Hal yang paling di tunggu-tunggu oleh semuanya, yaitu melakukan Body Rafting di Gua Pindul dan sungai Oya.
Sekarang kita sedang berjalan menuju ke sana. Dengan jalan yang cukup terjal dan berbatuan.
Akhir nya kita sampai di tempat.
"Zira ikut yukk...." bujuk Erika.
"Gak ahh... Kalian ajah, aku tunggu di situ aja. Oke?" ucap Ku.
"Ahh gak seru kalau kamu gak ikut."
"Seru kok, tuhh banyak yang ikut kan. Udah sana." ucap ku terus membujuk mereka supaya tetap ikut.
"Kamu kenapa Zi gak ikut?" tanya Al
"Gak aku takut." ucap ku jujur.
"Kan ada aku." ucap nya.
"Iya kan ada yang lain juga, gak bakalan kenapa-napa." ucap El.
"Malahan seru kok. Ayok." ucap Iz.
"Gak deh." ucap ku tetap menolak.
"Yaudah jangan dipaksa, mukanya sampe pucet gitu." ledek Al.
"Udah sana, tuh udah pada jalan." ucap ku.
"Kamu tunggu situ ya." tunjuk Al terhadap warung kopi
Setelah dibujuk dengan rayuan, akhirnya mereka mau juga pergi untuk ambil ban, dan mulai body rafting, walau tanpa kehadiran Ku tentunya.
******
Aku sedang menunggu di warung kopi, tapi sudah hampir 1 jam kenapa yang lain belum muncul-muncul juga ya.
'Astaga, ini gimana? Kok belum pada balik sih? Aku mau pulang ke rumah mbah, tapi gak hafal jalan pulang nya. Aduh gimana nih.' batin Ku mulai gelisah.
"Ehh mbak gak ikut body rafting?" sapa bapak-bapak yang tiba-tiba datang menghampiri ku.
"Gak pak." ucap ku singkat.
"Kenapa? Takut?"
"Hmm... Iya."
"Ehmm... Maaf pak, biasa nya body rafting berapa lama ya?" tanya ku
"Satu jam paling kenapa?"
"I-ini udah satu jam lebih, tapi kok temen-temen saya gak muncul-muncul ya pak?" tanya ku mulai cemas.
"Ohh mereka turun nya gak disini lagi mbak, tapi langsung kesananya."
"Oh gtu ya."
'Astaga ini gimana aku mau pulang, hubungin mereka juga gak bisa.... Oh iya hp mereka kan di tinggal di rumah mbah. Aduh gimana dong ini...'
"Mbak tenang dulu, entar ada kok yang anterin ke tempat penginapannya. Tapi orangnya masih disana dulu, ngurus yang lain. Bentar lagi juga kesini kok." ucap bapak-bapak tersebut, yang sepertinya tau rasa ke khawatiran aku.
"Alhamdulillah. Makasih pak."
"Minum dulu ya mbak, mau pesen apa?" tawar bapak itu.
Sebenarnya aku haus sekali dari tadi jalan jauh tapi tidak minum-minum. Tapi aku lupa bawa dompet, aku gak ada uang sama sekali.
"Gak usah pak, terimakasih." tolak ku secara halus.
"Gpp, sambil nunggu di anterin, minum dulu ya."
"Gak usah pak, beneran gpp."
"Bapak bayarin, minum teh ya. Bu'e teh satu sama kopinya satu ya." ucap bapak tersebut yang langsung memasankan teh dan kopi kepada penjual warung tersebut
KAMU SEDANG MEMBACA
IPA or IPS
Teen FictionKisah seorang gadis, awal masuk SMA dan menentukan dua pilihan yang sangat bimbang. Dan ujian perkataan-perkataan yang tidak enak setelah dia mengambil keputusan tersebut. Bisa dia sabar dalam menghadapi setiap perkataan-perkataan tersebut? Dan memb...