Eleven

87 10 1
                                    

Author POV

  Yuri telah berada di rumah sakit itu selama 3 hari dan telah dipindakan ke ruang perawatan. Roku,Kiran, dan Rayen selalu menemani Yuri setelah pulang sekolah.

"Hai Yuri bagaimana keadaanmu?" ucap Kiran yang datang bersama Roku dan Rayen.

"Ya tidak berbeda dari beberapa hari yang lalu."

"Aku membawakan takoyaki untuk mu..semoga kamu suka," ucap Roku sambil meletakannya di meja.

"Hem...Roku, Yuri aku telah mengecek daftar peserta yang masuk ke babak semi final dan kalian termasuk peserta itu." ucap Rayen sambil melihat laptopnya.

"Wahh...Roku kita berhasil masuk babak semi final," ucap girang Yuri, tapi teman-teman Yuri malah terlihat sedih.

"Kalian kenapa?"

"Tidak..kami tidak apa-apa,"

"Apa kamu bisa bermain dengan kondisimu seperti ini Yuri?" batin Roku sedih.

"Kapan jadwal semi finalnya Rayen?"

"Oh ya....2 hari lagi."

"Baiklah aku akan berlatih bermain gitar nanti," ucap Yuri sambil tersenyum.

"Hemm Yuri kami bertiga pulang dulu ya..besok akan kami kunjungi lebih awal karena besok sekolah libur," ucap Kiran yang diikuti anggukan ke 2 temanya.

"Sampai jumpa Yuri," ucap mereka lalu meninggalkan ruangan itu.

"Aku tahu kalian pasti memikirkan kalau aku tidak akan bisa bermain lagi...tapi aku harus yakin dan memanfaatkan sisa hidupku ini untuk bersama kalian." ucap Yuri lirih.
-
-
-
  Setelah sampai di rumah, Roku sedang bermain piano dengan ditemani bintang-bintang malam ini. Tapi dia tidak dapat berkonsentrasi dan akhirnya berhenti.

"Apa yang harus aku lakukan untuk bisa membuatmu sembuh Yuri...hikss...hikss....?" ucap Roku sambil menangis.

  Saat dia sedang memikirkan Yuri telfonya berdering, Roku pun melihat nama pada telfon itu dan mengangkatnya.

"Hallo Kiran ada apa....apa!!! Keadaan Yuri menurun....iya-iya aku akan segera kesana." Roku kemudian pergi menggunakan sepeda dengan kecepatan penuh.
-
-
-

   Di rumah sakit terlihat Rayen,Kiran dan bibi Yuri yang sedang cemas. Roku pun menambah kecepatannya.

"Bagaimana keadaanya?"

"Dia masih di periksa oleh dokter," ucap Kiran sambil menenangkan bibi Yuri.

"Sebenarnya apa yang terjadi sampai keadaan Yuri menurun seperti ini?"

"Tadi siang setelah kalian pergi, Yuri mecoba untuk berjalan. Dia memaksakan kakinya untuk menuruti perintahnya, tapi pada saat dia mulai melangkahkan kaki dia terjatuh dan berteriak histeris. Bibi yang mendengar itu dari kamar mandi kemudian berlari. Sampai di sana bibi sudah melihat Yuri yang sudah tidak sadarkan diri." ucap bibi.

"Ah..!!" teriak Roku kesal.

   Keadaan hening sesaat. Dokter yang keluar dari ruangan Yuri terlihat sedih. Mereka yang menyadari ekspresi itu akhirnya bertanya.

"Dokter bagaimana keadaanya?" ucap Rayen.

"Yuri sudah sadar, kalian boleh melihatnya.....Saya ingin berbicara dengan keluarga Yuri?"

"Saya..saya bibi Yuri." ucap bibi Yuri.

"Baiklah saya ingin berbicara tentang konsi Yuri." Dokter dan bibi Yuri kemudian pergi meninggalkan tempat itu dan menuju ke ruang dokter.

"Roku ayo masuk." ajak Kiran yang masuk ke ruangan Yuri.
-
-
-
  Di ruang dokter bibi Yuri sedang berbicara serius dengan dokter yang menangani Yuri.

"Jadi keadaan keponakan anda saat ini sangat serius,"

"Apa yang terjadi?"

"Tubuh Yuri sudah tidak sanggup untuk menahan penyakitnya, dia sekarang hanya bisa bertahan beberapa hari saja, nona,"

"Hah !!!" Lalu apa masih ada cara untuk bisa menyembuhkannya?"

"Iya dengan operasi, tapi kemungkinan keberasilanya hanya 50:50 saja,"

"Iya dokter lakukan apapun untuk Yuri walaupun hanya keberasilanya 50:50, dokter!!!"

"Baiklah kalau anda menyetujui operasi ini, silakan tanda tangan di sini," ucap dokter sambil memberikan selembar kertas. Bibi Yuri kemudian menanda tangani surat itu.

"Baiklah kita akan melakukan operasi 3 hari lagi...jadi berdoa lah dan terus beri dia semangat untuk hidup nona" ucap dokter itu, sedangkan bibi yuri pergi meninggalkan ruang dokter dan menuju ke ruangan Yuri.
-
-
-
  Terlihat perempuan cantik sedang tertidur pulas di kasuur rumah sakit Akasi.

"Bagaimana keadaanya?"

"Dia barusan tidur bibi," ucap Roku sambil memandang wajah Yuri.

"Aku mau berbicara dengan kalian di luar ayo..." ajak bibi. Rayen,kiran dan Roku pun mengikuti bibi Yuri keluar ruangan.

"Ada apa bibi?" ucap Kiran sambil menutup pintu Yuri pelan.

"Hidup Yuri tidak akan lama...Jadi Yuri akan di operasi  3 hari  lagi walaupun keberhasilannya 50:50. Bibi minta pada kalian untuk tetap beri dia semangat,"

"Kami percaya bibi, pasti operasi itu berhasil dan kami akan tetap memberinya semangat." ucap Roku yang diikuti anggukan teman-temanya.

"Yuri beruntung memiliki teman seperti kalian.... tapi sebaiknya kalian pulang saja sudah malam?"

"Tidak bibi kami akan menunggu Yuri di sini, lagian besok kan hari libur. Sebaiknya bibi saja yang pulang karena dari tadi bibi sudah menjaga Yuri." ucap Rayen tersenyum.

"Tapi bagaimana dengan orang tua kalian?"

"Tidak perlu khawatir kami sudah menghubungi orang tua kami...jadi sebaiknya bibi beristirahat di rumah saja," ucap Kiran.

"Baiklah terima kasih...bibi pulang dulu." ucap bibi yang kemudian meninggalkan rumah sakit.

  Mereka yang sudah melihat bibi pergi akhirnya masuk kembali ke ruangan Yuri dan bersiap-siap untuk tidur. Kiran tidur di sofa. Rayen dan Roku tidur di karpet yang cukup hangat.
-
-
-
-
-
Semoga suka.


Only 31 Days (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang