goresan pena (7)

2.7K 140 18
                                    

Tak terasa aniversary sma VIS kurang 3 hari lagi, anggota drama musikal semakin gencar untuk latihan.

"oke sekarang kita lanjut ke adegan RiFy, kalian harus dansa seromantis mungkin bangun kemistri kalian oke"

"ayo go go kita mulai" ucap kak Uchie.

Rio dan Ify yang mendapatkan giliran pertama langsung maju kedepan.

Rio dan Ify harus melakukan adegan dansa, Rio meletakkan kedua tangannya dipinggang Ify dan Ify meletakkan kedua tangannya dipundak Rio.
Adegan dansa dimulai, Rio dan Ify menggerakkan tubuh mereka kekanan dan kekiri.

"stop-stop kalian ini gimana sih. Rio Ify kalian lebih deket lagi. Ayo cepat waktu kita tinggal 3 hari" suruh kak Uchie

"idihh males ah deket-deket gadis kampung, norak binti miskin itu kak" ucap Rio sambil menatap tajam Ify.

"RIO!! berapa kali kakak ingetin kamu, jaga ucapan kamu Rio. Ify juga manusia yang punya perasaan, jadi sekarang ikutin apa yang kakak perintahkan tadi" bentak kak Uchie, Rio yang dibentak sudah menyumpah serapahi guru teaternya itu.

Rio dan Ify mengulang adegan dansa mereka, kini tubuh mereka sangat berdekatan. Jarak wajah mereka saja mungkin hanya 5 cm. Rio menundukkan kepalanya dahinya bersentuhan dengan dahi Ify. Rio melingkarkan tangannya ke pinggang Ify, sedangkan Ify melinggkarkan tangannya ke leher Rio.

Adegan dansa itu terjadi selama beberapa menit, ada yang ingin berada di posisi Ify dipegang oleh pangeran tampan kebanggaan sma VIS

"cish dasar cewek murahan, lihat aja lo nanti Fy gue bakal beri lo perhitungan" gumam Dea yang sedang kesal melihat adegan didepannya itu.

Saat Ify sedang melakukan adegan putar tanpa sengaja kakinya tercekluk membuat dia hilang keseimbangan dan Rio dengan reflek menahan pinggan Ify dengan tangan kanannya dan tangan kirinya masih setia menggenggam tangan Ify (bingung jelasinnya bayangin aja kayak di sinetron)

"idih apaan sih lo cari kesempatan aja" Rio langsung melepaskan pegangannya ke Ify, otomatis gadis itu terjatuh kelantai.

"Rio! Kamu mau kemana?" teriak kak Uchie saat Rio pergi dari sana tapi Rio tak merespon pertanyaan kak Uchie.

"kak saya permisi ke kamar mandi" pamit Ify.

Ify berjalan ke arah kamar mandi ia tak tahu bahwa bahaya akan mengancamnya.

Selesai dari kamar mandi Ify mencuci tangannya di wastafel tiba-tiba saja sebuah tangan memegang pundaknya dan membalikkan tubuhnya kasar.

Plak
Satu tamparan keras mendarat kepipi mulus Ify, Ify langsung memegang pipinya yang sekarang terasa panas akibat tamparan itu.

"puas lo hah? Cari kesempatan iya? Dasar cewek murahan. Lo tahu kan Rio itu pacar gue, jadi lo ngapain pegang-pegang dia tadi. HAH?" bentak Dea, Ify yang tidak biasa mendapat bentakan air matanya jatuh begitu saja.

"gu gue disuruh kak Uchie hiks itu udah tun tutan hiks drama hiks hiks" ucap Ify sambil terisak.

"awww" Ify merintih saat rambutnya ditarik kuat oleh Dea.

"gue ingetin sekali lagi sama lo cewek murahan, jangan deketin Rio apalagi cari kesempatan kayak tadi karena gue bakal buat hidup lo nggak nyaman" bisik Dea tajam tepat di telinga Ify.

Bruk
Dea mendorong Ify kuat membuat kepala gadis itu terbentur wastafel cukup keras. Ify hanya bisa menangis bukan karena rasa sakit dikepalanya tapi sakit hati karena perilaku Dea.

#########
SVA sedang bingung menunggu Ify dikelas yang tak kunjung tiba.

"Ify kemana sih?" tanya Via bingung.

"ehhm tadi sih gue denger dia izin ke kamar mandi" ucap Agni

"ke kamar mandi kok lama, kita susulin aja yuk gue takut terjadi apa-apa sama Ify" ucap Shilla, SA hanya mengangguk kemudian pergi kekamar mandi cewek.

Ditengah perjalanan SVA bertemu dengan Dea cs, mereka tak sengaja mendengar cerita Dea dikamar mandi tadi.

"apa? Lo udah apain Ify dikamar mandi tadi hah?" teriak Agni, Agni memang mudah terbawa emosi.

"heh cewek jadi-jadian jangan teriak didepan Dea tau nggak" bentak Oik sambil menunjuk Agni.

"cish, mau aja jadi dayangnya Dea" ucap Via

"apa? Dayang lo bilang? Kita itu sahabatnya Dea bukan dayangnya Dea" ucap Nova sambil menatap Via tajam dan dibalas tatapan tajam juga dari Via.

"hahahah sahabat? Gue nggak yakin tuh" tawa Shilla

"elo.." desis Angel tajam kepada Shilla.

SVA dan Dea cs saling menatap tajam, rasa benci jelas terpencar di mata mereka.

"hei hei kalian ini apa-apaan" teriak Cakka yang berjalan kearah mereka bersama ketiga sahabatnya itu.

"Rio.... Temen-temennya si miskin itu nuduh gue ngapa-ngapain si miskin itu" adu Dea kepada Rio sambil menyenderkan kepalanya ke pundak Rio.

"hei! Kalian kalau bicara itu dipikirin dulu pakek otak, mana mungkin pacar gue yang baik ini menyakiti temen lo yang miskin itu" ucap Rio tajam

"tapi tadi gue denger kalau pacar sinting lo ini nampar pipi Ify" Agni menunjuk wajah Dea, Rio dengan sigap langsung menahan tangan Agni.

"Gue kenal Dea udah lama gue tau siapa Dea dan gimana orangnya, dia nggak mungkin kotorin tangannya yang suci itu untuk menampar pipi si gadis miskin itu" ucap Rio sambil menatap Agni tajam, kemudian Rio menghempaskan tangan Agni yang tadi dipegangnya.

"gue nggak mau tahu, awas aja kalau terjadi apa-apa dengan Ify gue akan buat perhitungan buat kalian" ucap Shilla tajam

"mau apa lo hah? Gue tanya lo mau apa?" Angel melangkah mendekat ke arah Shilla membuat Shilla memundurkan langkahnya.

"lo macem-macem sama kita jangan harap temen miskin lo itu bakal hidup sejahtera disini" ucap Angel tajam.

Plak
Shilla menampar pipi Angel sangat keras membuat gadis itu tersungkur ke lantai.

"elo..." Gabriel mendesis tajam ke Shilla

Plak
sudut bibir Shilla mengeluarkan darah akibat tamparan keras Gabriel.

Shilla sekuat mungkin menahan rasa sakitnya, jujur saja gadis ini tak betah akan rasa sakit. Shilla langsung berlari meninggalkan mereka agar mereka tak tahu bahwa gadis ini sekarang sedang menangis.

"Shilla....." teriak VA kemudian berlari menyusul Shilla.

#######
"hiks hiks mama pipi Shilla sakit hiks" isak Shilla, kini gadis itu ada ditaman belakang sekolah.

"hei lo kenapa?" tanya seorang cowok menghsmpiri Shilla.

Shilla mendongakkan kepalanya.
"kak Dayat" ucap Shilla sambil terisak.

"lo kenapa kok nangis?" tanya Dayat lembut kini ia sudah duduk disamping Shilla.

"pipi gue sakit kena tampar" lirih Shilla sambil memegang pipinya yang terkena tampar tadi.

"awww" ringis Shilla saat Dayat mencubit pipinya yang kena tampar.

"hahahah Shil Shilla lo nggak berubah ya tetep kayak dulu, nggak betah sama yang namanya sakit dan satu lagi lo juga masih manja kayak dulu" tawa Dayat ia mengacak rambut Shilla sampai berantakan.

"kak Day" panggil Shilla tanpa memandang Dayat.

"ya Shill?" ucap Dayat.

"kenapa lo tinggalin gue waktu itu dan kenapa lo kembali sekarang" pertanyaan itu mampu membuat kerongkongan Dayat sulit mengambil nafas.
"apa jika gue cerita semuanya ke lo, lo mau maafin gue? Lo mau temenan sama gue? Gue nggak minta lo balikan sama gue Shill jadi temen lo aja gue udah seneng" sebelum Dayat bercerita ia bertanya terlebih dahulu kepada Shilla.
"gue janji nggak akan marah sama lo, jadi ayo ceritakan" suruh Shilla

"jadi gini......"

Tuh udah tahu kan masa lalunya Dayat siapa.

Terus kira-kira apa ya yang membuat hubungan mereka putus?

Jangan lupa voment guys 😉

Goresan PenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang