3. Psikotes

2.9K 141 2
                                    

Hari ini ada, hal yang paling di tunggu-tunggu untuk anak kelas sepuluh, untuk melaksanakan Outing Class.


Kita pun berangkat lebih pagi dari biasanya, karena untuk menghindari macetnya jalanan Jakarta disetiap paginya, karena berpapasan dengan jam orang-orang untuk berangkat kerja.

Tempat yang pertama kali di kunjungi ada gedung DPR. Ini adalah pengalaman pertama ku ke gedung DPR tersebut.

Yang biasanya, hanya dapat aku lihat ditelevisi, tapi sekarang aku bisa melihat sekeliling secara langsung.

Selain itu juga bisa mendapatkan pembelajaran dan ilmu dari narasumber nya secara langsung.

Setelah hampir 4 jam kita habisnya waktu di gedung DPR, selanjutnya adalah Isoma (istirahat, sholat, makan) yang dilaksanakan hanyalah satu jam.

Karena kita harus melanjutkan perjalanan ke gedung Lipi, yang hanya membutuhkan 1 jam di perjalanan.

Di gedung Lipi pun tak kalah menarik nya dengan di gedung DPR, disana kita juga dapat belajar MEA (Masyarakat Ekonomi Asean). Dan kita pun dibebaskan untuk dapat bertanya-tanya dengan narasumber yang ada disana.

*****

(Percepat)
Udah hampir setahun aku dikelas X.3 dan sekarang pun penentu terakhir dalam menentukan IPA atau IPS nya? Yaitu melalui tes psikotes. Dan itu pun berlangsung besok.

Aku pun sudah mempersiapkan semua nya dengan matang. Psikotes pun berlangsung selama 2 jam. Dan itu pun sudah menguras habis isi pikiran ku... Pusing rasanya. Aku pun hanya biasa menyerahkan semuanya kepada Allah SWT dengan apapun hasilnya nanti.

Sebulan kemudian

Hasil psikotes yang telah di tunggu-tunggu pun sudah keluar, dan bisa diambil oleh orang tua masing-masing.

Mama dan bunda pun mengambil hasil psikotes tersebut.... Eitss yang aku sebut mama itu emang ibu kandung aku, tapi yang bunda itu tante aku. Aku memang udah panggil tante ku itu dengan sebutan Bunda.
Jadi jangan tanya lagi ya, "Zira mama kamu ada dua ya?"  bla bla bla.

❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄

Setelah ambil hasil psikotes tersebut, kita pun kembali ke mobil... Entah kenapa suasana dimobil jadi tegang.

"Ya Zira kok kamu masuk nya IPS sih?" Ucap mama kecewa.

"Emang kalau aku masuk IPS kenapa Maa?" Ucap ku biasa saja.

"Ya IPS kan gampang, masa iya gak bisa masuk IPA sih?" Ucap mama meremehkan.

"Maa, kata siapa IPS itu gampang? Tohh pelajaran ekonomi juga susah kan? Semua nya tuhh pasti ada kekurangan dan kelebihan nya masing-masing." Ucap ku sebisa mungkin tenang.

"Tapi kann..." Ucapan mama pun terpotong oleh ucapan bunda.

"Udah-udah, yang penting Zira bisa mengikuti pelajaran dengan baik, dan jangan terlalu menuntut Zira untuk masuk ke IPA, karena semua orang pasti punya kepintarannya masing-masing." Ucap bunda meleraikan.

Itulah perdebatan yang sering terjadi antara aku dan mama, dan sampe sekarang pun masih tetap terjadi.

*****

Tapi ada untungnya juga ya, di adakan psikotes tersebut. Dengan adanya psikotes tersebut, aku bisa tau kepribadian Ku yang sesungguhnya secara keseluruhan.

Akupun jadi semakin penasaran dengan dunia psikologi, apalagi sekarang aku udah mantap dengan pilihan ku saat ini.

Yaitu aku lebih memilih jurusan IPS. Dan ternyata yang aku bayangkan selama ini tentang IPA dan IPS, sangatlah jauh berbeda seperti dengan yang selalu aku pikirkan di SMP dulu.

Itu hanyalah tentang bagaimana cara kita berpikir tentang IPA maupun IPS itu sendiri.

IPA tidaklah se-keren dengan apa yang orang-orang bayangkan, kalau anak-anak IPA itu anak adalah anak yang pintar.

IPS juga tidaklah segampang yang orang-orang bayangkan, karena pelajaran ekonomi pun tergolong pelajaran yang cukup sulit dan harus butuh ketelitian yang tinggi.

___________________  /// __________________

Jangan lupa vote dan komen ya guyss.

Ohh iya aku mau deket nih sama kalian semua, bisa lewat chat.

Ig : ekaeyot

Makasih😊

IPA or IPS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang