“Fi, bantuin gue napa?” Rengekku nelangsa. Sepertinya akhir-akhir ini, nasibku sedang sangat buruk.
“Aduh Han, gue kan gak kenal sama Tate.” Ufi menolak mentah-mentah, bahkan wajahnya pun distel keberatan. “Mending lo minta tolong Aya aja deh,”
“Yahh Fi, gue mana enak sama dia.” Sahutku masih merengek-rengek sambil mengikuti Ufi kemanapun dia berjalan.
“Oke oke, gue mau bantuin lo” Ufi menahan badanku dengan kedua tangannya, sedangkan aku sudah memasang wajah senang. “Tapi dengan 1 syarat!” Aku yang hampir kegirangan, langsung was-was.
“Apaan?” Tanyaku dengan wajah curiga. Ufi nyengir sambil menunjuk ke arah lapangan basket,
“Elo harus nyomblangin gue sama Nathan, gimana?” What the… ahhh kenapa Ufi malah minta dicomblangin sama cowok model badboy kayak Nathan sih?
“Dia playboy, Fi. Please deh~” Aku langsung mengerang keberatan. Bagaimanapun, aku bukannya tidak mau membantu Ufi. Tapi aku Cuma nggak mau sampe si Nathan itu main-main sama Ufi!
“Yaudah kalo lo nggak mau, gue juga ogah” Ahhh aku langsung menarik tangan Ufi lagi. Baiklah Hani, pikirkan dengan tenang. Mungkin kalau Nathan main-main dengan Ufi, kamu bisa menghajarnya dengan jurus taekwondo yang kamu kuasai bukan? Baiklah.. Aku menarik nafas panjang, kemudian mengangguk dengan ragu. Ufi langsung melonjak kegirangan, kemudian memelukku “Thankyou sayang, I love you so much”
“Oke, nggak usah berlebihan.” Aku menggerutu sebal, “ Now, you must help me.”
Ufi mendesah dengan berlebihan, kemudian bertanya dengan wajah pasrah “ Jadi, apa yang harus gue bilang ke Tate?” Aku nyengir.
!@#$%^&*()
Jelas banget wajah cowok itu langsung berubah geli, JELAS BANGET. Aku memberengut sambil mengalihkan tatapan dari Ufi yang sedang berbicara serius dengan Tate. Oh aku harap Ufi berhasil, karna kalau tidak… aku tidak tau harus melakukan apalagi.
Kulihat tatapan Tate mengarah padaku, kemudian dia tersenyum mengejek padaku. Langsung kuacungkan kepalan tanganku padanya, yang langsung kutarik lagi. Takut kalau Tate tidak mau membantuku. Biar deh dia mau menghinaku kayak gimana, yang penting dia mau ngajarin aku.
Tak berapa lama, Ufi berjalan menghampiriku dengan wajah masam. “Dia minta lo sendiri yang bilang,” Ihh tuh cowok emang asli nyebelin banget ya? Dengan menarik nafas panjang, akhirnya aku mengangguk pada Ufi.
“Yaudah, makasih ya Fi.” Ucapku sebelum berjalan ke arah Tian yang sedang memainkan bola dikakinya. Dia mendongak begitu melihatku mendekat, kemudian dia tersenyum menantang.
“Ada yang bisa gue bantu?” tanyanya dengan wajah sengak, nada suaranya benar-benar dingin. Uhhh
“Ajarin gue debat.” Gumamku pelan tanpa mau menatapnya.
“Apa? Elo bilang apa? Gue nggak denger.” Sabar Hani.. Sabar..
“Ajarin gue debat.” Gumamku lebih keras. Dia menaikan alisnya dengan muka menantang,
![](https://img.wattpad.com/cover/11063020-288-k3412.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love 2 : Love Debate?
Teen FictionCopyright © 2014 by luthfia_AF Cover by kimberlyaurelia WARNING : CERITA BELUM DIREVISI SAMA SEKALI, KESALAHAN DALAM PENULISAN DAN INFORMASI YANG TERMUAT DI DALAMNYA DIBIARKAN APA ADANYA. TERIMAKASIH UNTUK PENGERTIANNYA. Jangan dibaca kalo lo nggak...