Saat berada di kelas Yuri masih saja memikirkan kejadian tadi. Bahkan pandangan mata Yuri tidak bisa berpaling dari Roku yang terlihat sedang tidur dan tidak memerhatikan pelajaran.
"Apa sebenarnya yang terjadi ? Sampai Roku ingin meninggalkan dunia musik. kenapa aku tidak tanya ke Kiran." batin Yuri sambil melirik ke Kiran.
"Kiran sebena-" sebelum Yuri melanjutkan kalimatnya, bel sekolah berbunyi.
KRINGG..KRINGG.
"Jam pelajaran sudah habis....silakan pulang." ucap guru yang berada di depan sehingga semua murid membereskan barang-barang dan pulang termasuk Roku .
"Oh ya kamu tadi mau bilang apa Yuri ?"
"Ah nanti saja waktu perjalanan pulang..ayo" rumah Yuri dan Kiran satu jalan.
Saat perjalanan pulang mereka melihat Roku yang sedang berdiri mematung sambil memandangi tulisan "ruang musik" tapi tak selang lama Roku beranjak pergi dengan wajah sedih yang amat sangat.
"Kiran kalau boleh aku tau kenapa Roku begitu sedih bila melihat ruangan itu ?" tanya Yuri.
"Oh ya aku janji padamu untuk menceritakannya ya....jadi begini ibu Roku adalah seorang pemusik yang berbakat. Roku yang tertarik karena sering melihat ibunya bermain akhirnya juga terjun di dunia musik. Ibu dan ayah Roku sangat mendukung itu dan mengikutkan Roku ke salah satu kompetisi musik di Jepang. Ibu Roku melatih Roku setiap hari sampai mungkin tidak ada waktu untuk istirahat namun Roku dan ibunya merasa tidak masalah akan hal itu, tapi pada saat Roku mengikuti kompetisi itu dan bermain pianonya ibu Roku meninggal dan Roku pikir itu salahnya karena tidak membiarkan ibunya beristirahat."jelas Kiran sambil berjalan.
"Tapi apakah benar bila ibu Roku meninggal karena kelelahan ?"
"Tentu saja tidak Yuri...bibi Vira orang yang kuat...sebenarnya bibi Vira meninggal karena serangan jantung,"
"Tapi apakah Roku sudah tau mengenai hal itu ?"
"Tentu tapi tetap saja dia berfikir bahwa dirinya yang telah menyebabkan ibunya meninggal...sejak itu dia berhenti bermain musik,"
"Berarti...dulu Roku sangat berbakat dibidang musik ? "
"Ya....dia sangat berbakat selama ibunya masih hidup dia terus mewakili sekolah ini untuk mengikuti festival-festival musik,"
Keadaan pun hening sesaat.sampai mereka melihat Roku sedang bersama Rayen berada di Taman sekolah.
"Ada apa Yuri ?" tanya Kiran yang melihat Yuri tiba-tiba berhenti.
"Tidak apa-apa kalau kamu ingin menemuinya...sini aku antarkan," ucap Kiran sambil menarik tangan Yuri menuju Roku dan Rayen.
Saat tiba disana mereka melihat Roku yang sedang tiduran dirumput Taman sedangkan Rayen sedang memakan camilanya.
"Hai kalian." teriak Kiran sambil melambai.
"Wah kiran,Yuri kalian belum pulang ?" tanya Rayen yang melihat Yuri dan Kiran semakin mendekat.
"Shutt biarkan mereka berdua dulu...kamu berdoa saja supaya Yuri bisa membuat Roku bermain musik lagi." bisik Kiran.
"Hey apa yang kalian bicarakan." ucap Yuri.
"Ah bukan apa-apa kita berencana ingin mencari minuman..iya kan Kiran ? "
"Y..a itu benar" ucap Kiran sambil gugup
" kau bersamanya dulu ya kami ingin pergi dada..." kiran dan Rayen meninggalkan Yuri bersama Roku.
"Ehh awas kalian ya." batin Yuri.
"Oh..hai Ro....ku kau tidak pulang." ucap Yuri gugup sambil berjalan mendekati Roku.
"Tidak aku masih ingin disini." ucap Roku sambil tetap memejamkan matanya.
"Di butuhkan keberanian untuk berlayar di lautan tak dikenal." ucap Yuri sambil duduk di sebelah Roku.
"Apa maksudmu ? "
"Aku sudah tau tentang masa lalumu tentang musik." ucappan Yuri itu berhasil membuat Roku membuka matanya tapi dia tetap berbaring di rerumputan.
"Kiran yang memberi tau kannya ? " tanya Roku kaget.
"Iya.."
"Bagaimana perasaanmu berteman dengan seorang pembunuh." ucap Roku santai.
"Kamu bukan pembunuh!!!" teriak Yuri.
"Asal kamu tau itu bukan salah mu...itu sudah takdir...sebagai manusia kita hanya bisa menjalani takdir itu seperih dan sepahit apapun." ucap Yuri sambil melihat kearah langit.
"Aku merasa berada dalam tempat yang sangat gelap dan aku bahkan tidak tau jalan keluarnya...aku ingin keluar dari tempat itu tapi aku tidak bisa." ucap Roku yang mulai duduk.
"Kamu bisa karena kau seorang pemusik." Roku yang mendengar kalimat itu menaikan alisnya tanda tak mengerti.
"Oleh karena itu bermain lah...jangan pernah kau buang piano mu,piano itu sudah menjadi bagian dari hidup mu karena itulah kau tidak bisa menemukan cahaya yang menuntunmu keluar."
"Aku takut" ucap Roku sambil mengertakan giginya.
"Kamu tidak perlu takut...kalau kamu seperti ini kamu akan mengecewakan ibumu... kamu tidak mau kan mengecewakan ibumu ? " Roku hanya menggeleng.
"Sekarang kita cari cahayamu untuk membantumu keluar." ucap Yuri tersenyum sambil berdiri dan mengulurkan tanganya ke arah Roku. Roku akhirnya menerima uluran tangan itu.
"Kita mau mau pergi ke mana ?" tanya Roku bingung karena tiba-tiba Yuri menariknya kembali kedalam sekolah.
"Ikut saja."
-
-
-
-
-
![](https://img.wattpad.com/cover/92744458-288-k311279.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Only 31 Days (COMPLETED)
Storie breviRoku mempunyai kenangan buruk tentang musik dia bahkan berfikir akan meninggalkan dunia musik selamanya,tapi apa jadinya bila seorang anak baru di sekolahnya malah menariknya kembali pada dunia musik,bahkan mengajaknya untuk mengikuti CMJ (Competiti...