5. I hate u

152 15 0
                                        

***

Ha Eun menuruni anak tangga menuju ruang makan dengan seragam sekolah lengkap dan sangat rapi. Di ruang makan sudah terlihat keluarga Jeon sudah siap untuk menyantap sarapan pagi di meja bundar besar.

"Selamat Pagi." Sapa Ha Eun.

"Pagi." Jawab ayah Ha Eun yang tengah duduk di kursi samping kanan sahabatnya itu.

"Ayah? Aku pikir ayah di rumah." Ha Eun mengambil kursi di samping kanan ayahnya.

"Semalam," Tn. Jeon angkat suara. "Sesudah dia membereskan barang-barangnya paman mengajaknya kemari."

"Kenapa aku tidak tahu?" Ha Eun menatap ayahnya bingung.

Bohyuk yang duduk di sebelah kiri ibunya pun menjawab, "Kamu sudah tidur. Dasar kerbau." Lanjutnya lalu mencomot sepotong roti ke mulutnya.

"Bohyuk." Ucap Ny. Jeon pelan namun terbesit nada dingin sambil menatap anak bungsunya itu dengan tatapan yang mengatakan –awas-ya-kamu!-

-Ny. Jeon duduk di sebelah kiri suaminya.

Bohyuk cuek bebek. Bocah itu meneguk susu cokelatnya dengan tenang.

"Ha Eun-ah, ayah akan berangkat pagi ini sesudah sarapan." Ujar ayah Ha Eun.

"Paman akan mengantarnya ke bandara." Lanjut Tn. Jeon.

Ayah Ha Eun tersentak dan menatap sahabatnya itu lalu berkata, "Oh? tidak perlu Jung Sook-ah. Aku bisa naik taksi. Kau 'kan harus mengantar Bohyuk ke sekolah."

"Yak, kwenchana, sudah berapa lama kita jadi teman? Santai saja lah, tak perlu sungkang. Lagi pula Bandara Gimpo dan jalan ke sekolah Bohyuk sejalur." Ujar Tn. Jeon.

"Umm, baiklah"

"Berarti Ha Eun dan Wonwoo akan ke sekolah bersama hari ini dong?" Ny. Jeon sumringah.

Ha Eun mengatupkan bibirnya menahan malu sementara Wonwoo memutar bola mata malas lalu menyeruput teh hijaunya. Bukankah kita selalu pergi bersama setiap hari? Batin Wonwoo.

Gadis itu curi-curi pandang pada Laki-laki bermata sipit di sampingnya. Sangat tampan dan berkharisma~ mimpi apa aku semalam hingga bisa sarapan berdua dengannya? Batin Ha Eun. Lope-lope pun berterbangan di atas kepala gadis itu, sayangnya tak bertahan lama saat Wonwoo menyadarinya dan berkata, "Apa ada sesuatu di wajahku?" tanyanya dingin. Mendengar suaranya gadis itu seketika teringat suara Wonwoo saat menghinanya gadis bodoh. Ha Eun melengos kesal.

[06.28 KST; Selesai sarapan]

Mereka semua sudah berada di halaman rumah. Tn. Jeon memasukan barang-barang ayah Ha Eun ke bagasi, sementara Bohyuk sudah duduk di kursi belakang, sandaran sambil main game masak-masak/?

"Ayah, hati hati ya !" Ha Eun memeluk Ayahnya.

"Kamu juga, jaga diri baik-naik, makan yang teratur dan jangan macam-macam di rumah orang." Ucap ayahnya berpesan.

Ha Eun mengangguk di sela-sela pelukan. Tak lama kemudian mereka melepasnya.

"Wonwoo?" ayah Ha Eun menatap laki-laki yang berdiri di samping ibunya itu.

"Nde?" sahut Wonwoo.

"Selama orang tua kamu pergi ke Jeju, kamu bisa 'kan jaga anak perempuanku?"

"Nde."

Ha Eun mengernyit. AKU BISA JAGA DIRI SENDIRI DENGAN BAIK. AKU TIDAK BUTUH WONWOO! "Baiklah ayah. Sampai nanti!" ucap Ha Eun dengan terpaksaan sambil melambai.

Ayah Ha Eun menaiki mobil dan mobil pun pergi hingga bayangannya pun hilang.

Tiba-tiba Ny. Jeon mendorong Wonwoo ke depan agar bisa berdiri si samping Ha Eun. Gadis itu memutar badannya ke belakang menghadap Ny. Jeon. Sementara Wonwoo yang kesal telah di dorong pun menghela nafas kesal sambil mengisi ke dua tangannya ke dalam saku celana. Ogah balik, ibu bikin kesal pagi-pagi. Pikir Wonwoo.

A fool in loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang