Aku berjalan dengan tangannya yang senantiasa merangkul bahuku mesra, diiringi tatapan tidak suka dari beberapa cewek. Aku berusaha terlihat se-normal mungkin, tapi sepertinya gagal. Karna beberapa kali, aku balas melotot pada beberapa cewek yang melotot pada kami – tepatnya padaku!
“Hai, Tate?” Sandra berjalan dengan dibuat-buat mendekati kami, aku mengamati dandanannya yang kelewat wow untuk hanya dipakai datang ke sebuah party kecil-kecilan begini. Sandra menatapku dari atas ke bawah, “Kamu pacaran sama Hani?” udah jelas kan jawabannya?!
“Ya.” Tate menjawab datar, kemudian melepas rangkulannya untuk mengambil 2 gelas minuman untuk kami. Dia mengulurkan 1 gelas padaku, dan membuat mata Sandra melebar sedikit.
“Kamu yakin mau pacaran sama dia?” tanya Sandra dengan nada menghina. Aku sebenarnya malas meladeni-nya, apalagi mengingat Sandra pernah berteman dekat dengan Sarah. Tapi nada suaranya yang menghina itu membuatku terpancing juga.
“Emangnya kenapa?” Tanyaku ketus, Sandra menatapku dengan senyum mengejek.
“Lo itu bukan tipe-nya Tate,” sahutnya tenang, kemudian dia kembali menatap Tate “Ya kan, Tate?” tangan Sandra bergelayut di lengan Tate. Dan sebagai ‘pacar’ yang baik, bukankah aku seharusnya cemburu? Iya kan? Makanya, aku langsung menyentakkan tangannya. Sandra melotot marah padaku, “Kenapa sih Han?!”
“Lo yang kenapa! Lo gak liat ada gue disini?” sentakku galak, dan kulihat Tate melirikku sekilas kemudian kembali memasang wajah datar. Sial! Harusnya kan dia yang acting, kenapa malah jadi aku?!
“Terus kenapa kalo ada lo?! Gue nggak percaya lo pacarnya Tate!” Dia menatapku dengan kesal, “Lo tuh beda jauh sama Naya! Lo tuh bagaikan itik buruk rupa kalau sama Naya! Lo—“
“LO BILANG APA TADI?!” kata-kata Sandra langsung dipotong oleh teriakan marah Sarah. Aku menatap Sarah, Ufi, Shila, dan Aya yang sudah mendekati kami. Wajah mereka kelihatan tidak bersahabat sekarang, dan aku harus bersyukur punya sahabat seperti mereka.
“Gue bicara jujur, Sar” Suara Sandra merendah, mungkin karna melihat wajah marah Sarah.
“Lo bilang dia bagai itik buruk rupa dibanding gue?” Aya berkata tajam, “Terus lo bagai apa dong? Kotoran itik buruk rupa?!” Aku melongo menatap Aya yang ternyata bisa sadis juga. Kemudian ketika melihat beberapa teman kami tampak semakin tertarik untuk mendekat aku langsung menoleh pada Tate.
Dia kan cowok! Harusnya dia bisa nyelesein masalah ini kan?! Tate melirikku sekilas kemudian menyahut “Apapun koment lo, dia cewek gue sekarang.” Tate menarik tanganku untuk menempel padanya.
Sarah dan Aya melongo, Ufi dan Shila melotot kaget, dan aku menggigit bibir serba salah.
~!@#$%^&*()_+_)(*&^%$#@~
“Sekarang jelasin ke kami, gimana bisa lo pacaran sama Tate?!” Mereka ber-4 langsung mengepungku di dalam kamar Aya. Wajah mereka seperti sedang menodong penjahat saja, padahal mereka hanya berhadapan denganku!
“Tunggu bentar,” Aya menahan ucapanku, kemudian menerima panggilan di ponselnya. “Hallo? ... aku udah pulang … tadi ada insiden dikit … besok aja ceritanya! … Iya berisik ah … Hmm, iya deh tuan Tian yang terhormat … oke, night. Ati-ati” Kemudian Aya menutup ponselnya dan kembali menatapku. “Sekarang jelasin!”
Dengan pasrah, aku menceritakan semua hal yang terjadi antara aku dan Tate. Dan mereka ber-4 Cuma bisa melongo mendengarnya. Aku menarik nafas panjang setelah mengakhiri rentetan cerita dari A sampai Z.
“Jadi, yang pas di kantin itu kami nggak salah liat?” Ufi yang pertama bertanya. Aku sebenarnya nggak tau dia bilang apa, tapi aku mengangguk saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love 2 : Love Debate?
Teen FictionCopyright © 2014 by luthfia_AF Cover by kimberlyaurelia WARNING : CERITA BELUM DIREVISI SAMA SEKALI, KESALAHAN DALAM PENULISAN DAN INFORMASI YANG TERMUAT DI DALAMNYA DIBIARKAN APA ADANYA. TERIMAKASIH UNTUK PENGERTIANNYA. Jangan dibaca kalo lo nggak...