12. Live In

833 44 3
                                    

Bulan Januari, adalah bulan yang paling di tunggu-tunggu. Karena apa? Ya karena kita akan live in ke Jogja.... Yeeeaaaaayyyy !!!

Lebih tepatnya hari ini kita berangkat. Aku pun sudah ada di sekolah, untuk datang lebih pagi.

Sudah terlihat ramai, oleh semua murid yang terlihat dari raut wajah mereka yang sangat antusias.

Kali ini aku akan se-bis bareng Zega di bis 1, sedangkan tiga anak kembar di bis 2.

Perjalanan yang sangat menyenangkan. Aku duduk bareng Alisha, sedangkan Erika dan Gilsha duduk di belakang.

Sesekali pun bis nya berhenti, hanya untuk isi bensin atau bagi yang ingin ke kamar mandi. Tapi hal itu kami gunakan untuk berselfie ria.

Bis sekarang udah kayak rumah kedua yang bisa berjalan. Karena apa? Karena kita tidur maupun makan ngelakuin semuanya ya didalam bis. Sampe nanti kita baru sampe di Jogja.

Sore harinya barulah kita sampe di Jogja, lebih tepat nya di Desa Gelaran II. Sekolah memang sengaja untuk memilih tinggal dirumah penduduk saja, dari pada harus di hotel.

Karena kalau dirumah penduduk kita dapat belajar membangun rasa prioritas dalam kemasyarakatan. Akupun setuju dengan penjelasan tersebut.

Kita juga disana dapat melihat secara langsung atau bahkan mengikuti kegiataan keseharian setiap warga disana.

*******

"Ayo anak-anak bawa barang-barang kalian... Jangan sampe ada yang tertinggal." ucap Pak Dadang memandu kita semua.

"Buset ini mau naik gunung apa mau ke rumah penduduk sih? Tinggi banget tanjakannya." oceh Ricky

"Elah ngeluh mulu lo jadi orang, tinggal jalan aja susah amat." celetuk Gilsha.

"Awas lo ya kalau ngeluh juga karena cape !" ledek Ricky.

Tapi hal itu tidaklah di hiraukan oleh Gilsha yang tetap meneruskan jalan nya.

"Huhuhu.... Gue.... Huhuhu cape banget.....huhuhu." ucap Gilsha ngos-ngosan.

"Bentar lagi juga sampe kok, semangat." ucap ku menyemangati, padahal mah juga capek. Hehe

"Wkwkwk, cape juga kan lo. Hahahaha gue bilang apa." ucap Ricky tertawa bahagia.

"Sialan lo !!!" ucap Gilsha geram.

Akhirnya sampe juga puncak. Alias sampe rumah penduduknya. Karena memang jalannya itu seperti tanjakan yang lagi naik gunung. Jadi agak sedikit cape, tapi seru.

Dan setelah itu acara penyambutan dari kepala desa, atas kedatangan sekolah kami.

Barulah setelah itu pembagian tempat tinggal. Aku jadi gak sabar, plus penasaran juga kira-kira aku akan tinggal dengan keluarga siapa ya? Dan bagaimana kehidupannya?

"Kelompok Alisha, tunggu disini dulu ya. Karena rumah kalian jaraknya masih jauh, harus naik bukit dulu." ucap kepala desa.

"Astaghfirullah.... Beneran pak?" ucap Erika tak percaya.

"Hahaha emang enak, tanjakan lagi.... Tanjakan lagi. Jangan ngeluh jadi orang." ucap Ricky meniru omongan Gilsha kayak tadi.

*Pletakkkk.

Gilsha pun memukul Ricky cukup kencang, untuk membalasnya.

Sekarang hanya tinggal Zega yang belum mendapat rumah tempat tinggal dengan para guru-guru yabg masih disitu.

"Iya kelompok Alisha silahkan masuk, itu rumah nya." ucap kepala desa.

"Loh pak katanya rumah kita masih jauh, harus naik bukit dulu." ucap Ku bingung.

"Hahaha... Engga rumahnya yang itu kok." ucap Kepdes tersenyum jail.

"Astaga... Jadi kita di kerjain nih?!" ucap Gilsha mulai emosi.

"Hahaha... Pak kepdes emang suka bercanda. Mending sekarang kalian masuk, beres-beres dan istirahat. Karena entar malam kita ada acara lagi." perinta Bu Shinta.

"Iya bu..." ucap kami bersama, kecuali Gilsha yang masih ngedumel sendiri.

'Bercanda sih bercanda, tapi gak usah ngerjain orang juga kali' ucap Gilsha pelan.

******

Kita masuk kerumah tersebut dan di sambut hangat oleh yang punya rumah.

Ternyata kita akan tinggal di rumah Mbah Putri dan Mbah Kakung.

"Assalammualaikum." salam kami semua.

"Wa'alaikumsalam... Ayo masuk. Tadi dijailin ya sama Kepala Desa? haha" tanya Mbah sambil tertawa.

"Iya mbah." ucap ku tersenyum.

"Yowes, beres-beres dulu. Ini kamarnya dan disitu kamar mandinya ya." ucap Mbah memberitahu arah kamar tidur dan kamar mandi.

"Njeh mbah, matur nuhun."

"Wihh Zira bisa bahasa jawa..." ucap Gilsha.

"Bisa dikit doang."

Kitapun langsung beres-beres dan bergantian untuk mandi.

Kita gambarkan rumah si Mbah. Rumah sederhana, tapi terlihat sangat damai.... Dan terlihat masih sangat asri dengan pedesaan, yang sangat jarang kita temuin dikota besar, seperti Jakarta.

"Temenin aku mandi yuk..." rengek Gilsha.

"Udah sih tinggal mandi ajh." ucap Alisha malas.

"Ahh ayokk, aku takut sendirian."

"Yaudah ayo ahh..."
ucap Alisha sambil menarik tangan Gilsha.

___________________ ///___________________

Jangan lupa vote and coment ya guys😊


Love
Eka.

IPA or IPS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang