15. Hujan cinta

65 7 0
                                    



***

    Dua bulan pun berlalu setelah kejadian yang membuat Ha Eun patah hati. Sekarang Ha Eun sudah tinggal di kamar kost puteri dekat Universitas dengan alasan dia jadi sering telat kalau di rumahnya yang dulu –padahal dia melarikan diri dari kenyataan pahit. Sementara Wonwoo mengambil cuti kuliah dan menjadi pengganti ayahnya –yang sedang berada di rumah sakit akibat sakit jantung- untuk sementara. Sekarang dia sedang mencari pendukung dengan caranya sendiri, tapi tetap saja dia tidak bisa lari dari keputusan orang tuanya untuk bertunangan dengan Ahn Nana. Wonwoo membiarkan hal itu terjadi... untuk saat ini.

Ha Eun masih 'hidup' seperti biasanya, hanya saja dia masih harus di bantu teman-temannya saat mengurus beberapa tugas mata kuliah.
***

[Flashback dua minggu yang lalu]
*Castle Soft : perusahaan ponsel bermerek 'Castle'

Showcase Seventeen akan segera digelar di Seoul. Persiapan venue konser debut mereka yakni di Castle Soft Hall –sebagai sponsor utama konser. Dengan kemauan, kejeniusan, dan kerja kerasnya, Wonwoo berjuang mati-matian membangkitkan kembali perusahaan ayahnya dan berhasil menjual 75% Saham miliknya pada perusahaan lain –sebagai modal untuk mengatur konser debut Seventeen. Ia tahu bahwa Seventeen bukanlah boy grup yang terkenal seperti EXO, Super Junior, BTS dan lain-lain. Ia juga mengerti itu karena mereka masih rookie. Walaupun ia mempunyai konflik dengan salah satu member yang namanya sudah terkenal semenjak pre debut 'Seventeen TV', Wonwoo bisa membedakan mana masalah pribadi dan mana masala pekerjaan. Lagi pula menggunakan Seventeen di konser untuk mempromosikan ponsel terbaru mereka itu bukan atas kemauanya sendiri, tapi dari beberapa pihak saat rapat lalu. Apa lagi mereka sudah lama mengetahui bahwa salah satu member Seventeen pernah bersekolah di sekolah yang sama dengan Wonwoo.

Wonwoo dan sekertaris Kim berpapasan di belakang panggung dengan member Seventeen.
Pria bermata sipit yang mengenakan setelan hitam itu menatap tajam pada Joshua.

"Hey, apa kabar, Jeon SAJANGNIM!" sapa Joshua dengan senyum yang terkesan palsu. Ia menyodorkan tangannya untuk bersalaman dan Wonwoo menyalaminya.
Segera saja Joshua menarik tangan itu dan melakukan cipika-cipiki.
~Pertama Cipika (cium pipi kanan)
Ia mengucapkan sesuatu. "Apa kau masih ingat ucapanku saat pelulusan SMA dulu tentang Ha Eun, Sajangnim?" tanyanya dengan sedikit nada meledek saat berkata 'Sajangnim'
Wonwoo diam.

~Cipiki (cium pipi kiri)
Joshua melanjutkan. "Jika kau tidak melakukan sesuatu padanya, seseorang akan mengambilnya." (mengacu pada chapter 8)

Lalu pria bereyeliner tebal di ujung mata itu menarik diri dengan senyuman khasnya.
"Tentu saja aku masih mengingatnya, bung." Ucap Wonwoo berusaha tak menarik perhatian orang-orang di sekitarnya.
Joshua mengangguk.

Sementara Hoshi berbisik pada Vernon. "Hey, apa kau lihat tadi? mereka berciuman!"
Vernon kembali berbisik. "Bukan berciuman. Itu hanya salah satu kebiasaan dari orang Amerika, sebutannya cipika-cipiki."
"Benarkah? Kalau begitu aku akan melakukannya pada Uee seonbae-nim nanti." Ucap Hoshi lalu ia terkikik.
Vernon mendelik. "Dia mulai lapar."

[Flashback END]
***

Ha Eun tampak benar-benar tercengang.
"Ya Tuhan!" pekiknya lewat telefon ketika Joshua bertanya apakah dia mau datang menonton SEVENTEEN --yang untuk pertama kalinya tampil di MB dan dia berjanji akan memberikan tanda tangannya beserta teman-temannya sebanyak mungkin untuk di jual. "Ya tuhan! Kau serius? Ya tuhan!"
"Mm, itu artinya mau atau tidak?"
"Ya ya ya! Aku mau! Aku mau! Ya Tuhan! Apa kau tahu betapa susahnya bertemu denganmu setelah kau debut? Aku pernah bilang pada teman-temanku selain Airin dan Yuri kalau kau itu adalah temanku tapi mereka bilang aku pembohong. Ya, aku tidak bisa membela diri karena tidak ada bukti apapun! Kita bahkan tidak pernah berfoto. Aku juga tidak bisa memberi bukti bahwa aku memiliki nomor ponselmu, takutnya mereka akan mencurinya."
Joshua tertawa. "Baiklah kalau begitu. Nanti kita akan mengambil foto bersama di photo box."
"Benarkah? Yes! Tunggu sampai aku memperlihatkannya pada teman-temanku. Mereka pasti semaput. Mereka akan langsung semaput! Jadi katakan kapan waktunya!"
"Minggu depan, hari senin pagi. Bisa?"
"Hari senin ya? Mm, kalau hari itu aku ada kuliah pagi."
"Begitu ya? Yasudah."
"Maaf ya Joshua. Padahal aku ingin sekali pergi."
"Tak apa-apa. Aku mengerti situasimu."
***

A fool in loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang