2. Belajar bareng

180 24 0
                                    

***

"Emm, boleh tidak mengajariku beberapa pelajaran?" tanya Ha Eun ragu. "Sebentar lagi akan ujian. Tapi aku susah memahami pelajarannya."

Dasar bodoh, batin Wonwoo. Laki-laki itu hanya mengabaikan permintaan Ha Eun.

Rumah mereka sudah hampir dekat. Ha Eun merasa permintaannya sudah di tolak. Lalu bagaimana dia belajar? Tahun depan mereka sudah kelas tiga. Jika tidak naik kelas itu akan mempermalukan ayahnya dan dirinya sendiri di depan orang-orang.

Wonwoo menoleh ke belakang ketika mereka sudah di depan rumah masing-masing.

"Kapan?" Tanya Wonwoo tiba-tiba.

"Hah?"

"Belajar."—bodoh!

Gadis itu tersenyum dengan wajah sumringah.

"Setiap kau punya waktu." Kata Ha Eun sambil tersenyum.

"Okay, jika kau mau belajar, kau aja yang datang ke rumah" kata Wonwoo lalu melangkahkan kaki setelah membuka pintu pagar.

"Wonwoo-ya!"

Wonwoo menghentikan langkah.

"Jeongmal gumawoyo." Ucap gadis itu sembari membungkuk 90 derajat.

Tanpa repot-repot menoleh, laki-laki itu langsung pergi masuk ke dalam rumah.

Hanya tuhan dan dirinya saja yang tahu betapa bahagiannya gadis itu. Hal ini akan menjadi sejarah yang akan selalu ia ingat sepanjang hidupnya.

Tepat malam itu Ha Eun pergi membawa beberapa buku ke rumah Wonwoo dengan hati berdebar debar.

Ia mulai mengetuk pintu rumah. Ibu Wonwoo menyambutnya dengan hangat.

"Ha Eun kamu sudah datang rupanya. Tadi Wonwoo memberi tahu bibi kalau mulai malam ini kalian akan belajar bersama."

Kenapa Wonwoo serta adiknya sangat dingin dan seperti membenci dirinya? sedangkan orang tua mereka terasa sangat hangat dan ramah. Apa mereka benar-benar orang tua Wonwoo? Pikir Ha Eun.

"Ayo masuk. Wonwoo ada di kamarnya, di lantai atas. Kamu lihat saja ada pintu yang tertulis namanya. Bibi akan buatkan cemilan untuk kalian." Ucap Ny.Jeon.

Seketika pikiran Ha Eun kemana-mana saat mendengar kata "Kamar."

"Tunggu bi!" cegat Ha Eun sebelum wanita itu pergi ke dapur.

Ny.Jeon melemparkan tatapan –kenapa?-

"K-k-kamarnya?" tanya Ha Eun memastikan apa dia salah dengar atau tidak.

"Iya, kamar." jawab Ny.Jeon lalu tertawa.

"Tenang saja, Wonwoo tidak akan macam macam padamu."

"Tapi--"

Ny.Jeon memenang kedua pundak Ha Eun dan berkata, "Jika dia macam-macam padamu, bibi akan membunuhnya. Okay? Percayalah padaku."

Ha Eun mengangguk lamat.

Gadis itu pun masuk dan langsung menaiki anak tangga putih menuju lantai dua. Walalupun dia percaya Wonwoo tidak akan melakukan hal-hal aneh padanya tapi tetap saja itu membuatnya gelisah –Sekaligus gembira--. Bayangan-bayangan aneh seperti tatapan terkunci dan akhirnya terjadi 'sesuatu' terus melintas di pikirannya. Ia tahu itu tidak akan pernah terjadi, tapi tetap saja Wonwoo laki-laki!

Baiklah! Jika selama masa pembelajaran Wonwoo tidak menyentuhku itu artinya dia bukan pria normal. Pikir Ha Eun.

"Wonwoo, Bohyuk." Ha Eun membaca sebuah gantungan yang bertuliskan nama Wonwoo dan adiknya di kedua pintu yang bersebelahan.

A fool in loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang