Chapter 1: Open Now

11.6K 1.4K 869
                                    

Kata Pengantar

Halo pembaca baru,

Perlu aku ingatkan bahwa genre Hexotic Cafe adalah High Fantasy. Definisi fantasi sendiri, sudah tahu kan? Cerita yang mengandung unsur-unsur di luar kebiasaan/norma dunia yang kita kenal. Unsur fantasi antara lain: makhluk bukan manusia, kekuatan super, setting di dunia berbeda, dll.

HC adalah kisah tentang Halimun, makhluk warna yang menyerupai kabut (my original characters), yang karena satu hal, turun ke dunia manusia, mewujud jadi manusia muda, tapi masih memiliki kekuatan aslinya.

Pengantar ini terpaksa dibuat, karena sudah terlalu banyak pembaca memprotes usia tokoh, dan menanyakan apa Halimun itu. Ya, usia sengaja antara 15-18 tahun. Jangan disamakan dengan manusia karena mereka bukan manusia.

Bagi pembaca dan penyuka fantasi sejati, pengantar ini pasti mengganggu, karena jawabannya ada di cerita, dan soal usia adalah hal yang wajar. Jadi, aku mohon maaf.

Nah, jelas ya, dalam fantasi, selama logika ceritanya solid, anything is possible. Just open your mind. Enjoy the ride.

Terima kasih.

Salam

Author

________________________________________________________





Lavender

Lavender

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Selamat datang di Hexotic Café. Kafe populer yang tidak ada di peta. Kafe yang mudah ditemukan kalau kalian tidak mencarinya. Kalian sampai di sini pasti karena tersesat. Salah jalan atau salah belok. Tidak masalah. Beristirahatlah dulu sambil menikmati makanan dan minuman istimewa yang kami sajikan, setelah itu kalian bisa melanjutkan perjalanan lagi. Jangan khawatir, staf kami akan membantu kalian kembali ke jalan yang benar." Lavender merangkap tangan di dada, seolah menyambut serombongan tamu. "Perkenalkan, namaku Lavender Aubergine. Aku manajer di sini. Dan seperti yang kalian lihat, aku perempuan berumur 17 tahun—"

Gelak Tiger menghentikan kata-katanya. "Mana ada manusia memperkenalkan diri begitu? Kecuali kamu manusia labil dan enggak percaya diri meski dengan rok dan rambut panjang."

Lavender mendecak. "Aku lupa. Oke, ulangi. Aku LAVENDER AUBERGINE, manajer HC. Dan ini lima stafku.

"MINT GREEN, atau Minty, gadis pencinta tumbuhan. Umur 15 tahun. Dialah yang membuat kafe ini cantik asri dengan taman dan kebun. Kalau kamu memilih duduk di area hijau, pastikan tidak menginjak rumput, memetik bunga, atau melukai pohon. Minty akan memberimu sanksi berat kalau kamu melanggar aturannya.

"CARMINE BRICK, 16 tahun. Bisa dibilang, cowok berambut merah ini adalah arsitek HC. Dari awal bersikeras membangun perpustakaan alih-alih kafe. Jadilah lantai dua dijadikannya surga bagi para pencandu buku. Segala buku ada di sana. Bahkan yang belum pernah ditulis. The power of imagination, begitu semboyan Brick. Sampai sekarang, aku enggak bisa memutuskan, ini kafe yang ada perpustakaannya, atau perpustakaan yang ada kafenya. Nevermind. Pokoknya bacalah buku dan gunakan pembatas yang disediakan. Brick paling tidak suka lihat halaman buku dilipat. Oh ya, kalau kalian sudah harus pergi tapi belum selesai baca, mintalah bantuan Brick untuk mempercepat bacaanmu.

"Berikutnya, TIGER BLAZE, 17 tahun. Dia entertainer sejati. Tugasnya membuat kafe ini ramai dan menjadi tempat berkesan untuk pengunjung. Oh ya, dia cowok—"

"Stop! Mereka sudah tahu." Tiger mengibaskan rambut jingganya.

"—yang banyak gaya!" Lavender melanjutkan, tak acuh. "Tapi tidak ada yang lebih cermat ketimbang Tiger untuk urusan petunjuk jalan. Ada peta di kepalanya. Kalau mau cepat sampai di tempat yang kamu tuju, Tiger akan membantumu."

"Staf keempat, CLOUD STERLING, 16 tahun. Jangan tertipu wajahnya yang kelabu selalu. Cewek yang crafty, modis, dan artsy ini telah menjadikan HC tempat yang crafty, modis, dan artsy pula. Silakan lihat-lihat galeri dan butiknya. Cloudie akan menjadikanmu crafty, modis, dan artsy, sesuai karaktermu, kalau kamu mau.

"Terakhir. AEGEAN SKY. Cowok berdarah biru, umur 18, yang bertanggung jawab untuk urusan menu HC. Dialah yang menciptakan Hexotic Blue Coffee, Hexciting Blue Tea, dan aneka Hexacake. Kalian belum pernah ke sini kalau belum pernah mencicipi inovasinya. Rasa di ujung lidah yang akan mengikuti kamu sampai beberapa hari ke depan dan membuatmu ingin kembali ke sini."

"Sudahlah, Lave, tanpa latihan pun kamu selalu oke," kata Aegean datar. "Kita buka sekarang?"

Lavender tertegun sejenak. Mata sebiru kedalaman samudra itu selalu mampu membekukan waktu. Sampai Tiger menjentikkan jari untuk kembali mencairkannya. Lavender berkedip. "Baik. Kita buka Hexotic Café hari ke-20."

Tiger dan Brick berdiri di kanan dan kiri pintu depan, memakai seragam kebangsaan masing-masing, jingga dan merah. Ketika daun pintu ditarik masuk, di depan mereka berdiri puluhan, mungkin bahkan ratusan, orang menunggu.

"Seratus sembilan puluh dua orang tepatnya," kata Aegean, mendengkus. "Sekitar 57%-nya adalah pengunjung rutin. Sisanya baru. Seperti biasa, dominan anak muda usia 16-25 tahun. Kamu siap, Lave?"

Lavender mendesah. "Oh, Tiger! Berapa banyak petunjuk jalan yang disimpangkan ke sini tadi pagi?"

"Sepuluh." Cloudie berbisik. "Kata Tiger, kamu minta peningkatan pengunjung sekitar 20%."

"Ini 200%!" pekik Lavender dengan suara tertahan.

"Ruang duduk yang ada tidak akan muat. Aku terpaksa membuka area hijau di belakang." Minty berbalik dan lari terburu-buru.

"Tiger hanya ingin cepat pulang," kata Aegean pelan. "Aku ke dapur dulu. Panggil saja kalau kamu perlu aku."

Lavender mengangguk. Pidato yang disiapkannya tadi menguap begitu saja. Lagipula orang-orang itu asyik berbicara sendiri dan tertawa-tawa sambil menuju meja-meja pilihan. Tidak perlu lagi sambutan formal seperti kemarin-kemarin. Baiklah, hari ke-20 dimulai, siap atau tidak siap.

Ia tidak khawatir dengan kesigapan Aegean menyediakan makanan dan minuman. Tapi secekatan apa pun Tiger dan Brick melayani, mereka akan kewalahan dengan pengunjung sebanyak ini. Lavender pun masuk ke ruang kantor, menutup pintunya rapat-rapat. Ditariknya napas dalam-dalam, dan ia tiupkan pelan-pelan melalui corong yang dibentuk dengan jemarinya. Kabut ungu deras mengalir dan langsung membentuk lima sosok waiter berseragam rapi. Tiga perempuan, dua lelaki. Kerja keras lima kali lipat dari biasanya. Lavender terduduk di kursinya. Mengisyaratkan lima bagian dari dirinya itu untuk keluar dan mulai bekerja.

Bukan hanya Tiger yang ingin cepat pulang.




Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hexotic CaféTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang