"Aw..Aw.aw.aw!!!" ringis Cakka merasakan perih pada ujung bibirnya yang sobek akibat pukulan Obiet tadi.
"Makanya nggak usah sok jagoan!" kata Agni sambil menekan dengan keras luka Cakka itu.
"Awww." Cakka langsung menahan lengan Agni yang akan kembali menekan lukanya. Sesaat tatapan mereka terkunci. Saling menyelami tatapan mereka masing-masing.
Setelah selesai berbicara dengan Obiet yang sepertinya itu belum selesai masalah mereka. Agni langsung melangkahkan kakinya mengikuti perintah Cakka untuk menemuinya diruang santai rumah atap. Tadi Agni tak sengaja melihat luka disudut bibir Cakka. Jadi Agni keatas setelah mengambil kotak P3K yang ada di Restoran. Dan disinilah mereka sekarang. Agni sedang mengobati luka Cakka.
"Lepasin!" kata Agni yang tersadar lebih dulu sambil menyentakkan tangan Cakka yang menahan lengannya. Cakka mengerucutkan bibirnya. Sedangkan Agni kembali pada pekerjaannya membersihkan luka Cakka.
"Lagiankan gue nggak berantem Ag. Lo nggak liat ni gue yang luka. Dia yang mukul gue." Kata Cakka mencari pembelaan untuknya.
"Sama ajha!" kata Agni kesal.
"Tapikan Ag....."
"Lo bisa diem nggak sih Kka? Lo ngomong muluk kapan kelar ni gue bersihin luka lo?" kata Agni kesal. Pasalnya ketika Cakka bicara bibirnya terus bergerak. Dan itu membuatnya kesulitan untuk membersihkan lukanya. Cakka menganggukkan kepalanya mengerti tanpa mengucapkan sepatah katapun.
_____
"Cowok itu......"
"Dia mantan pacar gue" jawab Agni memotong ucapan Cakka sambil terus membereskan obat-obatan yang berserakan kembali ketempatnya. Cakka mengalihkan pandangannya pada Agni.
"Itu yang mau lo taukan?" tanya Agni sambil menatap Cakka. Cakka menggelengkan kepalanya pelan.
"Bukan. Bukan itu. Lagian nggak usah lo kasih tau juga gue udah tau kalo cowok itu mantan pacar lo." Jawab Cakka dengan santai. Agni mengerutkan keningnya.
"Darimana lo tau? Kayaknya gue belum ngomong apapun deh." Kata Agni bingung.
"Bukan hal yang sulit untuk tau. Lagian kelihatan banget. Dia ngajakin lo balikankan?" tanya Cakka. Cakka menautkan alisnya heran melihat Agni yang menundukkan kepalanya.
"Kenapa?" tanya Cakka bingung dengan ekspresi Agni yang penuh kesedihan.
"Lo masih cinta sama dia?" tanya Cakka lagi karena dia tak kunjung mendengar jawaban dari gadis itu. justru Agni terlihat melamun sekarang.
"Yang gue tau gue nggak mau lihat dia lagi. Seakan membuka kembali luka lama." Jawab Agni lirih.
"Apa karena dia?" Agni mengalihkan pandangannya menatap Cakka dengan kening berkerut heran.
"Maksud lo?" tanya Agni tak mengerti. Cakka mengalihkan pandangannya pada Agni lalu tersenyum.
"Apa dia yang bikin lo nggak suka sama gue selama ini?" Agni terdiam. Cakka mengucapkan pertanyaan itu dengan nada kecewa dan sedih. Ya. Agni tau itu. Agni mengalihkan pandangannya menatap kearah depan dengan tatapan menerawang.
"Bukan karena gue masih cinta sama dia." Kata Agni. Cakka memilih untuk mendengarkan kelanjutan ucapan Agni.
"Dan gue nggak pernah bilang kalo gue nggak suka sama lo." Lanjut Agni sambil menatap Cakka yang kini terdiam mencoba mencerna ucapan Agni. Agni tersenyum melihat Cakka yang sepertinya sangat terkejut dengan apa yang baru saja dia ucapkan. Agni kembali mengalikan pandangannya menatap kearah depan.
"Gue nggak percaya dengan apa yang mereka sebut cinta." Kata Agni dengan tajam. Cakka langsung tersadar, dia mengalihkan pandangannya menatap Agni dengan tatapan yang entahlah. Cakka menundukkan kepalanya. Kini dia mulai mengerti kenapa sikap Agni yang selalu terlihat tak pernah suka jika dia ada didekatnya. Ya. Bukan karena Agni tak menyukainya seperti apa yang tadi gadis itu ucapkan. Melainkan karena Agni takut jatuh cinta. Mungkinkah??
"Apa lo putus sama dia karena dia selingkuh?" tebak Cakka yang membuat Agni langsung menatapnya curiga.
"Kok lo tau? Ahhh. Pasti karena lo berpengalamankan? Seinget gue Ify pernah bilang kalo mantan pacar lo banyak banget. Lo pasti playboykan?" tanya Agni dengan curiga. Cakka menatapnya tak percaya lalu berdecak dan menatapnya kesal.
"Gue emang playboy, tapi gue bukan buaya." Kata Cakka membela dirinya sendiri.
"Apa bedanya coba?" tanya Agni.
"Ya jelas bedalah." Agni menatap Cakka dengan serius. Menunggu kelanjutan ucapan Cakka.
"Emang sih mereka sama-sama suka ganti-ganti pacar....."
"Nah itu lo ngaku!" kata Agni memotong ucapan Cakka membuat Cakka menatapnya kesal.
"Hehe. Oke. Lanjutkan!" ucap Agni setelah mendapat tatapan menakutkan dari Cakka.
"Bedanya kalo playboy itu kalo udah punya satu ya udah. Kalo mau yang lain ya yang sekarang dilepasin dulu, baru ngejar yang baru. Kalo buaya itu dalam satu waktu bisa punya lebih dari satu alias selingkuh." Agni mendongakkan kepalanya menatap kearah langit seolah berpikir.
"Tapi mereka sama-sama menyakitkan." Ucap Agni lirih. Cakka mengalihkan pandangannya pada Agni menatapnya dari samping dengan tatapan yang entahlah.
"Benarkan?" tanya Agni meminta persetujuan dari Cakka sambil menatapnya. Cakka menghembuskan napasnya pelan lalu menggelengkan kepalanya pelan.
"Lo berpikir semua laki-laki seperti itu?" tanya Cakka sambil menatap Agni dalam. Agni mengalihkan pandangannya kearah lain karena gugup dengan pandangan Cakka yang begitu dalam padanya.
"Bukannya emang udah sifat alamiah laki-laki seperti itu?" tanya Agni mengutarakan penilaiannya. Cakka tersenyum tipis.
"Apa menurut lo Papa lo, Kak Rio, Kak Alvin, dan Kak Iel laki-laki seperti itu?" Agni mengalihkan pandangannya kembali pada Cakka.
"Hm?" tanya Cakka lagi tak kunjung mendapat jawaban dari Agni. Agni menundukkan kepalanya. Cakka kembali tersenyum dan mengalihkan pandangannya kedepan dengan tatapan menerawang.
"Nggak semua laki-laki didunia ini seperti apa yang lo pikirkan Ag." Agni mendongakkan kepalanya menatap Cakka yang masih terlihat menerawang kedepan.
"Gue yakin Papa lo sangat mencintai Mama lo. Begitu juga dengan Kak Rio, Kak Alvin, dan Kak Iel. Gue yakin mereka sangat mencintai sahabat-sahabat lo. Gue tau gue nggak bisa membandingkan diri gue dengan mereka. Gue emang playboy. Mantan gue udah nggak terhitung lagi jumlahnya. Tapi satu hal yang harus lo tau Ag....." kata Cakka menggantungkan kalimatnya sambil mengalihkan pandangannya kembali menatap Agni yang kini masih menatapnya.
"Gue nggak tertarik lagi dengan perempuan lain setelah gue kenal sama lo. Karena menurut gue mereka semua terlihat membosankan." Bukannya tersanjung atau terharu, Agni justru mendengus kesal mendengar Cakka yang mengucapkannya dengan percaya diri yang tinggi.
"Gue nggak bohong. Gue serius." Kata Cakka tegas. Agni kembali mengalihkan pandangannya menatap Cakka yang kini menatapnya dengan instens.
"Karena itu. Gue mohon kasih gue kesempatan!" Agni terdiam.
"Kasih gue kesempatan untuk membuktikan kalo gue udah berubah. Gue bukan lagi Cakka yang dulu. Gue yang sekarang adalah Cakka yang hanya mencintai Agni seorang." Kata Cakka yakin.
*****
Ahayyyyy.., Cakka so sweett.... hoooolllllllll!!!!!!!!!!
YOU ARE READING
LOVE GREET Seri 4 : Bring Me Your Love #B.M.Y.L
Roman pour AdolescentsKetika trauma masa lalu akan cinta yang masih terus menghantui membuatnya takut untuk memulai cinta yang baru dengan orang yang berbeda. Lalu, bagaimana cinta itu akan meyakinkannya jika tak semua cinta itu menyakitkan? Akankah dia mampu untuk membu...