***
Perempuan itu sudah berjanji pada diri sendiri tidak akan pernah menangis hanya karena seorang pria. Semuanya berawal dari saat dia melihat salah satu sahabatnya menangis hanya karena pacar sahabatnya itu selingkuh dan menjadikannya permainan. Katanya "Untuk apa menangisi pria brengsek seperti dia? Tidak ada gunanya. Lagi pula masih banyak laki-laki yang lebih baik darinya di dunia ini." Namun setelah mengalami kejadian tadi pagi, perempuan itu tak henti-hentinya menjatuhkan air matanya karena malu.
Ha Eun berjalan di atas trotorar menuju sekolah sambil menangis sesenggukkan dan terus meruntuk, "Brengsek."
Tiba-tiba saja seseorang yang entah datang dari mana berbisik di telinganya, "Siapa yang brengsek?"
"Omoo!" pekik Ha Eun lalu melihat pemuda bersenyuman manis dengan pakaian seragam SMA Haewon. "Yak, Joshua kau ini kenapa sih!"
"Seharusnya aku yang tanya begitu." Ujar Joshua. "Kau kenapa? Masih pagi wajahmu sudah jelek begitu. Nih" Lanjutnya lalu menyodorkan sapu tangan cokelat.
"Gumawo." Ujar Ha Eun seraya meraih benda itu.
"Jadi ceritakan padaku apa yang terjadi. Mungkin sebagai pasienmu aku bisa membantumu, Dokter?"
Mereka berjalan berdampingan.
Ha Eun menghela nafas putus asa. "Ini soal Wonwoo." Jawabnya.
Seketika Joshua berdiri di depan gadis itu dan menutup mulutnya dengan kedua tangan sambil menarik nafas di iringi suara. Matanya membulat dan ekspresinya benar-benar... berlebihan -_-
Tangannya berpindah kedada dan kemudian bertanya dengan kening mengernyit.
"Ottokhae?" tanyanya di iringi desahan.
Ha Eun mengerjap. Gadis itu benar-benar di buat melongo.
Ia bergumam, "Apa ini sifat homo yang.."-- sebenarnya?
Awas saja kalau Joshua tertarik pada Wonwoo. Pikir Ha Eun.
Joshua tersenyum memperlihatkan gigi-giginya bersih yang tersusun rapi.
"Aku hanya bercanda." Ujarnya lalu berdiri di samping Ha Eun lagi.
Mereka berjalan berdampingan.
"Ku pikir leluconku bisa membuatmu tertawa, tapi ternyata itu malah membuatmu teringat akan penyakitku." Ujar Joshua lagi lalu tertawa.
Ha Eun menghapus air matanyanya di pipi dengan sapu tangan.
"Jadi apa yang di lakukan Wonwoo hingga membuat Ha Eun ku menangis?"
Ha Eun mengernyit dan menoleh ke arah Joshua.
"Mwo? 'Ha Eun ku'?" tanya Ha Eun mengulang sepenggal kalimat Joshua. "Yak, sejak kapan aku menjadi Ha Eun mu?" lanjutnya dengan nada sewot.
"Sejak kau menjadi Dokter kelinciku." Jawab Joshua dengan enteng.
"Aigoo.." desis Ha Eun.
Joshua tersenyum lagi. Kali ini senyum tipis.
"Yak, kau belum menjawab pertanyaanku dari tadi."
"Ah,"
"Kenapa kau menangis karena Wonwoo? Memangnya Wonwoo kenapa? Apa kau terkejut karena juga dia gay?" ceplos Joshua.
Mulut seorang gay itu benar-benar---.Pikir Ha Eun.
"Yak, dia tidak seperti itu tahu! Dia hanya mempermainkanku pagi ini."
"Oh..ya? hmm, dasar pria brengsek." Gumamnya datar dengan ekspresi yang bertolak belakang dengan apa yang dia ucapkan.
Ha Eun berhenti melangkah.
KAMU SEDANG MEMBACA
A fool in love
Fiksi PenggemarMemang perempuan ini bodoh, telmi, cerewet, dan ceroboh. Tapi bukan Lee Ha Eun namanya kalau pesimis. Ia mengejar pria bernama Jeon Wonwoo yang 180 derajat berbeda sifat, kepribadian, serta IQ selama bertahun-tahun. Dan selama bertahun-tahun itu ada...