Tapi tidak lagi ketika salah satunya berkhianat. Mereka hancur. Davis Garouche, yang menyimpan dendam sangat kuat, ternyata berhasil membalas kepada Sandra Melshovic dengan membunuhnya, kemudian membuat kunci itu seperti kalung dan menempelkan alat pelacak dengan kode #93015 yang bisa kami semua lacak. Kunci itu menyimpan satu hal yang kami butuhkan. Sebuah pesawat besar yang bisa memborbardir segalanya. Yang akan membalaskan dendamku kepada dunia. Dunia yang begitu jahat.
- Catatan Meadows, 3 Januari 2020.'
Aku membuka kertas-kertas yang lainnya, hanya gambar-gambar yang tersimpan. Seperti gambar kemunculan The Meadows, awal mula The Meadows, orang-orang yang bekerja dengan The Meadows, hingga orang-orang yang mereka incar. Aku menemukan foto Jesslyn yang sedang berjalan dengan teman-temannya.
"Bagaimana mereka mendapatkan fotoku dengan teman-temanku?" ia menatap fotonya,
"Entahlah."
"Bagaimana mereka mendapatkan foto pada bulan November tahun lalu?! Bagaimana itu?!!" ia tampak histeris,
"Aku tak tahu!! Dengar, Jesslyn, kau harus jawab pertanyaanku." Jesslyn menatapku, "Apa kau kenal Davis Garouche?"
"Tidak."
Aku membaca nama lagi, "Lydia Hunstane?"
Ia menggelengkan kepalanya, "Siapa dia?"
Aku membaca lagi, "Franklin McFlemin?"
"Tidak, Justin! Aku tak tahu siapa pemi... "
Aku memotong perkataannya, "Sandra Melshovic?"
Matanya kini berbinar, "Itu ibuku. Darimana kau tahu namanya?"
"Apa dia mata-mata?"
"Aku tak tahu. Aku tak pernah tahu apa pekerjaan tetapnya. Tapi ia pernah pergi untuk menjaga toko pizza."
"Selain itu?"
"Aku tak ingat. Aku tak pernah tahu pada saat itu. Apa maksudmu ia seorang mata-mata?"
"Kau tak tahu? Ia mungkin seorang mata-mata senior bersama nama-nama orang yang tadi kusebut."
"Apa kau tahu siapa..." ia berhenti sejenak, "Yang membunuhnya?"
Aku menatapnya, "Davis Garouche."
Ia mulai menangis, "Justin, aku akan balas dendam! Aku tak mau tahu! Aku akan mencarinya!"
"Hey! Tenang! Aku akan membalaskannya untukmu!" aku memegang kedua pundaknya, "Aku akan membalaskannya untukmu."
Aku mendekatkan wajahku dengan wajahnya, menatap matanya yang indah. Nafasnya masih tidak teratur, mungkin karna emosinya. Aku ingin mencoba menenangkannya. Aku ingin menciumnya. Tapi aku tak bisa. Jadi aku mulai menghitung mundur 10 hingga 0, berimajinasi dunia ini akan hancur jika aku tak melakukannya. Dan akhirnya kulakukan. Aku menciumnya perlahan, dengan penuh perasaan. Aku menyukainya. Aku tak tahu mengapa aku bisa menyukai seorang gadis dalam misiku. Padahal pada awalnya aku menolak melakukan misi ini, tapi karna aku didesak jadi kulakukan.
"Kau bisa diam sekarang?" aku masih menciumnya,
Ia tidak berkata apapun, kemudian aku melepas ciumannya. Memasukan kertas-kertas The Meadows ke tasku. Aku menatap Jesslyn, ia sedang melihat ke luar jendela dan melihat orang-orang berjalan di kota Gueux yang sedang kami lewati. Entah apa yang ia pikirkan sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Key
FanfictionAku Justin Bieber. Aku seorang mata-mata. Dingin. Selalu bersembunyi. Menyusup ke tempat berbahaya. Melawan orang-orang jahat. Menyelesaikan misi. Tapi dari semua itu, apakah normal aku jatuh cinta? Dengan seorang gadis yang menjadi buronan para pen...