Chapter 12

83 12 5
                                    

~Earned it - the weeknd~

Dia masih berdiri mematung menunggu jawabanku, entah harus apa yang kukatakan padanya kali ini. Intinya aku masih mendidih soal kejadian pagi tadi, dia meremehkanku dan benar benar menjatuhkanku. Dan sekarang tujuannya kemari masih belum kuketahui, untuk apa dan urusan apa.

"Olive, boleh aku masuk?." tanyanya sekali lagi, sedangkan aku masih berpikir.

"Untuk apa meminta izinku? Bukankah kau bisa lakukan apapun yang kau mau disini Harry?." balasku pedas, aku tidak salah kan? Dia sendiri yang berkata seperti itu padaku.

Dia menunduk tak menjawab sindiranku, mungkin dia memang menunggu izinku.

"Masuklah." ucapku tanpa pikir dan akhirnya diapun berjalan mengekoriku masuk kedalam kamar.

"Maaf." singkat cerita itulah yang dia sampaikan padaku, setelah beberapa detik kami membisu.

"Untuk apa?." balasku tak ingin menatapnya.

"Semuanya."

Aku tertawa sarkastik "Lihat? Kau masih saja belum mau mengakui kesalahanmu." ucapku memposisikan tubuhku untuk duduk dikursi yang agak sedikit jauh darinya yang sedang duduk diranjangku.

"Kau benar, tak semua didunia ini bisa ku beli dengan uang. Aku salah, maaf jika perkataanku menyakitimu." ucapnya bangkit dari ranjang dan menghampiriku. Aku mendongakkan kepala menatap wajahnya, tercium aroma alkohol dari mulutnya.

Sedetik kemudian dia menarikku kedalam dekapannya, melumat bibirku dengan kasar namun masih terasa lembut didalam. Entah kenapa aku tidak menahannya untuk melakukan ini padaku, sialan! Dia mabuk!. Dengan cepat aku mendorong tubuhnya kebelakang, namun usahaku gagal. Dia masih terus menciumku, sementara aku tak membalas ciumannya. Memang aku menginginkannya, tapi setelah terpikir kejadian pagi tadi membuatku merasa geli melakukan ini padanya.

Dengan satu gerakan dia menggendongku tanpa melepaskan ciumannya, menggiringku menuju ranjang dan merebahkan tubuhku disana. Ciuman kami belum juga terputus sementara dia membuka kancing  kemejanya dengan cepat, setelah itu menarik tanktop yang kukenakan malam ini. Ditambah lagi aku tak menggunakan bra, dia bisa langsung melihat kedua payudaraku yang sudah mengeras. Sialan, mengapa aku begitu cepat terangsang?!.

"H..Harry hentikan.. Ah... Kau ma.. Mabuk." ucapku sedikit terengah saat dia mulai memainkan payudaraku dengan mulut dan jemarinya. Tetapi dia tak mendengarkan ucapanku, dia semakin liar.

Tanpa sepengetahuanku dia menarik hotpantsku kebawah bersamaan dengan celana dalamku, aku benar benar telanjang. Sementara dia masih telanjang dada dan juga masih memakai jeansnya, merasa tak mau kalah akupun mencoba membuka jeansnya. Kubuka tali pinggang yang mengait dijeansnya, kemudian membuka pengait dan resleting jeansnya. Secara bersamaan kutarik jeans dan boxernya kebawah, dia masih menindihku sambil menahannya dengan tangannya. Aku merubah posisiku untuk bangkit namun tertahan olehnya, dia masih mengambangiku diatas.

Mataku terpejam saat Harry mulai memainkan lidahnya dibagian paling sensitive milikku, tak kusangka aku dan dia melakukan ini. Dulu sebelum aku mengenalnya, aku sangat memimpi mimpikan hal ini agar terjadi padaku. Sekarang hal ini benar terjadi dan rasanya masih seperti mimpi, mataku kembali terbuka saat Harry menghentikan gerakannya. Dia menarikku untuk bangkit dari ranjang dan berlutut dihadapannya. Seperti tahu apa yang harus kulakukan, akupun meraih penisnya dan memijitnya perlahan. Kuakui ini bukan kali pertamaku melakukan ini, namun aku sudah tak lagi melakukannya untuk waktu yang cukup lama. Baru kutahu bahwa dia memiliki tatto juga dibagian pahanya, mengapa dia begitu terobsesi dengan tattoo? Bukankah itu menyakitkan?. Sedetik kemudian kukulum miliknya kedalam mulutku, sambil menatapnya aku melihat dia menikmati gerakanku. Kepalanya mendongak keatas, dan satu tangannya lagi menekan bagian belakang kepalaku agar memasukkan miliknya lebih dalam lagi. Sementara tanganku menekan pahanya berusaha menahannya untuk berhenti memaksaku, dia pikir ini mudah untuk dilakukan?! Sialan.

Satu gerakan dia menarikku yang sedang berlutut untuk menyamainya, akupun berdiri berhadapan dengannya. Lagi dia mencium dan melumat bibirku, kemudian menjalar kebagian leherku cukup lama. Setelah itu dia kembali mendorongku pelan keranjang, aku tak dapat melakukan apapun. Dia membuka pahaku untuk memudahkannya melakukan itu, tanpa aba aba dia langsung memasukkan miliknya yang kurasa cukup besar kedalam area itu. Walaupun ini bukan yang pertama kali, tapi rasanya memang seperti yang pertama bagiku. Wajar saja, aku sudah tak pernah melakukannya lagi selama kurang lebih setahun.

Rambutnya terjatuh menutupi sebagian wajahnya saat dia tengah memompaku, aku menjalarkan tanganku meraih wajahnya dan menyisihkan rambut itu dari wajahnya. Shit! He's so damn hot!.

"Fuck, ah.. Olive." desahannya membuatku semakin bergairah. Ini benar benar seperti mimpi bagiku.

Setelah beberapa saat akhirnya dia menggerang dan mengeluarkan pelepasannya bersamaan denganku, sedetik kemudian tubuh ku dan dia terkulai diranjangku yang terbilang kecil. Tapi kurasa seperti ini lebih bagus, dia langsung memelukku kedalam dekapannya. Akupun memeluknya dan memposisikan kepalaku dibahunya, aku seperti sedang tidur diatas tubuhnya. Kemudian dia menarik selimut yang terbengkalai didekat kakinya dan menyelimuti diriku bersamaan dengannya.

Bagaimana bisa aku melakukan hal ini dengan pria yang kusebut bajingan pagi tadi, kurasa aku sudah gila. Sementara kulirik dia sudah terlelap disampingku, sambil masih terus merangkul tubuhku kedalam pelukannya. Entah aku wanita yang beruntung atau tidak karena bisa mendapatkan Harry tanpa usaha yang cukup keras, maksudku bisa merasakan dirinya. Aku tahu aku belum memilikinya, dia hanya menggunakanku tak lebih dari itu. Mana mungkin dia bisa menaruh rasa pada seorang pelayan seperti diriku, sementara dibandingkan dengan wanita yang tadi pagi kudapati dikamarnya aku tertinggal jauh.

Damn! Mengapa aku mau melakukan hal kotor ini padanya, sedangkan pagi tadi dia juga baru melakukannya bersama kekasihnya itu. Apa yang akan terjadi esok? Apakah dia akan pergi meninggalkanku setelah aku tertidur, sama seperti yang dia lakukan padaku saat itu?. Entahlah.

***

Pagi ini aku terbangun terlambat, biasanya aku bangun pukul lima pagi tapi sekarang jam sudah menunjukkan pukul delapan pagi. Setelah melihat jam beker disamping ranjangku, aku kembali memperhatikan Harry yang masih tertidur disampingku. Pelukannya juga masih belum terlepas dari tubuhku, dia tidak meninggalkanku hari ini. Bibirnya, matanya, hidungnya, semua aku suka. Kurasa hanya sifat dan sikapnya saja yang kubenci, andai dia bisa lebih menjaga omongannya. Bodoh! Andaipun dia bisa menjaga omongannya, dia tak akan memilihmu!.

Kujalarkan tanganku kewajahnya, menyusuri lekuk lekuk wajahnya yang indah. Gerakanku berhenti dibibirnya, seandainya saja aku bisa merasakan bibir ini kapanpun ku mau. Sedetik kemudian matanya bergerak, sepertinya dia terbangun karenaku. Dengan cepat aku menarik tanganku menjauh dari wajahnya, aku ingin menggeser posisi tubuhku tapi nampaknya tak bisa. Jika aku terus menggeser tubuhku, aku bisa terjatuh kelantai.

"Olive." ucapnya dengan nada serak bangun tidurnya, suara yang paling kusukai didunia ini.

Sementara aku tak tahu apa yang harus dilakukan, terpaksa aku kembali memejamkan mataku. Berpura pura seolah aku masih terlelap, mungkin setelah mengetahui bahwa aku masih tertidur dia akan segera pergi dari kamarku. Tapi aku salah, dia malah merambatkan tangannya kewajahku. Menyelipkan beberapa helai rambut yang menutupi wajahku ketelinga, aku masih memejamkan mataku. Aku tak tahu apa yang terjadi selanjutnya, dia hanya diam tak bersuara. Sepertinya dia memandangiku, mengapa dia tak kunjung pergi?!.

"Bangunlah, aku tahu kau sudah bangun sedari tadi Olive." balasnya memainkan mataku pelan, mengelusnya dan kemudian mencium pelupuk mataku. Tapi aku tetap bersikeras untuk tidak membuka mataku, jika aku membuka mataku dia pasti menang karena sudah tahu bahwa aku bangun lebih dulu darinya.

Pintu kamarku terbuka, ingin rasanya aku bangun sekarang juga dan kembali menutup pintu kamarku. Namun aku akan terlihat menggelikan didepan Harry nanti, betapa bodohnya aku sampai lupa mengunci kamarku tadi malam.

To be continue.

Don't forget to vote and comments. Next chapter will be update very soon.

CONTROL //H.S FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang