Chapter 9: Soul Thread

2.3K 514 88
                                    

Minty

Minty

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Bisa kita mulai?" Aegean duduk di sandaran lengan sofa. Minty bergeser memberinya tempat, tapi Aegean menggeleng, sudah nyaman di situ. Bersedekap kaku seperti biasanya.

Lavender duduk di belakang meja kerjanya. Laptop terbuka. Jemari di atas keyboard. Tapi mata tertuju pada Aegean. Kabut ungu di sekitar mukanya belum pudar sepenuhnya. Baru kali ini Minty melihat Lavender seperti itu. Entah kenapa ia yakin, kali ini bukan karena marah pada Tiger. Ia melirik Aegean curiga. Tapi tampang cowok itu begitu dingin seperti kue kreasi terbarunya yang diberi nama 101-shades-of-blue-frost-filled hexacake. Rumit, ya? Serumit yang bikin.

Minty berdeham. Lavender menoleh kepadanya dan menepuk meja. Seperti jengkel pada diri sendiri. "Baik. Kita mulai dengan golden drop. Brick, beri aku kabar bagus."

Brick mengangguk dan membuka catatannya. "Dari Google, nama Golden Drop dipakai untuk label dagang produsen jus dan permen, juga label kembang api, dan nama sebuah kafe di Atlanta, AS. Aku dan Aegy sudah search lebih jauh; ketiganya enggak ada kaitan apa pun dengan Gold Club dan golden drop yang terminum Cloudie—"

"Berarti aku harus ambil sampel dari Gold Club. Izinkan aku pergi sekarang, Lavender." Tiger menyela sambil melompat berdiri. "Energiku penuh. Aku bisa kembali dengan cepat."

"Sebentar, Tiger." Lavender mengangkat tangan. "Brick, sebelum makan tadi, kamu bilang mungkin ada petunjuk dari furball portabel?"

"Ya. Unit PF bekas Cloudie sudah selesai aku isi ulang. Prototipe ini terbukti andal. Bukan hanya memasok tenaga dalam keadaan darurat, unit ini juga bisa membaca tanda-tanda vital Halimun di dalamnya. Aku baru sadar saat Cloudie sudah dikeluarkan, ternyata ada sinyal-sinyal lemah substansi asing. Aku berhasil memisahkan residunya. Sekarang sedang dianalisis. Satu jam lagi akan keluar hasilnya. Aku curiga, residu itu berasal dari zat yang meracuni Halimun Cloudie."

"Golden drop?" Tiger memandang penuh harap. Brick mengangguk. Dan Tiger duduk kembali, berkata pada Lavender, "Kalau racun sudah ketahuan, kamu bisa menciptakan penawarnya?"

"Harus bisa. Cloudie harus sembuh." Lavender mengetuk-ngetuk bibir bawahnya. Bertekad. "Bagaimana dengan Blacky?"

Minty buru-buru menjawab. "Merajuk. Tapi dia masih bisa bertahan di dalam tubuh Naga satu jam lagi. Menunggu sampai unit PF bisa dipakai. Paling baru bisa besok ditanya-tanya."

"Baiklah." Lavender lalu beralih kepada Tiger. Suaranya lembut, tapi justru karena itu Tiger seperti menciut di kursinya. "Apa pun masalahmu dengan Cloudie hingga terjadi hal seperti ini, aku percaya kamu bisa selesaikan bersama Cloudie nanti. Tapi kuharap mulai sekarang, kamu berpikir dulu sebelum berbicara dan bertindak. Demi menghindari masalah dan kerumitan yang tidak perlu."

Ruangan menjadi hening. Tak ada yang berani memandang Lavender. Minty menunduk, merasa kata-kata Lavender ditujukan pula kepadanya. Dia juga banyak membawa kerumitan pada keluarga HC akibat ketidakmampuannya dalam banyak hal. Andaikan ia tidak cuma bisa menumbuhkan tanaman, tidak cuma bisa mendengar suara-suara tak kasattelinga ... ah, apa coba, gunanya kemampuan itu? Di saat teman-teman mendapat kemampuan baru, ia tidak beranjak dari urusan tanam-menanam. Jangan salah paham, ia mencintai taman dan kebunnya. Tapi saat ini, ia benar-benar berharap bisa berperan, misalnya meramu obat herbal untuk Cloudie. Alangkah baiknya kalau ia juga bisa mendengar suara tumbuhan yang memberitahukan khasiatnya. Trade off pun ia rela.

Hexotic CaféTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang