Bab 12

25.7K 1.2K 17
                                    

Minggu pagi..

Indah sudah siap dengan memakai baju kaosnya, celana training serta sepatu olahraganya..

Diapun membuka app line. Untuk mengingatkan kedua sohibnya.

3 serangkai
(3)

Indahhh : yuhuuu

Yanamut : hm

EvanSin : jadi kagak?

Indahhh : jadi lah, gua udah siap gini

Yanamut : ketemuan dimana?

Indahhh : langsung dibalkot aja yakk, soalnya gua bareng Bang An pake motor.

EvanSin : siip lahh, gua juga bareng Sinta

Yanamut : lah terus gua bareng siapa dong? Gak asik ah lo pada

EvanSin : Deni otw jemput lo Yan.

Yanamut : what the fuck, Evan anying

EvanSin : daripada lo sendiri kaya anak hilang. Tungguin bentar lagi nyampe tu anak.

Indahhh : udah ada Bang An, gua otw balkot.

Tittt... klakson motor ninja Andi berbunyi. Andi diatas motornya tidak memasuki rumah Indah, hanya menunggu didepan pagar.

"Bentar Bang." teriak Indah dari teras rumahnya. Ia pun memasuki rumahnya lagi dan mendapati kedua ortunya sedang berbincang sambil menonton televisi.

"Mah, Pah, Indah jogging dulu ya, udah ditungguin Bang An diluar." pamit Indah sambil menyalami kedua ortunya.

"Yaudah hati-hati sayang." kata Papahnya.

"Jangan lupa bawa duit, ntar kehausan habis jogging, malah ngutang diwarung karna gak bawa duit." ingat mamahnya.

"Bawa kok, mamah ish masih ingat aja." gerutu Indah sambil mengecek keberadaan dompet disaku celananya.

Kedua ortunya tertawa melihat wajah masam Indah.

"Udah sana gih, ditungguin Andi kan?" kata Papahnya membuat Indah mengangguk.

"Indah pergi dulu ya, Assalamu'alaikum." pamit Indah sambil berlari kecil.

"Wa'alaikumussalam." jawab ortunya sambil tersenyum memperhatikan Indah.

"Nih non." kata Bi Ani sambil menyerahkan helm kepada Indah.

"Ohiya hampir lupa." kata Indah menepuk jidat.

"Makasih ya bi, Indah pergi dulu " kata Indah sambil meraih helmnya lalu berjalan menuju pagar rumahnya yang sudah dibukakan oleh satpamnya, Pak Mukhlis.

"Makasih Pak Mukhlis." kata Indah sambil tersenyum ramah.

"Sama-sama atuh non." kata Pak Mukhlis sambil mengangguk.

"Gimana gua gak suka, lo baik sama semua orang Ndah." gumam Andi pelan saat memperhatikan keramahan Indah kepada siapapun.

Indah berdiri didepan Andi yang sedang menatapnya.

"Kenapa?" tanya Indah sambil memasang helmnya. Lalu ia kesusahan memasang kuncian helmnya.

"Hah? Gapapa, sini deh " suruh Andi yang membuat Indah berjalan dan berhenti disisi kanannya. Andi membantu Indah mengunci kuncian helmnya.

"Kebiasaan." tegur Andi.

"Hehe, susah bang." kata Indah polos membuat Andi mencubit pipinya.

"Bang An, gua bukan anak kecil lagi, dicubitin mulu dah." kata Indah sambil mengerucutkan bibirnya. Membuat Andi terkekeh lalu menurunkan kaca helm Indah.

Bendahara Kelas [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang