28. Oppa...

138 9 1
                                    

Rooxie berjalan lemah menuju kelasnya pagi hari ini. Tidak seperti biasanya yang penuh dengan semangat, Rooxie seperti kehabisan baterai dalam hidupnya. Melewati koridor yang cukup ramai dengan hiasan beberapa poster acara-acara saat kelulusan tidak mampu membangkitkan gairah Rooxie, justru poster-poster tersebut yang menghilangkan mood nya hari ini.

Rooxie berhenti sejenak di depan tangga menuju ke lantai paling atas. Dirinya mungkin tidak bisa mengelak bahwa tidak bisa menghindari tempat terbuka di lantai paling atas itu, tapi mungkin tidak kali ini. Rooxie mengelengkan kepalanya pelan sambil berputar kembali menuju kelasnya, hari ini dan seterusnya Rooxie akan terus berusaha melupakan semua yang dirinya pikir tidak terlalu penting untuk masa depanya.

"YA! kenapa kau datang pagi seperti ini? tidak ke rooftop?" Seulbi memecah keheningan sesaat setelah Rooxie menaruh tas disampingnya. Tidak terlalu ada banyak orang kali ini dikelas, hanya para anak introvert yang sedang menikmati musik-musik di telinga mereka dan sekertaris kelas yang sedang sibuk menyatat.

"anii, memang nya kenapa?" Rooxie membuka kamasan roti yang ia beli di kantin sebelum masuk kedalam kelasnya.

"ah kau ingat 2 hari lagi pesta kelulusan kelas 12," Rooxie menghentikan aktivitas sarapannya sebentar, ia benar-benar tidak menyangka waktu akan berjalan secepat ini, "kau akan datangkan? ini kesempatan langka."

Rooxie mengangkat kedua bahunya. Dirinya masih sama seperti dahulu, tidak terlalu menyukai pesta kelulusan sekolah. Tapi mungkin untuk yang satu ini Rooxie akan berfikir 2 kali.

"entahlah."

........

Rooxie memandang bayangan dirinya di cermin ruang ganti. Gaun berwarna putih yang melekat pada tubuh rampingnya terlihat menawan dan cantik. Walaupun memang kenyataan sangat jarang memakai dress tapi Rooxie tidak bisa mengelak memiliki sebuah ketertarikan sendiri pada gaun-gaun cantik yang biasanya terpajang di balik kaca itu.

*tok tok*

Rooxie memberi celah sedikit pada pintu di belakangnya. Tepat seperti dugaannya, itu Seulbi yang sudah tidak tahan menunggu.

"Ya biarkan aku masuk," Seulbi menerobos pintu tanpa memperdulikan Rooxie yang akan mengizinkan atau tidak. Sedangkan Rooxie hanya bias menahan tubuhnya yang hanpir terhempas ke belakang.

"Woah lihat dirimu." Rooxie segera menutup mulut Seulbi yang masih setengah terbuka.

Rooxie segera mengganti pakaiannya kembali dan keluar kamar ganti tadi. Dirinya berhenti sejenak saat akan mengembalikan gaun tadi ketempat semula, Rooxie benar-benar bingung apakah akan membeli gaun tersebut dan hadir dalam pesta kelulusan itu.

*Kring*

Baik Rooxie maupun Seulbi, keduanya langsung menoleh kearah pintu masuk sesaat setelah mendengar lonceng. Kedua yeoja itu melebarkan kelopak matanya saat menangkap sesosok yeoja lain yang tidak asing. Yuri, si gadis muda menyebalkan itu berjalan mendekai Seulbi dan Rooxie yang sedang menatap sinis wajahnya.

"Ya, buat apa dia datang kesini eoh?" Seulbi berbisik kepada Rooxie. Sedangkan Yeoja yang sedang memegang sebuah gaun berwarna putih itu hanya terdiam sambil memperhatikan Yuri yang semakin mendekat.

"Annyeong chinggu," Yuri menampilkan sederet gigi rapih dan putih miliknya itu, Membuat kedua yeoja yang berada di hadapannya saling menatap kebingungan, "kalian akan datang ke pesta kelulusan bukan?"

"aniya" Rooxie berjalan melewati Yuri begitu saja. Mood nya seketika turun jika harus berhadapan dan berurusan langsung dengan Yuri.

Tanpa banyak bicara Seulbi mengikuti langka Rooxie yang berjalan meninggalkan butik. Bukan hanya Rooxie yang merasa kesal dengan semua tingkah laku Yuri, Seulbi pun juga sama. Kalakuan super manja dari seorang adik tiri L itu benar-benar mengganggu semua orang disekitar. Tidak jarang Rooxie dan Seulbi kebingungan bagaimana bias sahabat atau yang lebih layak disebut sebagai 'pengikut' Yuri itu bisa tahan dengan kelakuannya.

Give Me a Dream [INFINITE FANFICTION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang