PART X (BAG.4)

1.7K 101 15
                                    

Agni membuka matanya secara perlahan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Agni membuka matanya secara perlahan. Dia menyesuaikan penglihatannya dengan cahaya disekitarnya.

Aku dimana? Batin Agni mencoba mengingat tentang kecelakaan yang kemaren dia alami. Agni mengalihkan pandangannya kesisi kanan ranjangnya. Agni melebarkan matanya dengan apa yang kini dilihatnya.

Cakka sedang tertidur sambil menggenggam tangan kanannya dengan kepala diranjang dan menghadap kearah Agni. Agni terdiam. Dia mengamati wajah damai Cakka yang sangat menenangkannya. Dia melihat tangannya yang digenggam oleh Cakka. Dia tersenyum.

"Kamu udah bangun?" Agni langsung kembali mengalihkan pandangannya menatap Cakka yang kini sedang menatapnya sambil tersenyum. Cakka menegakkan tubuhnya dan melepaskan genggaman tangannya pada tangan Agni lalu meregangkan otot-otot tubuhnya yang terasa sangat kaku. Cakka kembali menegakkan tubuhnya lalu tersenyum lembut menatap Agni.

"Kamu tau gimana nyenyaknya kamu tidur? Aku nggak pernah tau kamu akan bisa tidur selama itu." cerita Cakka sambil terkekeh. Sedangkan Agni hanya diam dan menatap Cakka dengan tatapan yang sulit diartikan. Cakka menghentikan kekehannya saat melihat Agni yang hanya diam saja. Cakka menundukkan kepalanya.

"Maafkan aku Ag. Aku...."

"Sejak kapan kamu disini?" tanya Agni memotong ucapan Cakka membuat Cakka mendongakkan kepalanya menatap Agni dengan alis saling bertaut.

"Oh. Sejak kemaren. Begitu Obiet nelpon aku langsung kesini." Jawab Cakka. Agni mengerutkan keningnya berpikir.

"Kak Obiet?" tanya Agni bingung. Cakka menganggukkan kepalanya. Agni berusaha mengingat apa yang kemaren terjadi. Agni ingat dia sedang berbicara dengan Obiet ditelpon sebelum akhirnya dia nggak ingat sama sekali apa yang terjadi padanya.

"Kenapa Ag?" tanya Cakka cemas karena Agni hanya diam saja sejak tadi. Agni mengalihkan pandangannya pada Cakka lalu menggeleng.

"Anda sudah bangun Nona Agni." Suara itu membuat Agni dan Cakka langsung mengalihkan pandangan mereka kearah pintu ruang rawat. Terlihat disana Dokter Johan datang bersama seorang Suster dibelakangnya.

"Baiklah mari kita periksa." Kata Dokter Johan sambil mulai memeriksa Agni.

"Waaa.. Anda pulih dengan cepat. Kalau begini anda bisa pulang secepatnya." Kata Dokter Johan.

"Terima kasih Dok." Kata Agni.

"Baiklah. Selama masih disini gunakanlah untuk beristirahat. Dan jangan lupa meminum obatnya." Kata Dokter Johan lalu pamit untuk pergi.

_____

"Liburannya gimana?" tanya Agni yang kini sudah duduk sambil menyandarkan punggungnya dikepala ranjang yang diberi bantal. Cakka yang sedang menatap keluar jendela langsung mengalihkan pandangannya menatap Agni dan tersenyum.

"Nggak ada yang lebih penting dari kamu." Agni berdecak mendengar gombalan Cakka.

"Gombal." Kata Agni membuat Cakka terkekeh.

"Kka.." panggil Agni pelan.

"Hm?" jawab Cakka. Agni menghembuskan napasnya.

"Boleh nanya sesuatu?" tanya Agni. Cakka menganggukkan kepalanya sambil bersandar pada jendela dan memasukkan kedua tangannya didalam saku celananya.

"Kenapa?" tanya Agni membuat Cakka menautkan alisnya bingung. Agni mendongakkan kepalanya menatap Cakka.

"Kenapa bisa suka sama aku?" tanya Agni. Cakka tersenyum dan menatap Agni dengan intens.

"Aku nggak membutuhkan alasan untuk mencintai kamu Ag. Aku mencintai kamu karena aku mencintai kamu. Itu udah cukup buat aku." Agni menatap Cakka dengan tatapan yang sulit diartikan. Cakka mengeluarkan kedua tangannya lalu melangkah mendekati Agni dan berdiri tepat didepan Agni.

"Kenapa? Kenapa kamu menanyakan itu?" tanya Cakka membuat Agni menundukkan kepalanya. Agni menghembuskan napasnya pelan lalu kembali mendongakkan kepalanya menatap Cakka.

"Cakka. Kamu tau? Sesaat sebelum aku memejamkan mataku saat kecelakaan itu, entah kenapa kamu adalah orang yang kuingat saat itu." Cakka tersenyum mendengar cerita Agni. Dia terus diam mendengarkan apapun yang akan Agni ucapkan.

"Cakka. Aku memutuskan untuk membuka hatiku lagi dan itu untukmu." Cakka kembali tersenyum. Dia tak menyangka jika penantiannya pada gadis ini akan segera berakhir dengan bahagia.

"Aku rasa aku juga mencintaimu. Tapi aku belum tau apakah aku mencintaimu sebagai seorang teman yang selalu ada untukku atau sebagai seorang laki-laki, aku hanya tidak ingin kamu pergi dari sisiku. Aku senang saat aku melihatmu tersenyum. Aku senang saat kamu menggodaku. Satu hal pasti yang aku tau. Aku ingin kamu disampingku. Selalu." Kata Agni akhirnya.

Dan itu benar-benar membuat Cakka bahagia. Akhirnya kisah cintanya kali ini berakhir indah. Cakka mencondongkan tubuhnya dan kini wajahnya tepat didepan wajah Agni.

"Aku...." Cup! Cakka mencium bibir Agni singkat lalu memiringkan wajahnya melihat Agni yang kini tersipu dan wajahnya memerah. Cakka menegakkan tubuhnya. Agni terdiam. Apaan itu barusan? Cakka melakukan serangan mendadak?

"Yakkk!!! Cakka!!! Itu first kiss gue!!" pekik Agni kesal saat sadar apa yang telah Cakka lakukan. Sedangkan Cakka kini sudah menjauh dari Agni karena tau jika gadis itu mungkin akan menerkam dan memangsanya. Cakka menyeringai mendengar ucapan dan menatap Agni dengan tatapan menggoda.

"Benarkah. Apa kamu mau aku cium lagi?" tanya Cakka menggoda.

"Cakka!!!" pekik Agni kesal. Cakka tersenyum puas karena berhasil membuat Agni tersipu.

"Waaaa... gue rasa lo udah sembuh total Ag." Ucapan itu membuat Cakka dan Agni langsung mengalihkan pandangan mereka kearah pintu ruang rawat Agni. Terlihat Shilla datang bersama Iel. Dan tentu saja yang mengucapkan kalimat itu adalah Shilla.

"Kalian disini?" tanya Cakka sambil melangkah dan duduk disofa yang ada diruangan itu.

"Lo kemaren langsung kesini Kka?" tanya Iel yang kini duduk disamping Cakka. Sedangkan Shilla kini berdiri disisi ranjang Agni. Cakka menganggukkan kepalanya pelan.

"Jadi kalian habis bertengkar lagi?" tanya Shilla yang memang tidak tau apa yang sudah terjadi dengan Cakka dan Agni. Dia hanya mendengar saat Agni berteriak nama Cakka terakhir kali tadi. Cakka menyeringai sambil menatap Agni menggoda, sedangkan Agni membalasnya dengan tatapan kesal.

Shilla bolak-balik menatap Cakka dan Agni dengan bingung. Iel tersenyum tipis lalu menyenggol lengan Cakka yang ada disebelahnya. Cakka mengalihkan pandangannya pada Iel dan menatapnya dengan alis bertaut seakan bertanya 'kenapa?'. Iel menunjukan Agni dengan dagunya. Cakka menyeringai lebar membuat Iel geleng-geleng kepala.

"Kayaknya kita harus waspada deh Sayang." Kata Iel pada Shilla membuat Shilla menatapnya bingung lalu mengalihkan pandangannya pada Cakka yang kini menatapnya sambil menaikturunkan alisnya lalu menatap Agni yang sedang menunduk malu.

"Astaga." Pekik Shilla setelah menyadari situasinya.

"Cakka awas lo ya kalo sampe duluin gue sama Kak Iel!" ancam Shilla sambil menatap Cakka tajam. Cakka mengedikkan bahunya acuh.

"Nggak janji." Kata Cakka sambil tersenyum misterius.

*****

Yihuyyyy..., akhirnya CagNi...., whooaaaaa,..., 

lalu bagaimana dengan kenyataan kebenaran Agni tentang keluarganya? Oke.., sampai ketemu dinext part Readers..., :*

LOVE GREET Seri 4 : Bring Me Your Love #B.M.Y.LWhere stories live. Discover now