PART XII (BAG.3)

1.6K 100 6
                                    

Agni melangkahkan kakinya malam ini memasuki rumahnya. Rumahnya terlihat lengang dan sepi. Agni mengerutkan keningnya bingung. Biasanya ada Mamanya yang akan menyambutnya saat dia pulang kerja. Tapi dimana Mamanya itu?

"Ma. Agni pulang!" seru Agni namun nihil karena Mamanya tak menjawab seruannya. Agni melangkahkan kakinya lebih dalam memasuki rumahnya. Agni kembali mengerutkan keningnya saat mendengar samar-samar suara orang bertengkar. Agni mengikuti arah suara itu yang ternyata berasal dari kamar kedua Orangtuanya.

"Mama sama Papa bertengkar?" gumam Agni bingung. Karena memang selama ini dia tak pernah mendengar sekalipun Orangtuanya bertengkar. Mereka berdua adalah pasangan yang harmonis. Agni ingin mengetuk pintu kamar itu namun gerakannya langsung terhenti saat mendengar ucapan yang keluar dari mulut Papanya.

_____

"Apa maksud Papa?" tanya Shinta tak percaya dengan apa yang baru saja dikatakan oleh Suaminya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Apa maksud Papa?" tanya Shinta tak percaya dengan apa yang baru saja dikatakan oleh Suaminya.

"Papa akan menyerahkan semuanya pada Oik. Dia harus mendapatkan pendidikan sebagai seorang Pewaris, dan Papa ingin secepat mungkin dia mengambil alih Perusahaan dan semua bisnis kita." Jelas Peter kembali memperjelas ucapannya tadi. Shinta menatap Suaminya tak percaya.

"Lalu bagaimana dengan Agni?" tanya Shinta sambil menundukkan kepalanya sedih. Peter menghembuskan napasnya.

"Dia memiliki Cakka. Dan mereka akan menikah suatu saat nanti. Jadi Papa rasa harta nggak akan berarti lagi untuk Agni. Karena kekayaan yang dimiliki Keluarga Haling jauh lebih banyak daripada milik kita. Jadi Papa yakin Agni nggak akan keberatan jika kita memberikan semua harta kita untuk Oik." Kata Peter yang lagi-lagi membuat Shinta menatapnya tak percaya.

"Bagaimana mungkin kamu bisa mengatakan hal seperti itu pada Anak yang telah kita besarkan selama ini?" tanya Shinta sambil menatap Suaminya dengan mata berkaca-kaca.

"Tapi Oik Anak kandung kita. Dia yang berhak mendapatkan semua milik kita." Kata Peter berharap Istrinya akan setuju dengan idenya. Shinta menggelengkan kepalanya dengan kuat.

"Agni Putriku. Selamanya dia adalah Putriku! Nggak ada Putri lain selain dia!" Teriak Shinta frustasi.

"Sadarlah Ma! Oik Putri kandung kita." Kata Peter sambil mencengkram pundak Istrinya.

"Enggak! Agni Putriku!" kekeh Shinta.

"SADARLAH JIKA PUTRI KANDUNG KITA ITU OIK BUKAN AGNI!" teriak Peter frustasi karena Istrinya tak bisa menerima kenyataan itu. Karena sungguh itu juga berat untuknya.

Peter dan Shinta langsung mengalihkan pandangan mereka saat mendengar pintu kamar mereka yang dibuka dengan keras. Mereka melebarkan matanya saat melihat Agni berdiri disana sambil menatap mereka menuntut penjelasan.

Agni melangkahkan kakinya mendekati kedua Orangtuanya yang kini berdiri dengan was-was sambil menatapnya dengan tatapan sedih dan menyesal. Agni menahan airmatanya sekuat tenaga agar dia tak menangis sekarang.

"Sayang." Kata Shinta sambil menyentuh lengan Agni. Namun Agni justru menatap Papanya menuntut penjelasan.

"Jelaskan sama Agni apa yang sebenarnya terjadi!"

_____

Agni terdiam. Dia tak tau harus sedih, menangis atau apa sekarang. Dia baru saja mendengar penjelasan dari Papanya tentang apa yang sebenarnya terjadi dan bagaimana Oik bisa ada dirumahnya. Dan akhirnya Agni tau kenyataan bahwa dia bukan Anak kandung kedua Orangtuanya.

"Lalu siapa Orangtuaku? Dan ada dimana mereka?" tanya Agni sambil menatap kedepan dengan tatapan kosong.

"Sayang!" seru Shinta tak sanggup melihat Agni yang tak menangis namun hanya menatap semuanya dengan tatapan kosong. Dia sangat tau betul jika Putrinya itu pasti sangat frustasi sekarang. Agni mendongakkan kepalanya menatap Peter dengan tatapan kosong.

"Bukankah aku berhak tau siapa dan dimana mereka?" tanya Agni lirih. Peter menghembuskan napasnya pelan lalu beranjak dari duduknya dan mengambil kertas dan pulpen lalu menuliskan sesuatu disana. Peter kembali lalu menyerahkan kertas itu pada Agni.

"Kamu bisa datang kealamat itu." kata Peter seraya menyerahkan kertas itu pada Agni. Agni menerimanya lalu menatap tulisan yang ada diatas kertas itu dengan tatapan kosong.

"Sayang. Kamu Putri Mama. Selamanya kamu adalah Putri Mama Sayang." Kata Shinta lirih sambil menatap Agni dengan sedih. Agni mendongakkan kepalanya menatap Shinta lalu tersenyum.

Makasih Ma. Makasih atas kasih sayang yang Mama berikan ke Agni selama ini. Agni sangat bersyukur karena Agni mendapatkan kasih sayang dari Mama. Tapi Agni nggak bisa disini Ma. Nggak bisa saat ada Putri kandung Mama disini. Agni tau Agni egois. Tapi rumah ini bukan tempat Agni. Agni harap Mama selalu bahagia. Batin Agni sedih sambil terus menatap Shinta. Agni beranjak dari duduknya lalu berlutut didepan Shinta dan memegang tangan Shinta dengan lembut. Agni mendongak menatap Shinta dengan tatapan seolah dia sedang melukis wajah itu dalam ingatannya.

"Terima kasih karena Mama udah merawat dan menyayangi Agni selama ini. Agni sangat bersyukur jadi Putri Mama. Tapi sekarang Agni udah dewasa Ma. Mama nggak perlu jagain Agni lagi. Mama nggak perlu khawatir sama Agni lagi. Ini hidup Agni Ma. Agni yang akan mengambil keputusan untuk hidup Agni. Agni janji sama Mama Agni akan bahagia dengan keputusan yang Agni ambil." Kata Agni sambil menatap Shinta sedih.

"Mama mohon jangan bicara seperti itu Sayang! Jangan tinggalin Mama! Mama nggak akan bisa hidup tanpa kamu Sayang. Mama mohon!" pinta Shinta sambil terus menangis dan menatap Agni dengan tatapan memohon. Agni tak bisa membendung air matanya lagi. Agni langsung memeluk Shinta dengan erat.

"Maaf Ma. Maafin Agni! Maaf." kata Agni terus mengucapkan maaf.

_____

"Kamu yakin kamu akan pergi? Kamu bisa tetap tinggal disini jika kamu mau! Sampai kapanpun kamu adalah Putri Papa Agni

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kamu yakin kamu akan pergi? Kamu bisa tetap tinggal disini jika kamu mau! Sampai kapanpun kamu adalah Putri Papa Agni." kata Peter saat menemani Agni yang sedang memasukkan barang-barangnya kedalam koper. Agni menghentikan aktivitasnya lalu membalikkan tubuhnya dan tersenyum menatap Peter. Agni menganggukkan kepalanya yakin.

"Agni yakin Pa. Lagipula sekarang udah ada Putri kandung Papa sama Mama dirumah ini. Dan lagi. Bukankah sangat tidak adil untuk Orangtua kandungku jika aku terus tinggal disini?" kata Agni dengan yakin.

"Kalau begitu biar Papa antar kamu kesana." Tawar Peter. Agni kembali tersenyum lalu menggelengkan kepalanya pelan.

"Nggak perlu Pa. Agni bisa sendiri." Kata Agni meyakinkan.

"Kalau begitu tunggu sampai besok baru kamu pergi ya. Ini udah malam." Agni kembali menggelengkan kepalanya.

"Agni akan pergi sekarang Pa." jawab Agni yakin.

_____

LOVE GREET Seri 4 : Bring Me Your Love #B.M.Y.LWhere stories live. Discover now