Debate 2 ~ JED

2.2K 134 1
                                    

Mihani Pov!

“Jadi rencana lo buat nolak Bu Nela apa?” Sarah bertanya santai, tangannya sibuk memainkan sedotan didepannya. Hmm, kalau ditanya begitu sih.. aku juga tidak tau.

“JED itu apa sih emang?” Ufi bertanya dengan wajah bingung. Daritadi dia hanya mendengarkan percakapan mereka karna tidak mengerti.

“JED thu Jogja English Debate, semacam club terkenal di kota ini. Dia sering ikut lomba internasional gitu,” Jelasku tidak tertarik, dan Ufi hanya mengangguk-angguk sambil asik dengan ponselnya. Aku hanya mendengus, kemudian menyedot orange juice dihadapanku. Suasana hatiku benar-benar buruk sekarang.

Bagaimana bisa mendadak aku harus terperangkap oleh keinginan Bu Nela? Kenapa pula mendadak beliau ingin aku mengikuti seleksi JED? Hallo, aku Mihani Kurnia, cewek tomboy yang nggak ngerti apa-apa tentang debat-debat itu! Debat bahasa Indo aja aku gak bisa, gimana pake Bahasa Inggris? Oke baiklah, aku memang tidak terlalu buruk di kemampuan bahasa. Tapi kan tetap saja, menyebalkan!

“Oh iya, Aya kemana?” Ufi mendongak dari ponselnya, kemudian memandang kami heran. Ah iya, aku juga daritadi tidak melihat Aya. Tapi aku bisa memperkirakan kemana dia, karna ada pertandingan basket kelas 11 lawan kelas 12.

“Tadi di samper Tian, tau deh kemana” Jawab Sarah sambil mengangkat bahu.

“Ngomong-ngomong soal JED, lo kayaknya musti bikin rencana buat nolak Bu Nela sekarang deh.” Shila mendadak bicara setelah sekian lama diam saja, aku menatapnya heran ketika mendapati Shila menatap ke belakang kepalaku.

Aku mengikuti arah pandangnya, dan menemukan sosok Bu Nela yang berdiri sambil celingukan di pintu kantin. Mati! Aku harus kabur! “Gue ngabur dulu ya, bye” Gumamku sembari kabur secepat kilat menuju pintu samping kantin yang dihubungkan dengan lapangan basket melalui lorong.

Huftt, sepertinya hidupku setelah ini akan sedikit belibet. Kenapa Bu Nela tidak membiarkanku hanya bermain basket saja sih? Selain bermain basket, hobi bela diriku kan juga cukup menyita waktu.

“Mihaaaa” Aku mendongak begitu mendengar suara Aya. Dia sedang berdiri di samping lapangan basket, agak jauh dari penonton. Aku segera menghampirinya.

“Udah berapa-berapa?” Tanyaku sambil memperhatikan jalannya pertandingan.

“Udah 55 – 50 Ha” Aku menoleh pada Aya dengan kaget.

“Tim kelas 12 kalah?!” What the.. memalukan banget! Masa kelas 12 bisa kalah point begini, walaupun emang pertandingan belum selesai sih.

“Di Tim kelas 11, ada ceweknya Ha” Jawab Aya sebal, “Jadi tim kelas 12 agak jadi jaga jarak gitu”

“Cewek? Mana?” Aku memperhatikan lapangan, dan menemukan seorang cewek dengan seragam basket yang sama yang kupakai didalam seragam sekolah. Anindita Saraswati. Dia sih kagak ada apa-apanya! Kenapa dimainin coba?

Bener kata Aya, permainan cowok kelas 12 jadi nggak maximal gara-gara itu. Mana Tian kan orangnya gitu kalau main sama cewek, sok-sok gentle! Sialan, kalau gitu sih bisa malu-maluin banget! Udah kalah sama kelas 11, ada ceweknya pula!

Love 2 : Love Debate?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang