Hari ini adalah hari kepulangan Iel dan Shilla dari liburan mereka di Spanyol. Cakka dan Agni bertugas untuk menjemput pasangan itu ke bandara. Sedangkan yang lainnya menyiapkan kejutan untuk mereka dirumah Shilla.
"Lo yakin nggak papa biarin Cakka sama Agni yang jemput mereka?" tanya Via pada Ify yang sedang menyiapkan beberapa kue buatan Natasha, Mama Shilla. Ify menganggukkan kepalanya yakin tanpa menatap Via.
"Tapikan kita tau gimana nggak sukanya Agni sama Cakka." kata Via yang memang tak setuju dengan Ify yang sepertinya sangat mendukung jika Cakka dan Agni bersama. Ify mengalihkan pandangannya pada Via dan menatapnya dengan kening berkerut.
"Emang kenapa kalo mereka bersama? Lagian. Emang lo nggak penasaran kenapa Agni nggak punya pacar sampai sekarang? Kita emang nggak tau masa lalu Agni seperti apa. Tapi bukankah kita akan melihat seperti apa masa depannya nanti?" ucap Ify meyakinkan Via bahwa keputusannya untuk mendukung Cakka mendekati Agni itu adalah keputusan yang tepat.
"Tapikan Agni nggak suka sama Cakka Fy. Gimana kalo nanti jatuhnya malah Agni yang nggak nyaman sama Cakka?" tanya Via cemas. Ify tersenyum.
"Lo takut Cakka cuman mainin Agni?" tanya Ify yang mengerti kekhawatiran Via pada Agni. Pasalnya dia juga merasakannya. Awalnya juga dia berpikir bahwa Cakka hanya main-main dengan Agni sama seperti dia bermain dengan mantan-mantannya. Tapi setelah satu tahun ini dia kini yakin bahwa Cakka serius untuk mendekati Agni. Dan Ify percaya pada Cakka. Via menghela napasnya pelan.
"Cakka yang sekarang bukan Cakka yang dulu Vi. Lo bisa percaya sama dia. Dia nggak akan mempermainkan maupun menyakiti Agni. Gue yakin itu." kata Ify dengan yakin lalu kembali dengan pekerjaannya. Via menghembuskan napasnya. Sulit untuk mempercayai Cakka. Bagaimanapun juga Agni adalah sahabatnya. Tak akan dia biarkan satu orangpun menyakiti sahabatnya, termasuk Cakka sekalipun.
"Udah deh Vi nggak usah manyun." Kata Ify tanpa menatap Via yang makin memanyunkan bibirnya saat mendengar sindiran Ify itu. Ify tersenyum kecil. Via tak pernah berubah meskipun dia sudah menikah bahkan punya Anak. Selalu menjadi Via sahabatnya yang paling manja. Hm.
_____
Saat ini Cakka sedang duduk disalah satu sofa diruang tamu rumah Agni. Dugaannya memang benar. Bagian dalam rumah Agni sangatlah berbeda dengan bagian luarnya. Meskipun hanya terdiri dari satu lantai, rumah Agni ini cukup mewah dan nyaman.
"Silahkan diminum." Cakka mendongakkan kepalanya dan tersenyum pada wanita paruh baya yang Cakka yakin itu pasti Mamanya Agni, karena jika itu Asisten Rumah Tangga tak mungkin akan berpenampilan seperti ini. Memang tadi yang membukakan pintu untuknya bukanlah Mama Agni melainkan Asisten Rumah Tangga dirumah ini.
"Makasih Tante." Kata Cakka sambil mengangguk sopan dan mengambil gelas berisi orange juice yang disiapkan untuknya dan mulai meminumnya. Shinta tersenyum lalu mendudukkan bokongnya disofa yang ada didepan Cakka.
"Kamu tau saya Mamanya Agni?" tanya Shinta heran. Cakka mendongakkan kepalanya lalu tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
"Bukan hal yang sulit untuk tau jika Tante Mamanya Agni. Tante masih terlihat sangat muda. Tadi saya pikir Tante itu Kakaknya Agni." Shinta tersipu mendengar pujian yang disampaikan oleh Cakka. Pemuda didepannya ini benar-benar tau bagaimana caranya menyenangkan hati wanita.
"Emm. Kamu bisa ajha Tante jadi malu." Cakka tersenyum melihat Mama Agni yang tersipu. Sangat berbeda dengan Agni yang akan marah-marah atau memandangnya malas jika dia sedang menggombal.
_____
Agni baru saja keluar dari kamarnya. Dia sudah siap untuk berangkat ke bandara dan menjemput Shilla dan Iel. Agni berencana akan membawa mobil hari ini. Agni memelankan langkahnya saat mendengar suara Mamanya yang sepertinya sedang mengobrol dengan seseorang. Tapi siapa? Bukankah Papanya baru saja berangkat kekantor tadi pagi?
Daripada penasaran, Agni memutuskan untuk melihat dengan siapa Mamanya mengobrol. Agni menyipitkan matanya untuk melihat dengan jelas siapa yang duduk dihadapan Mamanya saat ini. Mata Agni melebar sempurna saat melihat Cakka yang duduk dihadapan Mamanya.
"Cakka? Ngapain dia kesini?" gumam Agni sepelan mungkin agar tak didengar oleh dua orang yangs sedang dia awasi.
"Bukan hal yang sulit untuk tau jika Tante Mamanya Agni. Tante masih terlihat sangat muda. Tadi saya pikir Tante itu Kakaknya Agni." Agni menatap Cakka tak percaya. Apa yang baru saja pemuda itu katakan? Dia merayu Mamanya? Astaga. Agni menggelengkan kepalanya tak percaya.
"Emm. Kamu bisa ajha Tante jadi malu." Agni makin melebarkan matanya saat mendengar Mamanya yang ternyata sama gilanya dengan Cakka.
"Aishh" desis Agni tak tahan dengan semuanya. Perlahan Agni melangkahkan kakinya mendekati dua orang itu sebelum Cakka makin menjadi-jadi.
_____
Cakka tersenyum manis saat melihat Agni yang sudah rapi muncul dibelakang Shinta sambil menatapnya tajam? Cakka menautkan alisnya bingung dengan tatapan Agni padanya.
"Cakka lo ngapain disini?" tanya Agni dengan nada yang sama sekali tak bersahabat. Cakka tersenyum. Dia sudah cukup terbiasa dengan sikap dingin dan acuh Agni padanya.
"Cakka?" tanya Shinta terkejut sambil menatap Putrinya tak percaya. Lalu mengalihkan pandangannya pada Cakka.
"Kamu Cakka? Cakka Haling? Bosnya Agni?" tanya Shinta sambil menatap Cakka tak percaya. Cakka tersenyum kikuk lalu menganggukkan kepalanya pelan. Sedari tadi memang Cakka belum sempat untuk memperkenalkan dirinya pada Shinta.
"Perkenalkan saya Cakka Tante." Kata Cakka memperkenalkan dirinya sambil membungkuk hormat.
"Astaga!" pekik Shinta membuat Cakka dan Agni sedikit terlonjak. Agni menutup matanya rapat. Bagaimana bisa Mamanya bisa melakukan hal yang melakukan seperti ini. Agni menghela napasnya lalu membuka matanya dan segera melangkah mendekati Cakka sebelum Mamanya berbuat hal yang lebih memalukan lagi.
"Kita pergi sekarang." Cakka mengalihkan pandangannya pada Agni yang kini merangkul lengannya dengan heran.
"Ma. Kami pergi sekarang. Bye Mam." Kata Agni pada Mamanya lalu langsung menyeret Cakka untuk segera keluar dari rumahnya.
"Permisi Tante." Pamit Cakka sebelum Agni benar-benar menyeretnya. Shinta tersenyum penuh arti.
"JAGA PUTRI TANTE BAIK-BAIK YA CALON MANTU!" teriak Shinta agar bisa didengar oleh dua anak muda itu.
*****
YOU ARE READING
LOVE GREET Seri 4 : Bring Me Your Love #B.M.Y.L
Teen FictionKetika trauma masa lalu akan cinta yang masih terus menghantui membuatnya takut untuk memulai cinta yang baru dengan orang yang berbeda. Lalu, bagaimana cinta itu akan meyakinkannya jika tak semua cinta itu menyakitkan? Akankah dia mampu untuk membu...