Setelah mandi secara bergantian, kita memutuskan ingin keliling-keliling melihat pemandangan desa. Istilah nya sih JJS (jalan-jalan sore).Bisa dibilang, mata pencaharian penduduk sini adalah masih bertani ataupun berternak. Karena terlihat dari banyaknya ladang dan perternakan kambing ataupun sapi disini.
Mbah pun ternyata seorang berternak sapi, karena di belakang rumahnya terdapat banyak sapi. Dan sering kali mengisi kesunyian rumah tersebut dengan suara nya moooowwwww
Tak hanya itu, Mbah juga mempunyai ladang pare, yang dikelolah sendiri oleh Mbah Kakung. Dan rencananya besok pagi kita akan ke ladang mbah tersebut.
Ternyata cuaca tidaklah bersahabat, lagi asik-asik jalan-jalan ternyata turun hujan. Kitapun memutuskan untuk langsung pulang ke rumah Mbah.
"Adek-adek mau bantuin ibu gak susun ini?"
"Boleh... Boleh kita bantuin bu." ucap ku senang.
"Hanya ini tohh makanan nya untuk nanti malem acara nya." ucap ibu-ibu tersebut.
"Ohh ini makanan untuk acara nanti malem ya bu?" tanya Erika.
"Iya." jawabnya.
"Wahh enak nih kayaknya Bu. Hehe"
ucap Alisha."Ihh udah lama gak makan picang goceng." ucap Gilsha seperti anak kecil.
"Gak pantes ngomong kayak anak kecil gitu wkwkw." tawa Erika.
"Ini lho ada untuk kalian juga." ucap nya sambil menyerahkan piring berisi pisang goreng.
"Wah makasih bu." ucap kami berbarengan.
******
Malam yang dingin serta diguyur oleh deras hujan, tapi tidak menjadi menghalangkan bagi para siswa/i untuk datang ke posko, untuk mengikuti acara malam ini.
Yaitu acara menyambutan.
Bahkan ada yang rela-rela hujan-hujanan, karena lupa bawa payung. Ada pula yang sengaja main air hujan, untuk saling membasahi temannya satu sama lain.
"Wihh enak nih ujan-ujan gini makan pisang goreng." celetuk Ricky
"Iya dong, gue yang buat tuhh." ucap Gilsha bangga.
"Alahh paling yang buat ibu-ibu nya, lo mahh cuman nyusun doang. Ya kan?" ucap Ricky meremehkan.
"Iya juga sih." ucap Gilsha pelan.
"Ya udah sih tinggal makan ajah!!!" ucap nya sewot."Udah-udah pertunjukan Tom&Jerry nya nanti ajah, acara udah mau di mulai tuh." ucap Alisha yang asik makan pisang goreng dan teh hangatnya.
"Sirkus kali ahh pertunjukan." celetuk Ricky pelan.
Semua yang hadirpun menikmati acara yang ada, sambil di temani dengan makanan yang tersedia. Selain pisang goreng dan teh manis panas, ada juga tahu bacem, dan kacang rebus.
Serta diselingi dengan tawa ria, karena lelucon yang dilontarkan oleh Pak Kepdes.
Kita, terutama Zega, kalau melihat Pak Kepdes, jadi mengingat kejadian tadi sore. Karena kejahilannya terhadap kita, dibilang rumahnya jauh dan harus naik perbukitan, padahal mah rumahnya dekat, sangat dekan malah dengan posko.
Malam pun semakin larut, dan acara pun sudah selesai. Semuapun pulang untuk kembali ke rumah penginapan nya masing-masing.
******
Pagi-pagi yang cerah, kitapun sudah bangun terlebih dahulu untuk menunaikan sholat subuh berjamah bersama Mbah Kakung dan Mbah Putri.
Setelah itu kitapun beres-beres rumah, ya walaupun hanya hal-hal yang simple, seperti menyapu, ngepel, dan membereskan tempat tidur.
Setelah itu kita pamit untuk berkeliling, menikmati sejuknya udara pagi di pedesaan.
"Gila sejuk banget udaranya sumpah dah, gue jadi betah tinggal sini." ucap Gilsha.
"Coba ajah di Jakarta udara nya kayak gini ya." ucap Alisha berandai-andai.
"Jakarta udaranya mah udah tercemar oleh polusi pabrik, kendaraan, dan masih banyak lagi. Dan itu semua karena siapa? Karna ulah kita juga kan..." jelas Erika
"Kadang kita menuntut untuk udara itu bisa bersih, tapi kita juga yang merusak nya." ucap Ku.
Tanpa kita sadari, kitapun sudah sampai kembali dirumah Mbah. Dan melihat mbah yang sedang ngelolah jagung. Kita pun bergegas ingin membantunya.
"Mbah ini jagung nya nanti mau dibuat apa?" tanya Alisha
"Untuk mau diolah kembali menjadi mie jagung."
"Perolehan harganya kira-kira berapa toh mbah?" tanya Ku.
"3500 per kg."
Hati ku tertegun, hanya mendapatkan 3500 per kg. Harga yang tidak seberapa dengan berjalannya proses untuk menanam jagung tersebut. Yang membutuhkan waktu lama untuk menanamnya, kurang lebih sebulan, dan yang dihasil pun tidaklah banyak, hanya 5 kg untuk sekali panen.
Itu artinya mbah hanya mendapatkan 17.500 per bulan nya. Apa kah itu cukup?
Astaghfirullahalazim.... Betapa beruntung nya aku dapat hidup, dan masih bisa mencukupi semua kebutuhan ku, atau bahkan lebih.
******
Sekarang kita sedang berada di ladang pare mbah kakung. Yang memang sedang dalam masa panen.
Walaupun untuk bisa ke ladang, sangat butuh perjuangan. Karena jalanannya yang licin, akibat hujan kemarin, jadi kamipun harus berhati-hati supaya tidak tergelincir jatuh.
"Aduh ini gimana jalan nya..." keluh Gilsha.
"Hati-hati Gis." ucap ku.
"Ahh dasar orang kota norak gak pernah ke ladang, jadi gini nih." celetuk Erika.
"Kebalik ya. Bukan nya biasa nya orang desa yang norak, karena gak pernah ke kota." ucap Gilsha pelan, tapi tetap terdengar oleh ku.
"Hush! Gak boleh ngomong begitu!." ucap ku mengingatkan.
"Iya iya maap." ucap Gilsha bersalah.
Selama berladang kita sempatkan untuk berfoto-foto ria untuk dokumentasi, baru bantu Mbah lagi.
Tapi kayak nya kebanyakan selfie ria nya deh, dari pada bantuin Mbah nya. Hihi.
Sedang asik berselfie dan membantu Mbah, ternyata kita bertemu dengan tiga anak kembar.
"Hey! Kalian mau kemana? Teriak Gilsha.
"Mau mandiin sapi di sungai." teriak Iz juga.
"Kayaknya seru tuh." celetuk ku.
"Kalian mau kesungai? Gpp kesungai aja sana." ucap Mbah Kakung.
"Ah... Boleh mbah?" ucap Gilsha antusias.
"Bolehlah siapa juga ngelarang." ucap Mbah tersenyum.
"Asik... Makaasih mbah." ucap kami bersama, dan hanya di jawab dengan senyuman dan anggukan kepala Mbah Kakung.
Akhirnya kitapun berjalan, menuju sungai bersama-sama.
Sesampainya disungai, yang pertama kali ku lihat adalah air yang begitu bersih terlihat sangat segar. Tak lupa kitapun membantu mereka untuk memandikan sapi.
Setelah selesai dari sungai, kita pun langsung beristirahat dan makan siang. Karena nanti sore kita harus pergi lagi, ke Gua Pindul. Untuk melakukan Body Rafting
******
Jangan lupa vote and comen ya guys😊
Love
Eka.
KAMU SEDANG MEMBACA
IPA or IPS
Teen FictionKisah seorang gadis, awal masuk SMA dan menentukan dua pilihan yang sangat bimbang. Dan ujian perkataan-perkataan yang tidak enak setelah dia mengambil keputusan tersebut. Bisa dia sabar dalam menghadapi setiap perkataan-perkataan tersebut? Dan memb...