Chapter 14

75 12 4
                                    


Mobil yang kutumpangi berhenti didepan sebuah gedung, gedung yang sudah tak asing lagi dimataku. Ah iya, disini beberapa hari yang lalu aku menjemput Harry, maksudku bersama dengan Bob. Sebenarnya aku juga masih belum tahu gedung apa ini, seperti sebuah kantor tetapi terlihat seperti apartement.

"Harry apa yang kita lakukan disini?." tanyaku memberanikan diri saat dia mulai turun dari mobil saat Bob membukakan pintu.

"Kantorku." balasnya cepat mengulurkan tangannya padaku, akupun meraihnya.

"Lalu?." tanyaku lagi, God! Olive! Bisakah kau berhenti bertanya padanya?!.

"Ada sesuatu yang harus ku selesaikan, kau mau membantuku bukan?." tanyanya kembali saat kami mulai masuk melalui pintu kaca besar dihadapan kami.

"Hmm, ya tentu." balasku sedikit gugup, aku sendiri penasaran bantuan macam apa yang dia inginkan dariku.

Masuk kedalam kantor seorang wanita berpakaian rapih, kemeja merah muda dan rok hitam diatas lutut. Ditambah dengan rambutnya yang tersanggul rapih, dia terlihat sangat cantik.

"Selamat pagi Mr. Harry, mari ikut denganku. Para klien telah menunggumu." serunya sedikit membungkukkan tubuhnya dan tersenyum ramah padaku dan Harry.

"Tunggu Joeslyn, kau sudah menyiapkan semuanya?." tanyanya pada wanita itu.

"Yap, semuanya. Mereka hanya ingin mendengar keputusanmu, setelah itu barulah.." sebelum gadis itu selesai bicara Harry memotongnya.

"Baiklah, bawa Olive keruanganku." balasnya merapihkan jasnya kemudian berjalan meninggalkanku, tetapi sedetik kemudian dia kembali lagi.

"Jangan kemana mana Olive, tetap berada diruanganku sampai aku selesai." pintanya menatapku intens, ini sama sekali bukan perintah melainkan ancaman mematikan. Akupun mengangguk mengiyakan, dia sedikit tersenyum sebelum akhirnya benar benar meninggalkanku dengan wanita ini disini.

"Mari kuantar Mrs...?."

"Olive, Olive saja." balasku membantah. Aku tak berhak menerima panggilan itu, aku bahkan hanya seorang pelayan.

"Baiklah, ayo ikut aku Olive." ucapnya sekali lagi memperbaiki kalimatnya, akupun melemparkan senyum padanya.

Langkah kami terhenti disebuah ruangan yang kuyakini adalah ruang kerja Harry, itu terlihat dari ukiran nama yang kurasa terbuat dari kaca didepan pintu masuknya. Pintu masuknya pun memerlukan kode agar kami bisa masuk kedalam, ukh.

Semua warna didominan oleh warna putih, meja kerjanya dipoles putih pekat dan juga sofa besar berwarna putih. Belum lagi pemandangan kota London yang dapat terlihat langsung dari sini, dinding kaca pembatas ini membuat ruangan kantor Harry terlihat menakjubkan. Ditambah dengan kain jendela yang terpakai berwarna putih bercampur emas, kurasa ini bukan kantor, lebih cocok dibilang istana kecil.

"Enjoy yourself." ucap wanita itu tersenyum lalu meninggalkanku sendiri.

Sekejap saja aku langsung berkeliaran diruangan ini, bahkan ini lebih besar dari rumah lamaku dulu. Nasib Harry benar benar beruntung, terlahir dari keluarga terkaya di Inggris, kemudian diwariskan perusahaan semewah ini. Sedangkan aku hanya seorang gadis biasa yang memimpikan seorang pangeran dengan kereta kuda menjemputku, kemudian membawaku keistananya dan mempersuntingku. Aku tahu pikiranku benar benar tidak waras, tapi tidak ada salahnya kan jika bermimpi? Semua orang berhak bermimpi.

Satu jam lebih aku berkeliling memandangai keindahan ruangan Harry ini, namun dia belum kunjung kembali. Kakiku mulai lelah, akhirnya aku memutuskan untuk duduk disofa putih besar yang terlihat menggiurkan untuk kududuki.

CONTROL //H.S FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang