Perasaan cowok ini jadi rajin banget main ke rumah, dan bisa berjam-jam mengobrol dengan Mbak Maha. Menyebalkan banget nggak sih? Aku kan jadi kayak anak ilang di rumah, Papa sama Mama sibuk, Mbak Maha sibuk pacaran sama Tate, dan aku? Uhhh menyebalkan!
Sepertinya aku harus mulai mencari kesibukan baru yang tidak membuatku seperti tidak punya kerjaan. Atau sebaiknya aku pergi saja? Main ke rumah Aya gitu? Hmm ide bagus! Aku langsung bersiap-siap dan langsung keluar dan bersiap pergi. Aku menoleh heran melihat Tate dan Mbak Maha sibuk duduk didepan TV sambil bermain Mita, sial namanya saja keren begitu!
“Mbak, aku pergi dulu ya” gumamku singkat sebelum kemudian langsung meninggalkan mereka. Kenapa aku jadi sebal gitu ya melihat mereka deket begitu? Apa aku cemburu? Tapi kenapa aku harus cemburu coba? Itu nggak masuk ak—
Kurasakan tarikan tangan seseorang dilenganku ketika aku menginjak lantai teras. Aku menoleh kaget dan mendapati Tate berdiri menahan lenganku. “Lo mau pergi kemana?” tanyanya heran.
“Terserah gue dong,” jawabku sebal. Ngapain dia kesini? Sana sama Mbak Maha aja sana!
“Jangan gitu Han. Maha kan khawatir kalo lo pergi gak jelas kemana,” WHAT? Tate sukses membuatku melongo sejadi-jadinya! Jadi dia mengejarku begini cuma demi Mbak Maha? Tate menyebalkan!
Aku menyentakkan tanganku darinya, “Bukan urusan lo!!” Dan aku langsung meninggalkan Tate yang terbengong-bengong oleh tindakanku barusan. Sial! Aku benar-benar ingin menangis sekarang, dan tanpa sebab pula. Ish!
~!@#$%^&*()_+
Untuk sesaat, aku bisa melupakan tentang pernyataan cinta cowok ini. Karna cowok ini belakangan sibuk dengan urusan skripsinya, tapi sekarang? Aku harus bagaimana ketika dia datang dan berdiri didepanku? Mana jantungku berdegup aneh lagi, benar-benar tidak nyaman.
Dia mengatur nafasnya didepanku, terlihat ngos-ngosan. Aku menatapnya datar, menunggu apa yang akan dikatakannya. “Aku kangen sama kamu, Mihani.” Ha? Belum sempat aku menjawab kata-katanya, dia memelukku erat. Jenis pelukan yang dilakukan seorang pacar pada pacarnya!
“Udah gila ya, Mas?” Sentakku ketus sambil berusaha melepas pelukannya.
“Iya, gila karna kangen sama kamu.” Sahutnya cepat. Astaga! Aku tidak pernah membayangkan cowok sejail mas galang akan menggombaliku begitu!!
Bugh!
Eeeehh aku terdorong mundur beberapa langkah, ketika seseorang melepaskan pelukan Mas Galang dengan paksa. Membuat bibir Mas Galang robek dan mengeluarkan darah. “Maksud lo apa, Tate?” Mas Galang bangkit berdiri dan menantang Tate. Astaga, ngapain Tate ada disini?
“Gue yang harusnya nanya sama lo!” Tate berujar dingin, terlalu dingin menurutku. “Ngapain lo meluk-meluk cewek gue?” astaga, untuk ukuran seorang actor, dia termasuk terlalu menjanjikan. Dia menoleh padaku, kemudian menggandeng tanganku. “Ayo pulang!” Dan aku langsung pontang panting mengikuti langkah Tate.
Aku tidak berani protes begitu melihat wajah merah Tate yang seperti menahan kemarahan, dan aku hanya diam saja ketika dia sudah membawaku masuk ke mobil. Tate menelungkupkan wajahnya ke kemudi mobil, dan aku hanya menatapnya dalam diam. Ini benar-benar menakutkan.
“Maksud lo apa?” dia bertanya dengan nada dingin. “Lo ada apa sama Galang?”
Aku tidak menjawab sama sekali, malah memalingkan wajah ke arah jendela. Kudengar helaan nafas Tate, kemudian mobil mulai menyusuri jalan menuju rumahku.
“Sekali lagi gue tanya, lo ada apa sama Galang?”
Kenapa nada suara Tate seperti orang cemburu sih? Atau dia memang cemburu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Love 2 : Love Debate?
Teen FictionCopyright © 2014 by luthfia_AF Cover by kimberlyaurelia WARNING : CERITA BELUM DIREVISI SAMA SEKALI, KESALAHAN DALAM PENULISAN DAN INFORMASI YANG TERMUAT DI DALAMNYA DIBIARKAN APA ADANYA. TERIMAKASIH UNTUK PENGERTIANNYA. Jangan dibaca kalo lo nggak...