Tiger
"Apa sih yang mereka kerjakan di sekolah selama berjam-jam? Kayaknya membosankan," gumam Tiger. Ia sempat mengamati salah satu kelas dari jendelanya tadi. Guru berbicara di depan, tapi tampaknya tidak semua murid mendengarkan. Dari baris ketiga ke belakang, anak-anak sibuk sendiri. Sepertinya guru itu hanya berhasil menarik perhatian dua baris bangku terdepan. Kalau memang sekolah seperti itu, tampaknya hanya perkelahian yang berhasil "menghidupkan" suasana. Bukan berarti ia mendukungnya. Heran saja, apa yang membuat Minty begitu tertarik ingin bersekolah.
Untuk kesekian kali, Tiger menengok portal dari balik buku yang dibacanya. Ini buku kedua, tapi di seberang sana, keadaan tetap sunyi. Sekali, hanya ada kucing liar yang tertarik mendekati lubang. Tiger menggeram dan kucing itu kabur ketakutan. Reaksi yang membuat Tiger terbahak. Tapi setelah itu, sunyi lagi. Tidak ada anak-anak sekolah mendatangi tempat itu. Tiger menyemburkan napas. Apa sebaiknya ia menelepon Brick atau Minty? Atau lebih baik lagi menengok mereka melalui portal itu?
"Tiger, cepat ke sini!" Cloudie tiba-tiba berteriak melalui koneksi benak sampai bahu Tiger berjengit.
Detik berikutnya, Tiger telah melesat ke studio. Cloudie memberinya isyarat untuk mendekat ke meja kerja. Duduk di samping Cloudie, Naga sedang menggambar dengan cepat seperti seorang seniman profesional. Dalam setengah jam, anak itu menghasilkan lima gambar dengan krayonnya. Gambarnya kekanakan, tapi begitu detail menunjukkan adegan dan ekspresi.
"Blacky?" Tiger langsung curiga.
Cloudie menggeleng. "Tidak diaktifkan. Tapi bisa jadi ini dampak simbiosis mereka. Perhatikan apa yang digambar Naga. Sepertinya, itu rumah kuning yang disebut-sebut Naga dan Aegy kemarin."
Ya. Pada gambar pertama, tampak rumah bertingkat dua bercat kuning di tengah pepohonan, di siang hari. Ada beberapa anak lelaki sedang bermain kelereng di halaman. Dan Tiger mengenali salah satunya adalah Naga.
Gambar kedua, separuh rumah diliputi kegelapan. Bukan malam. Tapi seperti mulut hitam pekat yang menganga. Sebagian pepohonan di sekitar rumah sudah tertelan olehnya. Anak-anak berdiri terpaku memandangi fenomena itu.
Gambar ketiga, rumah dan sekitarnya sudah tertelan dan anak-anak berlari menjauh. Naga terjatuh ke dalam lubang, tertinggal teman-temannya.
Gambar keempat, gelombang hitam menggulung apa saja yang ada di depannya, termasuk anak-anak yang berlarian. Di dalam lubang, Naga justru selamat, meringkuk di dasar, saat kegelapan menguasai seluruh permukaan di atasnya.
Gambar kelima, tampak Naga merangkak keluar dari lubang, dan sudah tidak ada apa pun di permukaan tanah kecuali pasir.
Naga berhenti menggambar. Tangannya berlepotan krayon yang didominasi warna kuning dan hitam. Anak itu memandangi gambarnya dengan heran. Tiger bertukar pandang dengan Cloudie.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hexotic Café
FantasiEnam Halimun muda melakukan kesalahan fatal. Tidak tanggung-tanggung, Ratu Tatar Halimun yang nyaris jadi korban eksperimen ilegal mereka. Sebagai hukuman, mereka dibuang ke dunia manusia. Boleh kembali ke Tatar, kalau mereka terbukti berjasa untuk...