Debate 10 ~ Sebenarnya...

1.6K 131 9
                                    

Apa perasaanku saat ini? Takut! Jelas banget kan? Tapi aku lebih merasa tegang daripada takut, apalagi melihat kedua cowok disampingku ini. Hafid si 3rd speaker, dan Tate yang terpaksa menjadi 1st speaker untuk menggantikan Dhisa. Aku benar-benar tegang duduk disebelah Tate begini. Tapi, aku harus fokus.

1st speaker dari government team membawakan tentang kelemahan-kelemahan dari perusahaan jasa masyarakat yang dipegang oleh swasta. Seperti biaya yang mahal, dan meresahkan masyarakat. Tate dengan tenang mencatat point-point yang dibawakan oleh 1st speaker tim lawan, lalu dia menyobek mini note-nya dan menempelkan di buku-ku. Hal yang sudah berkali-kali dia lakukan di ke-3 pertandingan sebelum ini. Yah, kami sudah lolos sampai quarter.

“that’s all, thankyou ladies and gentleman.” 1st speaker dari tim lawan sudah selesai, dan kini giliran Tate. Dia berjalan ke tempatnya kemudian mulai memberikan rebut-an yang ada di argument 1st speaker. Tate berkata bahwa harga yang diberikan itu sesuai dengan jasa yang didapat oleh masyarakat, dan berkali-kali Tate menerima POI dari team lawan dan dengan mudah dijawabnya. Tate selesai, dan kembali ke sebelahku.

Dia kelihatan percaya diri banget, bikin iri.. Seandainya aku bisa setenang itu! Lalu, 2nd speaker team lawan maju dan membawakan tentang bagaimana harga itu bisa meresahkan masyarakat. Sedangkan jika perusahaan itu dibawahi pemerintah, tidak akan ada keresahan yang dialami masyarakat. Dia juga membawakan tentang BBM bersubsidies yang tidak terlalu aku dengarkan, namun membuatku mengerutkan kening. Kenapa bawa-bawa subsidies? Hei, tapi itu memberikan aku ide.

Aku maju setelah 2nd speaker dari team lawan duduk. Aku menatap edju dengan keberanian tingkat tinggi, karna cukup pede dengan penjelasanku. Kira-kira, aku mengatakan ini dalam bahasa inggris.

“ government team membawa point tentang harga dari perusahaan swasta yang meresahkan masyarakat walaupun sebenarnya itu seimbang dengan apa yang diterima masyarakat. Lagipula, bukankah seperti yang 2nd speaker tim mereka, masyarakat juga menerima subsidies? Itu termasuk bantuan pemerintah terhadap masyarakat agar tidak terlalu berat dengan harga jasa dari perusahaan swasta.” Dan bla bla bla, aku tidak terlalu ingat dengan apa yang aku katakan. Aku duduk setelah sebelumnya tersenyum singkat pada team lawan.

3rd speaker team lawan menatapku tanpa berkedip, membuatku agak risih juga. Tapi kemudian dia sudah mendapat giliran untuk maju, jadi dia memutus tatapannya. Dia agak sedikit kacau sepertinya, karna aku benar-benar tidak mengerti apa yang dia ucapkan. Akhirnya aku menyodok rusuk Tate, “Dia ngomong apa sih?”

Tate melirikku sekilas, kemudian menjawab “Tentang kebaikan dari argument lo,” ha? Aku melongo mendengar jawaban Tate.

“Serius lo?” tanyaku tidak percaya.

Tate tersenyum sekilas kemudian mengangguk, “Daritadi dia bilang that’s might be true terus,” wih, ternyata tuh cowok tadi menatapku karna sedang mikir ya? Tampak banget dia kacau. Tapi nggak apa-apa sih, kan team kami jadi punya kesempatan menang.

Ketika menunggu hasil, kami keluar dari ruangan. Dan tanpa disangka, cowok 3rd speaker tadi mengajakku kenalan.

“Hei, what’s your name?” tanyanya sok bahasa inggris, “Tadi kamu bagus banget, udah pro ya?”

“Hai, I’m Hani. And No, aku masih amatir.” Jawabku ramah.

Love 2 : Love Debate?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang