***
"Apa kau yakin ini adalah tulisan? Bukan coretan?" Wonwoo mengangkat buku Ha Eun, terbesit nada mengejek di dalamnya. "Dan," Wonwoo menjeda, "Perhatikanlah pelajaran yang ku ajarkan padamu, bukan perhatikan wajahku!" Ucap Wonwoo kesal.
"Eh?" Ha Eun tergelak. Ketahuan? pikirnya.
Dan ekspresi Ha Eun jelas-jelas bisa dibaca. Wonwoo memutar bola mata malas.
Ha Eun memutuskan untuk belajar sendiri di kamar Wonwoo, pasalnya laki-laki brengsek itu meninggalkannya sendiri di kamar tanpa sepatah kata. Di saat yang bersamaan Nyonya Jeon masuk dengan membawa beberapa camilan.
"Wonwoo sudah selesai belajar?" tanya Ny. Jeon dan Wonwoo mengabaikannya. Wanita itu lirik gadis yang masih duduk di atas bangku itu dan bertanya, "Ha Eun, dia kenapa?"
"Ku rasa dia kesal denganku." Jawab Ha Eun memelas.
"Bibi minta maaf ya mewakili Wonwoo. Bibi heran, tidak tahu dia ikut kelakuan siapa, padahal dia anak bibi san paman sendiri." ujar Ny. Jeon lalu berjalan dan menaruh cemilan di meja belajar. "Oh ya, bibi punya rahasia tentang Wonwoo loh. Kamu mau tau?"
Ha Eun mengangguk mantap.
"Tapi kamu janji jangan bilang sama Wonwoo kalau bibi yang beritahukan ini padamu, nanti dia marah padaku."
"Oke!" Ha Eun mengancungkan jempol
"Wuwu." kata Ny. Jeon.
"Maksud bibi?" Tanya Ha Eun bingung.
"Wuwu itu nama kecil Wonwoo. Belum ada yang tahu hal ini selain keluarga bibi."
Seketika Ha Eun tertawa terbahak-bahak hingga mengeluarkan air mata. "Mwo? Wonwoo yang tampan dan jenius mempunyai nama kecil.. Wuwu?" Ia tertawa lagi, "Kyaa~ neomu giyowo~"
Ny. Jeon tersenyum geli mendengar perkataan gadis yang menurutnya cantik ini. Ia mulai berpikiran bahwa Ha Eun tertarik dengan anak pertamanya itu. Well, dia tahu benar, jika seorang wanita atau seorang pria memuji lawan jenisnya itu artinya ada 'magnet suka/cinta'.
***
Keesokan paginya langit terlihat sangat cerah --tak seperti kemarin yang hujan seharian. Tak sengaja Ha Eun dan Wonwoo bertemu lagi di luar pagar rumah masing masing. Saat melihat Wonwoo, Ha Eun berusaha sebisa mungkin menahan tawanya, jelas hal itu membuat Wonwoo mengernyit karena bingung. Ada apa sebenarnya dengan Ha Eun pagi ini? Apa dia sudah mulai gila karena ku paksa belajar? pikir Wonwoo.
Sesekali Ha Eun mengeluarkan suara tawa di jalan. Wonwoo agak kesal dengan tingkah Ha Eun sepanjang perjalanan yang membuat mereka jadi bahan perhatian orang-orang, namun tetap laki-laki dingin itu bersikap seakan akan tidak mengenalnya.
Baru saja Ha Eun sampai di pintu pagar sekolah, dia sudah di perhatikan dan di bicarakan orang orang yang ada di sekitar.
~"Itu Lee Ha Eun anak kelas 2-E, yang ku bicarakan tadi" dari arah jam tiga beberapa anak perempuan saling berbisik.
~"Dia berani-beraninya menyatakan cinta pada Wonwoo kemarin. Dia pikir dia siapa? Dia bahkan tidak cantik atau pintar." Dari arah jam Sembilan juga. "Ku pikir dia tidak mempunyai kaca di rumah."
~"Pantas saja dia selalu menempel di sekitar Wonwoo hingga rela pindah rumah agar bisa bertemu Wonwoo terus setiap hari."
~"Aku dan teman-teman melihatnya kemarin. Keliatannya dia sengaja mencari tempat sepi untuk menyatakan cinta pada Wonwoo. Tapi sayangnya dia di tolak."
~"Dasar stalker."
~"Tidak tahu malu."
Bla~ Bla~ Bla~ dan masih banyak lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
A fool in love
FanfictionMemang perempuan ini bodoh, telmi, cerewet, dan ceroboh. Tapi bukan Lee Ha Eun namanya kalau pesimis. Ia mengejar pria bernama Jeon Wonwoo yang 180 derajat berbeda sifat, kepribadian, serta IQ selama bertahun-tahun. Dan selama bertahun-tahun itu ada...