Chapter 18

52 7 6
                                    

🎵Not Afraid Anymore - Halsey🎵

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Kulangkahkan kakiku masuk kedalam rumah, kali ini tampak sepi ya walaupun memang selalu sepi. Hanya ada beberapa pelayan yang sedang berlalu lalang, sementara itu aku belum melihat Lecy ataupun Jannet. Padahal biasanya jika seperti ini Lecy lah orang pertama yang menyapaku, tapi biarlah mungkin mereka sudah tidur. Tapikan ini masih pukul delapan, sepertinya aku harus mulai terbiasa untuk tidak harus tahu dengan kegiatan mereka.

"Dimana aku harus meletakkan ini?." suara Bob sedikit mengejutkanku, ditangannya tergantung dua paper bag besar dengan merk ternama.

"Apa itu?." tanyaku mencoba memastikan.

"Tuan muda membeli ini untukmu, dia ingin kau memakainya." balas Bob masih berdiri mematung didepanku menunggu perintah dariku.

"Berikan padaku, biar aku yang menyimpannya." ucapku memutuskan namun belum sempat aku melangkahkan kakiku, aku terhenti saat seseorang menggenggam pergelangan tanganku, spontan aku menoleh untuk melihat siapa dia. Mr.Styles berdiri dihadapanku membuatku heran dengan tatapannya, dia terlihat berbeda. Matanya merah seperti selesai menangis, tapi apa alasannya menangis.

"Mr.Styles apa kau baik saja?." tanyaku berusaha memastikan apa yang terjadi dengannya.

"Tolong bawa ini kekamar." balasku dengan sigap memberikan paper bag besar itu lagi kepada Bob, diapun menurutinya.

"Olive, bisa kita bicara?." ucapnya malah kembali bertanya, aku semakin takut dan penasaran dengan perkataan dan mimik wajahnya saat ini.

Setelah aku mengangguk mengiyakan akupun mengekorinya berjaan menuju ruang kerjanya, seperti biasa. Dia mendaratkan tubuhnya disofa ruang kerjanya begitupun denganku, tak kelang beberapa detik orang yang tadi singgah dipikiranku masuk kedalam ruangan ini, Lecy. Membawakan nampan berisi dua cangkir teh didalamnya, dia tersenyum simpul padaku begitupun dengan Mr.Styles. Dia meletakkan cangkir itu diaras meja sebelum akhirnya berlalu dan meninggalkan ruangan.

"Aku sudah menemukannya Olive." ucapnya membuka pembicaraan tapi tanpa melihat kearahku, sembari memainkan dan memutar mutar sangkir teh diatas piring kecilnya.

"Apa maksudmu? Menemukan apa?." balasku tak mengerti, dia hanya tersenyum getir dan menyeruput teh lagi lagi tanpa melihatku.

"Pembunuh Elsa." damn! Mengapa harus membahas tentang mom lagi, mengapa semua orang berpikir bahwa mom dibunuh. Aku sendiri tak pernah terpikirkan bahwa kematian mom adalah kesengajaan seseorang, tetapi ini memang sudah takdirnya. Aku benci dengan situasi ini, dimana semua orang menyalahkan kematian mom, bahkan mungkin kurasa dia tak menginginkan semua hal bodoh ini terjadi.

"Mengapa kau begitu yakin bahwa mom mati terbunuh, ini sudah takdir." balasku sedikit emosi, namun kuredam amarahku. Setidaknya aku harus menghormati dengan siapa aku berbicara sekarang.

"Sekarang jelaskan padaku apa penyebab Elsa meninggal malam itu? Bukankah dia baik baik saja sebelumnya? Bahkan dia sempat berbincang denganku malam itu." ucapnya kali ini menatapku dalam dalam, seperti ingin mencari tahu isi dari pikiranku.

Ini semakin rumit saja, disatu sisi dia benar akan hal itu. Mom baik baik saja beberapa jam sebelumnya, dia bahkan tampak bersemangat mengerjakan pekerjaannya. Lalu tiba tiba dia meninggal begitu saja, itu tidak masuk akal. Tapi disisi lain, aku juga tak percaya bahwa mom dibunuh. Dan lagi mereka, maksudku Mr.Styles dan bibi menuduh bahwa Harry lah pembunuhnya, tapi mengapa sampai sekarang aku belun menemukan buktinya.

"Aku tidak tahu." balasku menunduk setelah sekian lama bertengkar dengan pikiranku.

"Mengapa ini bisa ada dilemari pakaian Harry?." ujarnya memperlihatkan cincin berlian milik mom, ya itu permberian dari Mr.Styles. mataku terbelalak saat aku menyentuh cincinnya, ini bukan mimpi sama sekali bukan mimpi. Aku sudah melewatkan hal ini, bahkan aku tak tahu atau lebih tepatnya tidak ingat bahwa mom mempunyai cincin itu, dan pada saat pemakamannya aku juga tidak memperhatikan cincin itu dijarinya.

CONTROL //H.S FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang