16. Kampus

912 43 0
                                    

Aku pun segera berlari menuju mobil, dan memasukkan koper dan barang-barang ku lainnya ke dalam bagasi mobil.

Mobil pun kembali berjalan, menyelusui jalanan ibu kota yang padat merayap, dijam pulang kerja seperti ini.

"Gimana live in nya? Seru?" tanya Bunda memecahkan keheningan yang terjadi di dalam mobil.

"Seru banget bun, disana Zira pergi keladang, ngelolah mie jagung, dan suasana pedesaan nya itu lho masih sangat kental, Zira jadi betah pengen tinggal di situ. Hihi." ucap Ku semangat.

"Alhamdulillah kalau kamu bisa menikmati selama live in berlangsung. Lumayan buat pengalaman kamu nantinya kan, kayak bunda waktu itu juga, pas SMA. Hahahaha." ucap Bunda senang.

"Tapi Zira masih ngerasa sedih bun,"

"Loh sedih kenapa?"

"Iya sedih karena harus tinggalin Mbah Kakung dan Mbah Putri nya, yang cuman tinggal berdua aja di rumah. Sedangkan anaknya merantau di Bogor."

"Itu arti nya, rasa sayang kamu sama mbah kakung dan mbah putri sudah tumbuh, walaupun cuman dua hari. Kamu doain ajah, semoga mbah selalu di kasih kesehatan sama Allah SWT."

"Aminnn."

*****

"Zira..." panggil mama dari luar kamar aku.

"Iya mah masuk ajah." teriak nya dari dalam kamar

"Nak ini ada kiriman pos, atas nama kamu." ucap mama menyerahkan amplob coklat kepada ku.

"Ini isinya apaan ya mah?" tanya ku penasaran

"Mama juga gak tau, coba buka. Mama ikutan penasaran jadinya."

Aku membuka nya secara perlahan, dan mulai mengeluakan kertas yang ada di dalam nya, serta langsung membacanya dengan teliti.

"Aaaaaahhhhhh mama." ucap ku senang dan langsung memeluk nya.

******

Saat ini aku sedang berada di Cafe. Tempat favorite Zega jika ingin berkumpul bareng. Tapi kali ini tak hanya Zega yang akan janjian di Cafe tersebut, melainkan 3 anak kembar pun diajak untuk ke Cafe tersebut.

Perlahan kita semuapun sudah datang ke Cafe tersebut, dengan format yang lengkap, yaitu 7 orang.

Kita pun tak lupa memesan makan dan minuman khas di Cafe tersebut, yaitu Spaghetti bolognese dan minuman nya vanila coffe.

"Ya gue ajak kalian kesini, selain buat ngumpul bareng. Tapi juga mau ngomongi kuliahan." ucap Gilsha memecahkan keheningan.

"Eh iya, kira-kira kalian pada mau kuliah di mana?" tanya Alisha

"Ahh ngomongin kuliahan, gue masih bingung kuliah dimana?" jawab El

"Ahhh si Al mah enak dapet beasiswa. Gak nanggung-nanggung lagi beasiswa nya di UNI." celetuk Iz

Hukk...hukk. "Al kamu juga dapat beasiswa di UNI? Berarti sama dong, aku juga, baru ajah tadi dapet kiriman dari kotak pos, isinya lembaran beasiswa." ucap ku yang hampir terdesak minuman ku sendiri.

"YES.... Berarti aku bisa satu kampus sama kamu dong, asik." ucap Al kesenangan.

"Ehh itu namanya lo menang banyak Al." ledek Iz

"Tunggu-tunggu jadi Al sama Zira dapet beasiswa di UNI?" ucap Gilsha yang terlihat masih bingung.

"Wahh enak banget dong, gak harus cari-cari kampus-kampus lagi." ucap Erika

"Ya wajar sih mereka dapet beasiswa, kan mereka dapat nilai tertinggi pertama diangkatan. Nilai nya juga hampir sempurna lagi." ucap Alisha.

"Lebay lo Lis." ucap Al

IPA or IPS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang