1. Kelemahan Alice

4.2K 86 12
                                    

Kediaman Ishida, 08.45 AM

"Emil !! Kau dimana ?", teriakku di pekarangan rumah. "Kau tak perlu bersembunyi~ Aku tau kau dimana~", teriakku lagi sambil memeriksa semak-semak yang ada di sekitarku.

"Onii-chan, kita tidak sedang bermain petak umpet.", ucap Emil yang ternyata sedang duduk di bangku. "Aku tau itu. Okaa-san memanggil mu dan juga aku.", ucapku sambil berjalan ke arah Emil.

"Tapi sebelumnya lebih baik kau ganti baju itu.", kataku lagi sambil menunjuk gaun bermotif bunga yang ia pakai. "Kotor sekali.. Kau habis main apa sih ?", lanjutku sambil menoleh ke arahnya.

"Sudah Emil bilang, ini bukan kotoran. Ini motif baju..", jawab Emil sambil menunjuk gaun nya. "Ya, ya. Aku tau.", ucapku sambil berbalik badan.

"Ibu dimana ?", tanya Emil sambil membuntuti ku. "Dapur.", jawabku sambil melihat-lihat isi kamera ku.

------

"Osu*, Akira-san !", panggilku kepada ayah di meja makan. "Sudah kubilang--ohok !!", ayah belum sempat menelan sereal yang ia makan, jadinya ia tersedak. "Panggil aku otou-san** !!", lanjut ayah setelah meminum air putih pemberian ibu.

(*artinya seperti what's up ?)

(**artinya ayah)

"Baik, Akira-san !", jawabku main-main sambil berjalan ke arah dapur. "Teme*...!!", gerutu ayah sambil mengambil ancang-ancang ingin memukul ku.

(*artinya kau, tapi dalam bahasa yang tidak sopan)

"Ada apa, okaa-san ?", tanya Emil yang sudah berada di sebelah ibu. "Satoru mempermainkanmu.", jawab ibu singkat, padat, dan jelas sambil mencuci tangan.

"Eii.. kenapa okaa-san beri tau ? Jadi tidak seru nih..", gerutuku sambil mencibirkan bibirku. "Heh ? Onii-chan mempermainkanku ?", tanya Emil yang ternyata masih tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi.

"Ibu sebenarnya tidak memanggilmu. Aku hanya iseng tadi.", jawabku sambil berlari ke arah meja makan dan mengambil dasi milik ayah. "Onii-chan..", gumam Emil dengan nada dasar-iseng.

"Oi !", panggil ayah ketika sadar dasinya hilang dari atas meja. "Aku akan mengambil dasi yang lain~", jawabku sambil berlari-lari kecil ke arah kamar ayah.

------

"Nah ! Ini lebih bagus !", ucapku kepada ayah sambil menyodorkan dasi berwarna merah. "Kukira kau bakalan iseng lagi..", jawab ayah sambil menerima dasi pemberian ku.

"Okaa-san dimana ?", tanyaku sambil menengok ke dalam dapur karena tak melihat sosok ibu. "Mungkin di kamar ?", jawab ayah yang masih sibuk dengan dasinya.

"Okee~", ucapku sambil berlari-lari kecil ke arah kamar ayah lagi.

------

"Itu dia !", gumamku sambil memasang mata ke ibu yang sedang memangku Emil dari sela pintu. Aku pun membuka pintu dengan pelan-pelan dan menutupnya dengan cara yang sama.

Kemudian, aku melangkahkan kaki sepelan-pelan mungkin hingga tidak mengeluarkan suara sekecil apapun. Kali ini pasti berhasil !!

Satu.. dua.. ti--

"Satoru, apa yang kau lakukan disana ?", tanya ibu tiba-tiba tanpa menoleh ke arah ku sama sekali. "Agh !! Kenapa susah sekali ?!", geramku sambil menarik-narik helai rambutku.

"Heh ? Onii-chan ? Sejak kapan--"

"Kau tunggu saja, Okaa-san !!", tantangku kepada ibu dan mulai berjalan geram ke arah pintu lalu menutup nya dengan cara membanting.

------

Kenapa susah sekali ?! Agh !! Aku benar-benar depresi sekarang. Kenapa ibu susah sekali untuk di permainkan ?!

After-Marriage LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang