"Rooxie-ya!"
"Omo!" Rooxie dijejutkan oleh Sungyeol yang tiba tiba menyapa nya pagi ini. Bagaimana tidak, ia baru saja keluar dari toilet dan namja itu sudah menunggunya.
"Wae-yo?" tanya Rooxie nada datarnya. Mengingat belakangan ini Sungyeol sedang dekat dengan Yuri membuat Rooxie agak canggung berbicara bersamanya.
Sungyeol tidak menjawab. Ia hanya memperhatikan Rooxie beberapa menit dan terlihat ingin mengatakan sesuatu.
"Ya! Ya! Rooxie tunggu" Sungyeol mengejar Rooxie yang langsung berjalan pergi begitu saja dari hadapannya. Sekarang dirinya tengah berjalan sejajar mengikuti langkah yeoja itu. Rooxie sedikit mempercepat langkah nya saat ini, tidak peduli Sungyeol akan tetap mengikuti atau tidak.
"Kenapa pergi?" tanya Sungyeol masih tidak mengerti.
"Kau terlalu lama berbicaranya, aku sedang buru-buru!" bentak Rooxie sembari terus berjalan ke arah kelasnya.
"Apa kau marah?" tanya Sungyeol berhati-hati. Langkah Rooxie langsung berhenti, seperti ada sesuatu yang merekat di sepatunya.
Ia berbelok menghadap Sungyeol. Kepalanya masih tertunduk sedari tadi. Beberapa detik kemudian ia mengangkat kepalanya, menatap langsung mata orang yang ada di hadapannya. Rooxie menyunggingkan senyum sinis nya. Perilakunya sekarang seolah olah dialah boneka seram dalam film horor.
"Kenapa harus marah?" nada bicaranya kini terdengar meremehkan.
Sungyeol masih menatap yeoja dihadapannya. Sikap dan sorot matanya berbeda dengan Rooxie dulu. Rooxie yang selalu memancarkan kebahagiaan kepada orang sekitarnya.
Rooxie hanya menahan tawa di dalam hatinya. Ia yakin aktingnya kali ini sukses besar.
Minggu lalu~
"Ya Rooxie kau harus bersikap seolah-olah tidak peduli dengannya. Dengan begitu sung- maksudku, ia pasti akan menyesali perbuatan nya kepadamu" Seulbi bersikeras meyakinkan pendapatnya kepada Rooxie. Ia lelah menghadapi sikap Rooxie yang sudah hampir 3 minggu seperti ini.
"Hah? Perbuatan apa?" Rooxie tidak mengerti kenapa Seulbi bicara seperti itu. Pasalnya ia belum menceritakan siapa penyebab sikapnya belakangan ini berubah. "Kau tahu darimana silapku berubah karna seseorang?" tanya Rooxie yang mulai mengintimidasi Seulbi.
"Eoh? Hmm aku tau dari Hoya Sunbae. Iya, dia bilang kau bahkan tidak bersemangat saat menemani dia dan Dongwoo dance beberapa hari lalu" Seulbi mencoba mengarahkan pandangan nya ke objek lain, bukan mata Rooxie. Itu membantunya lebih mudah mengarang sesuatu.
"Eoh.." Rooxie mengangguk
Seulbi tidak percaya. Bagaimana bisa temannya itu percaya oleh omong kosong nya. Apakah ia tidak berfikir kenapa Hoya Sunbae tiba tiba memberi tahu dia tidak semangat saat di ruang Dance? Jika memang Hoya Sunbae memberi tahu, ia pasti juga akan memberi tahu bahwa dirinya melihat Rooxie menangis di tengah lapangan. Dan apakah dia tidak mendengar Seulbi hampir menyebut nama Sungyeol tadi?.
"AKU TAHU CARANYA!" teriak Seulbi.
Seulbi bergegas mengambil laptop milik Rooxie yang berada di kasur. Ia menyalakannya dan menyetel sebuah video.
"Apa ini?" tanya Rooxie tidak mengerti.
"Ini! Kau harus akting saat berada di depan- hm depan..... di depan alasan mu menjadi murung seperti ini!" Rooxie hanya mengangguk.
Beberapa hari kemudian, keduanya sudah menonton beberapa video tentang akting. Mereka juga sudah mempraktekan nya di depan masing-masing ataupun depan cermin. Seulbi yakin sekarang Rooxie sudah jago akting.
KAMU SEDANG MEMBACA
Give Me a Dream [INFINITE FANFICTION]
FanficRooxie adalah seorang siswa menengah di salah satu sekolah London yang sebentar lagi lulus. Ia harus pindah ke korea selatan karna urusan usaha kedua orang tuanya. Hidup di korea tidaklah mudah seperti yang ada di drama. Ia menemukan banyak pertanya...