goresan pena (19)

2.6K 134 2
                                    

Krriinnggg.....

Jam weker Ify berbunyi dengan nyaringnya membuat si empunya langsung terbangun kemudian mematikan jam wekernya. Jarum jam menunjukkan pukul 05.00 dan ini hari minggu itu artinya hari ini adalah hari joging. Ya, setiap minggu Ify selalu melaksanakan joging entah itu dengan Ray atau hanya sendiri.

Ify menoleh kesamping saat ia mendengar suara diatas kasurnya, gadis itu menggeleng pelan kenapa ia sampai lupa dengan gadis yang masih memejamkan matanya itu. Kenapa ia lupa jika Dea semalam menginap dirumahnya? Ckckck Ify Ify dasar pelupa.

"De, Dea bangun yuk De kita joging" Ify mencoba membangunkan Dea, tapi apa respon gadis itu? Ia malah menutup wajahnya dengan bantal yang ia kenakan. Terlalu.

"Dea, ayookk kita joging De. Ayoo" tanpa perasaan Ify menarik tangan Dea. Membuat gadis itu mau tidak mau membuka matanya, daripada tangannya copot karens ulah Ify.

"eenngghhh, iya-iya ini gue udah bangun kok" ucap Dea serak, matanya masih setengah terbuka.
"okey, sekarang lo kekamar mandi terus cuci muka gue tunggu. Kita joging gue nggak mau tau" ucap Ify, lebih tepatnya perintah yang harus diiyakan.

"iya iya, tunggu aja diteras depan" ucap Dea kemudian turun kebawah untuk cuci muka begitupun dengan Ify yang turun menuju teras depan menunggu Dea.

*****

"hei hei, bangun-bangun. Kita balik sekarang. Cepet mandi.. Cakka jangan ngiler mulu basah tuh kasur gue. Alvin, Gabriel bangun" suara Rio membuat ketiga sohibnya itu terbangun.

"ehngh... apaan sih Yo? Gue masih ngantuk nih" ucap Alvin serak dan kembali tidur sambil memeluk Gabriel -_-

"cepet bangun atau lo semua gue kurung disini" ancam Rio.

"hemm" hanya itu yang keluar dari bibir ketiganya.

Rio menggelengkan kepala melihat tingkah sohibnya, ia melenggang pergi ke arah dapur untuk menyiapkan sarapan.

Kini Rio sudah berada di dapur memotong bawang putih dan bawang merah untuk dicampur dalam nasi goreng buatannya, semua bumbu sudah siap semuanya kini Rio menuangkan sedikit minyak dalam wajan kemudian menyalakan kompornya dengan api kecil.

Drtt... Drrtt...

Rio membuka ponsel dan membaca pesan.

08213289xxxx

Lo Rio bukan? Apa lo ingin tahu siapa adik tiri lo? Gue tahu rahasia keluarga lo tuan Rio. Jika kau penasaran datang ke rumah tua di jalan Venus sore nanti.

Rahang Rio langsung mengeras saat membaca isi pesan tersebut. Kejadian beberapa tahun silam kembali berputar di otaknya untuk kedua kalinya. Ia sudah mengubur memori itu dalam, tapi hanya dengan satu pesan saja masalalu kembali tergambar jelas dalam memorinya. (masih inget yang papa Rio udah nikah sirih selama 3 tahun? Kalau lupa baca part 10 awal)

Pikiran Rio tidak jernih sekarang, yang ia pikir hanya ia harus bertemu dengan orang itu harus! Itu tekadnya. Rio kembali melanjutkan acara memasaknya.

*****

Via, mama, dan papanya kini sedang berkumpul di ruang tengah sambil menonton tv Jarang-jarang bukan dirinya bisaa berkumpul seperti ini? Terutama dengan mamanya yang super duper sibuk itu, sebenarnya tidak menonton karena tiga orang ini sejak tadi hanya bercengkrama dan tvnya dibiarkan menyala begitu saja.

Cklek....

Tawa mereka terhenti saat pintu berwarna putih terbuka begitu saja. Via pikir itu adalah sohibnya, karena hanya mereka yang berani masuk kerumahnya tanpa salam. Tapi ternyata dugaannya salah.

Goresan PenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang