Chapter 4

95 13 3
                                    

Pagi ini didapur semua pelayan membicarakan tentang Katherine, yang bermalam di kamar Harry. Entah rasa apa yang muncul didalam diriku, aku seperti merasa tersaingi. Tetapi aku sedikit tersenyum lega saat kudengar seseorang berkata bahwa Harry menolak dilayani dengan Katherine, syukurlah.

Sarapan yang biasanya kami siapkan untuk satu orang, kini berubah porsi menjadi untuk dua orang, ya untuk Mr. Styles dan anaknya.

"Kau tahu, kudengar katanya Mr. Styles sedang mengadakan ajang untuk para pelayan." ucap pelayan yang kurasa sudah cukup lama disini, namun aku belum mengetahui namanya.

"Ajang apa?." tanya Lecy, pelayan yang kurasa masih baru sama sepertiku.

"Ajang pemilihan pelayan pribadi untuk tuan muda! Apa kau tertarik mengikutinya?." tanya pelayan yang satu nya lagi. Aku masih terus mendengarkan sambil membersihkan piring piring dengan kain.

"Hey! Jangan terlalu berharap! Aku yang menentukan gadis mana yang akan masuk kedalam kamar tuan muda." sentak Jannet mengejutkan mereka, sekaligus aku. Mengapa dia selalu seperti itu?

Daripada memikirkan Jannet lebih baik aku menyelesaikan tugasku. Masih banyak yang belum kukerjakan, membersihkan bilik bilik kamar yang hampir ada dua puluh kamar disini. Setelah itu mengantarkan sarapan kemeja makan, lalu mungkin setelah semua itu selesai aku bisa beristirahat.

Tiga puluh menit berlalu, dan semua pekerjaanku telah selesai. Kulirik jam besar yang melekat didinding berdesain mewah, sudah menunjukkan pukul tujuh pagi. Berarti sarapan akan segera dimulai, aku harus bergegas menuju meja makan. Ya, peraturan disini adalah kau harus bangun pukul lima pagi, dan kemudian menyiapkan apa yanv harus disiapkan. Kemudian setelah selesai dan waktu sarapan tiba, maksudku sarapan untuk tuan rumah bukan para pelayan. Kami harus berdiri rapih mengelilingi meja makan, memastikan bahwa tidak ada satupun yang kurang dari apa yang kami kerjakan. Bila bila mereka menginginkan sesuatu maka kami harus sigap melakukan perintahnya. Baru beberapa hari menjalani ini aku sudah ingin menyerah, bagaimana bisa mom bertahan selama lima tahun? Apa yang membuatnya kuat seperti itu? Entahlah.

"Semuanya rapihkan seragam kalian." ucap Jannet berjalan mengitari kami memastikan bahwa kami sudah benar benar rapih, seperti biasa.

Tak lama kemudian orang yang kami tunggu tunggu berjalan menghampiri kami, semua pelayan menunduk tetapi tidak denganku. Mataku kembali bertemu dengan mata hijaunya,sialan. Aku akan berada dalam masalah jika Jannet melihatku sedang menatap Harry, tapi sumpah pandanganku tak bisa lari dari matanya. Sekejap kemudian dia memalingkan pandangannya dariku, seorang pelayan menarik satu kursi keluar dan kemudian diduduki oleh Harry.

Sarapan pagi ini berlangsung senyap, tak ada percakapan sedikitpun antara anak dan ayahnya. Sedikit aneh, tetapi mungkin memanh mereka terbiasa seperti itu. Sampai akhirnya Mr. Styles yang membuka pembicaraannya.

"Harry mengapa kau menolak pelayan yang dikirimkan kekamarmu tadi malam?." tanya Mr. Styles sambil meneguk sedikit jus jeruk miliknya.

"Aku tidak mau." balas Harry ketus tak melihat wajah ayahnya.

"Memangnya kenapa? Dia kurang menawan? Katakan saja Harry, gadis seperti apa yang kau mau." ucap ayahnya lagi sambil menyuapkan sesendok makanan kemulutnya.

"Dad, aku tidak butuh mereka. Jika aku mau aku akan mendapatkannya, dan jika aku tidak mau jangan berusaha mengirimkan jalang jalang itu kekamarku!." sentaknya diiringi dengan hentakan tangannya dimeja, dia bangkit dan meninggalkan meja makan.

Mr. Styles memejamkan matanya sambil memijat pangkal hidungnya, sekarang bisa kuprediksikan bahwa hubungannya dengan anaknya tidak berjalan dengan baik. Jika saja aku mom dan dad yang tinggal dirumah ini, mungkin setiap paginya akan diiringi canda dan tawa. Tapi semua hanya hayalan semata, sekali lagi hayalan semata.

CONTROL //H.S FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang