Tiger
Masuk ke Gold Club. Ambil golden drop. Pulang.
Misi sederhana. Dengan kecepatan geraknya, Tiger memperkirakan hanya perlu 30 menit bolak-balik.
Hati-hati. Jangan bikin keributan yang tidak perlu. Begitu pesan Lavender.
Tiger mendengkus. Apalah yang bisa terjadi dalam misi kecil ini?
Apa pun, ternyata, bisa terjadi.
Masuk ke dalam klub malam itu memang masih semudah membalikkan tangan. Penjaga lagi-lagi tidak tahu apa yang menerjang lewat. Tapi di dalam, Tiger tidak bisa mendekati bar tempat botol-botol minuman dipajang dan diracik. Pengunjung memenuhi setiap jengkal lantai. Dimaz dan band-nya sedang beraksi di panggung. Live music dengan penonton yang terlalu hidup bergerak dan berteriak. Baru mencoba satu dua langkah maju, muka, rusuk, dan kakinya sudah kena tampar, sikut, dan injak.
Sesaat terpikir untuk mengeluarkan api. Seperti semut, kerumunan akan bubar. Bubar ke mana? Tiger menggeleng. Terlalu padat. Api justru akan membuat mereka panik berhamburan dan saling injak. Meskipun belakangan Lavender memberinya izin untuk melakukan apa pun yang harus dilakukan, Tiger tidak mau misinya merenggut korban.
Tiger akhirnya mengerahkan tenaga kasar untuk menyeruak, mendorong. Namun jalan yang terbuka di depannya langsung terisi lagi oleh badan-badan berkeringat yang menguarkan bau rokok, alkohol dan wangi-wangian tajam.
Bodoh sekali kalau ia terus ngotot begini. Bisa kehabisan tenaga dan napas sia-sia. Atau malah mati tercekik bau-bauan. Aneh sekali ide manusia tentang having fun. Kalau Ratu Halimun tahu, setting seperti ini akan di-copasnya di Tatar untuk menghukum para Halimun bandel. Oops. Ratu tahu. Buktinya ia ada di sini.
Tiger berbalik ke tempat semula yang lebih lega. Mengedarkan pandangan. Bar terletak di bawah balkon lantai dua. Tidak terlalu berjubel di atas sana. Tapi tangga ke atas dipenuhi manusia. Cara lain ... Nah, itu dia, jendela.
Bergegas ia keluar, berlari mengitari bangunan klub, menuju bagian belakang, dengan sederet jendela di lantai dua. Kemampuan melayang Halimun dikonversi menjadi lari cepat. Melompat tinggi? Tidak ada. Maka Tiger memanjat pohon terdekat, melompat ke talang, kemudian dengan berpegangan pada tonjolan dinding, bergeser mendekati jendela. Ia mengerahkan energi ke kaki. Lalu berayun dan menendang kusen jendela hingga terbuka. Tiger melompat masuk dan mendengar orang-orang di sekitarnya menjerit. Tapi di keramaian seperti itu, ia justru aman. Penjaga tidak akan mendengar atau mendekatinya dengan cepat.
Tanpa membuang waktu lagi, Tiger membuat bola api di kedua tangannya. Orang-orang otomatis menyibak. Dari balkon ia melompat turun, tepat di depan barista. Lelaki itu menjatuhkan botol yang dipegangnya karena kaget. Tiger menariknya sampai berjongkok di lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hexotic Café
FantasíaEnam Halimun muda melakukan kesalahan fatal. Tidak tanggung-tanggung, Ratu Tatar Halimun yang nyaris jadi korban eksperimen ilegal mereka. Sebagai hukuman, mereka dibuang ke dunia manusia. Boleh kembali ke Tatar, kalau mereka terbukti berjasa untuk...