Goresan Pena (3)

3K 167 10
                                    

"De aku berangkat ke sekolah dulu ya" ucap Rio kepada Dea yang masih terbaring lemah diranjang rumah sakit.

"Yo jangan tinggalin aku" ucap Dea lemah.

"Rio harus sekolah Dea, nanti sepulang sekolah Rio janji bakal langsung kesini. Kamu mau nitip sesuatu sama Rio?" Rio mengusap lembut kepala Dea.

"nggak Yo, Dea nggak mau apa-apa. Dea cuman mau Rio nemenin Dea itu aja" ucap Dea

"iya, yaudah Rio berangkat dulu. Kamu istirahat aja kalau mau apa-apa tinggal panggil suster. Kamu jaga kesehatan ya. Jangan sampek penyakit darah tinggi kamu kumat lagi" ucap Rio kemudian menyangklongkan tas kepundaknya.

Cup
Rio mengecup puncak kepala Dea sekilas, kemudian pergi ke sekolah.

########
Rio berjalan dengan cepat, raut diwajahnya menandakan kalau dia sedang marah sekarang. Sangat marah.

"mana Ify" teriak Rio saat berada didepan kelas Ify.

Semua yang ada disana memandang Rio takut. Baru kali ini mereka melihat Rio yang sampai semarah ini.

Rio berjalan memasuki kelas 10-A dia berjalan mendekati Ify yang tak tahu akan keberadaanya. Semua yg ada disana menatap Ify cemas.

"permisi gadis miskin" ucap Rio tajam membuat Ify terjingkat dari tempat duduknya.

"kka kak Rio" ucap Ify terbata.

"iya ini gue, kenapa? Ada masalah?" tanya Rio tajam membuat Ify takut setengah mati.

"lo tau, karena perbuatan lo kemarin Dea sekarat dirumah sakit. Dengerin gue gadis miskin ini yg pertama dan terakhir kalinya lo ngelakuin kesalahan. Kalau sampek hal kemarin terulang lagi, gue nggak akan segan-segan buat hidup lo yg udah menderita semakin menderita. Camkan kata-kata gue" setelah berucap Rio langsung pergi dari kelas Ify tak peduli dengan lawan bicaranya yg sedari tadi berusaha menahan tangis.

  SVA yang baru saja datang dan sedikit melihat kejadian antara Rio dan Ify, langsung menghampiri Ify saat Rio sudah beranjak dari sana.

"Fy, lo nggak papakan? Kak Rio nggak ngapa-ngapain lo kan?" tanya Via khawatir, Ify menggelengkan kepalanya lemah.

"emang kak Rio ngomong apa sama lo Fy?" tanya Shilla, Ify tak menjawab ia hanya terdiam seribu bahasa.

"apapun itu yang diomongin kak Rio, pasti udah nyakitin hati Ify" ucap Agni.

"gue bersumpah nggak akan maafin kak Rio dan bakal kasih dia pelajaran kalau sampek dia ngapa-ngapain lo Fy. Gue bersumpah" ucap Agni tajam kedua tangannya mengepal erat.

"hiks hiks" Ify menangis ia sudah tak kuat menahan tangisnya sejak tadi.

"tenang Fy, kita ada disini sama lo. Lo nggak sendiri Fy" ucap Via sambil mengelus bahu Ify.

"kita akan selalu ada disamping lo apapun yang terjadi. Lo sahabat kita Fy, jadi gue mohon hapus air mata lo. Nggak ada gunanya lo buang air mata lo sia-sia gitu aja karena cowok brengsek itu Fy" ucap Shilla, ia menghapus air mata Ify.

########
Di taman belakang sekolah, terlihat Oik dan Cakka sedang duduk disalah satu bangku. Oik menyenderkan kepalanya dipundak Cakka, Cakka menggenggam tangan Oik.

"Ik kamu janji kan nggak akan ninggalin aku, apapun itu yg terjadi" ucapan Cakka membuat Oik mendongak menatapnya.

"tidak, aku akan selalu disamping mu apapun itu yg terjadi" ucap Oik, ia menggenggam kedu tangan Cakka.

"janji kamu nggak akan tinggalin aku?" Cakka menangkup kedua pipi Oik dan menatap kedua matanya lekat.

"aku janji" ucap Oik.

Teeettt
"udah bel, ayo masuk" ajak Cakka, Oik hanya mengangguk kemudian berjalan disamping Cakka menuju kelas mereka masing-masing.

Jangan lupa vomenya guys😉

Goresan PenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang