"Aku juga laki-laki dan aku bisa berbuat hal yang lebih parah di bandingkan kejadian di Villa kemarin." ucapnya lalu berguling. Kini posisi Ha Eun yang berada di bawah. Ia mencengkram kedua tangan Ha Eun ke atas dengan satu tangan dan bertanya dengan lirih, "Apa kau mau melakukannya di sini... denganku?"
Ini saat-saat di mana kau tak tahu jika atap rumah runtuh atau bahkan kau tidak dapat merasakan hembusan angin dingin yang menusuk hingga ke tulang sumsum.
Sambil menelan ludah yang menyumbat tenggorokannya, ia bertanya-tanya dalam hati apakah Wonwoo sudah kehilangan akal sehatnya? Lalu kemudian ia mengucapkan sesuatu dengan lirih."Aku percaya Wonwoo." ucapnya. "Wonwoo tidak akan melakukan hal itu."
Ekspresi Wonwoo tampak terkejut ia tak menyangka perempuan ini akan berkata demikian.
Laki-laki itu kemudian berdiri. Tangan kanannya hendak ia ulurkan pada Ha Eun, namun perempuan itu tak melihatnya dan malah bangun sendiri.
Wonwoo membuang pandangan. Tangannya yang tadi ia masukan ke saku celana."Arasso. Aku tidak akan berusaha mengikutimu lagi, jadi kau tidak perlu mempermainkanku." Ucap Ha Eun berusaha tidak terlihat kikuk.
Wonwoo memandangnya lalu berkata, "Bukan itu masalahnya."
"Nde?"
"Sekarang bagaimana caranya kau pulang? Kereta terakhir yang bertujuan ke Jangan-dong sudah lewat lima belas menit yang lalu."
"NDE?" pekik Ha Eun histeris.
Wonwoo menghela nafas pendek. "Sudahlah." Gumamnya lalu ia mengulurkan tangannya.
Ha Eun memiringkan kepala menatap tangan itu bingung, lalu ia menaruh tangannya di atas tangan Wonwoo.
Wonwoo mengernyit dan menyingkirkan tangan itu sambil berkata, "Apa yang kau lakukan!"
"Nde?"
Ugh..
Wonwoo mendelik malas. Ia mengulurkan tangannya lagi. "Ponselmu mana?"
"Ponsel?" bingung. "Ah, ponsel. Seharusnya dari tadi kau bilang mau minta ponsel." Ucapnya sambil merogoh sakunya.Rogoh, rogoh, rogoh..
Rogoh..
Rogoh..
Rogoh..
"Dimana ponselku?" gumamnya.
"Yak, jangan bilang kau menghilangkannya atau.. semacamnya.." nada Wonwoo menjadi was was.
Ha Eun meringis. "Mungkin aku meninggalkannya di bangku depan kafe tadi."
"Mwo!"Dan akhirnya.. akhirnya mereka sampai di depan sebua pintu apartemen nomor 196.
Suara derit pintu terdengar ketika Wonwoo membukanya. Ia menekan stopkontak yang berada di samping pintu.Wonwoo melepas sepatunya, bergantian Ha Eun.
Mereka memasuki rumah lebi dalam.
"Ah, ternyata kau tinggal di sini." gumam Ha Eun seraya menatap sekeliling ruangan kecil yang terdapat ranjang lumayan besar di pojok dan dapur kecil. Walaupun hanya ruangan kecil, tapi ruangan ini cukup bagus, bersih, terang, dan praktis. Hmm.. Selera orang jenius tidak buruk juga.
"Kamar mandinya mana?" tanya Ha Eun kemudian.
Wonwoo menunjuknya dengan dagu.
"Ah," Ha Eun meringis. "Bolehkah, aku pinjam kamar mandimu?" tanyanya.
"Silahkan saja." jawab Wonwoo cuek.
Baru saja Wonwoo hendak melangkah, Ha Eun sudah memanggilnya lagi. "Ah, Wonwoo.."
"Apa lagi.."
"Handuknya... dimana?"***
Ha Eun memasuki ruangan dingin dengan dinding dan lantai berkeramik putih. Ia berjalan pelan menuju kaca berwastafel kotak. Di bawah samping wastafel –tepatnya di bawah kaca terdapat gelas berisikan sikat gigi biru dan pasta gigi, di sampingnya ada sebotol shampoo, parfume dan sebotol gel mandi khusus pria.
Ha Eun menekan kepala gel mandi dan keluar segumpal gel berwarna hijau.
"Wah.. seperti Hulk." Gumamnya.
Ia mendekatkan tangannya dan mencium aroma gel itu.
"Hmm.. aroma Wonwoo. Aku yakin ini sabun yang hanya di pesan di majalah."Ia mencuci tangannya dengan gumpalan gel tersebut. Saat ia membilas tangannya, ujung matanya tertuju pada parfum yang berdiri di samping botol gel mandi.
Ia membacanya pelan, "Musc Ravageur... editions de parfums.. Frederic Malle.." matanya membulat.
"Omoo! Ini 'kan parfum yang di pakai G-dragon oppa juga! Bukankah harga parfum ini mencapai 200 sampai 300 ribu Won? Omoona sesange..." pekik Ha Eun. (200-300 won setara rp. 2,2 jt hingga 3,4 jt.)

KAMU SEDANG MEMBACA
A fool in love
FanficMemang perempuan ini bodoh, telmi, cerewet, dan ceroboh. Tapi bukan Lee Ha Eun namanya kalau pesimis. Ia mengejar pria bernama Jeon Wonwoo yang 180 derajat berbeda sifat, kepribadian, serta IQ selama bertahun-tahun. Dan selama bertahun-tahun itu ada...