"Assalamu'alaikum" sapa Indah saat memasuki ruangan Naga yang pintunya tidak tertutup.
"Wa'alaikumussalam buben. Gua kangen lo masa" sapa Naga membuat Riko langsung merangkul Indah dan menatap Naga tajam.
"Inget bini lo Ga" sahut Riko sambil melirik Arum yang duduk didekat Naga.
Anak-anak kelas XI Ips 1 duduk lesehan demi kebersamaan. Mereka sibuk bercerita, entah tentang apa. Indah melepas rangkulan Riko dan meletakkan parsel buahnya dinakas samping brangkar Naga.
"Sakit apa lo cina?" Tanya Indah melihat wajah Naga yang pucat, tangan kanan yang diinfus serta tubuhnya yang kurus.
Naga terkekeh. "Biasa aja cuma DBD kok"
Indah tercengang mendengarnya. Demam berdarah dibilang biasa oleh seorang Naga.
"Sakit lo parah Cina!"
Naga meringis lalu menatap Arum. "Yank jangan cemburu yaa. Indah memang gini. Dia perhatian banget sama aku"
Bukannya marah. Arum malah tersenyum tulus ke Naga lalu beralih pada Indah. "Makasih yaa udah peduli sama dia, yang bahkan gak peduli sama kesehatannya sendiri"
"Tuh dengerin" kata Indah lalu menjitak kepala Naga membuat si empunya mengaduh.
"Bini lo nih Rik. Jauhkan dari gua. Orang lagi sakit kok disiksa"
Riko malah tertawa. "Bodo ya Ga. Gua yang sakit aja digituin sama dia, apalagi lo. Mungkin habis ni lo dibunuh sama dia"
Indah menginjak kaki Riko membuat Riko semakin tertawa.
"Awas lo ya" bisik Indah pada Riko.
"Duh atut" cibir Riko membuat Indah memutar bola matanya.
"Lo gak sekolah Rum?" Tanya Indah saat melihat pakaian Arum yaitu kaos dan jins panjang. Yang ditanya hanya menggeleng.
"Kenapa?" Tanya Indah.
"Jagain dia. Kasian, ortunya lagi diluar kota" jawab Arum membuat Riko iri.
"Tuh mbem. Harusnya kemaren pas gua dirawat lo juga kaya dia. Jagain gua. Kan kasian gua gak ada yang jagain" kata Riko membuat teman-temannya menatapnya.
"Dih bohong banget. Jangan kira gua gak tau. Kalo setiap malam ortu lo slalu datang dan jagain lo"
Riko terkejut Indah mengetahui soal itu lalu ia cengengesan didepan Indah.
"Gua cabut duluan yaa"
Semua yang ada diruangan itu langsung menoleh pada Evan yang sudah berdiri dari duduknya.
"Buru-buru amat Van. Mau ngapelin Sinta?" Celetuk Naga yang belum tau kandasnya hubungan Evan dan adik kelasnya itu.
Evan menggeleng. "Nyokap minta temenin beli belanja bulanan"
"Gua duluan Ndah. Gua duluan semuanya. Cepet sembuh Ga. Assalamu'alaikum" kata Evan lalu melangkah keluar dari ruangan Naga.
"Evan kalo galau segitunya ya mbem?" Tanya Riko membuat Indah mengendikkan bahunya.
"Gak tau juga sih. Tapi kalo dari yang gua cermati kayaknya sih yang mutusin Sinta deh"
"Masa sih?"
Indah mengangguk. "Soalnya kalo Evan yang mutusin ya putus aja. Dia gak bakal kepikiran apalagi galau kayak gini"
Riko mengangguk paham.
Satu per satu teman-temannya pamit pulang hingga menyisakan Indah Riko bersama Naga dan Arum.
"Lo cepet sembuh Cina. Kasian cewek lo sampe izin demi jagain lo. Jangan kecewain dia" pesan Indah yang diangguki Naga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bendahara Kelas [Completed]
Teen Fiction"Kalian pikir jadi bendahara itu gampang?" Kalimat itulah yang keluar dari mulut seorang gadis yang baru duduk di kelas XI Sma Harapan. Indah namanya. Saat ini, ia sedang menasihati teman-temannya yang selalu menunggak membayar uang kas. Kelas XI Ip...