When I Miss You

4.5K 699 37
                                    

Detikan jam dinding menemani siang panjang Min Yoongi. Saat ia melirik jam yang terakhir kali, jam itu sudah menunjukkan pukul 2.17 p.m. Dan dia baru melakukannya 2 menit yang lalu. Siang terasa sangat panjang bagi Yoongi kali ini tanpa kehadiran Jimin.

Sudah sejak tengah hari Jimin pergi entah kemana. Meninggalkan Yoongi sendiri dengan segala rasa sebalnya.

Bagaimana tidak? Biasanya namja itu akan ada disini menemaninya, menceritakan banyak hal padanya sampai dia merasa mengantuk kemudian tertidur. Dan Jimin pun masih disana, menunggunya dengan tenang.

Tapi kali ini entah kenapa Yoongi merasa sangat kesal saat mendapati Jimin tidak ada di sampingnya saat ia bangun. Dan selama dua jam namja itu menghilang entah kemana.

Yoongi terus menatap pintu menunggu kedatangan Jimin. Berharap namja itu segera datang dengan senyum cerahnya yang menenangkan.

'Yoongi-ya.. Apa kau kesepian saat aku pergi?'

Kata itulah yang selalu Yoongi tunggu setiap harinya. Saat Jimin datang menghampirinya, mengacak rambut pirangnya pelan, dan menatapnya dengan tatapan lembut seakan malaikat yang datang melindunginya.

Yoongi tak mengerti perasaan apa itu. Tapi ia sangat cemas menunggu Jimin kembali. Dan berulang kali Yoongi melirik jam dinding yang sudah bergeser banyak, menghitung berapa lama Jimin pergi meninggalkannya.

Yoongi teringat akan sesuatu. Ia melirik meja nakas disampingnya dan menemukan sebuah mp3 player disana.

Kemarin saat Jimin membantunya kembali ke kamar setelah menemukan dirinya duduk di Taman rumah sakit sendirian, ia mengatakan kalau nanti Yoongi bosan saat Jimin tidak ada ia bisa mendengarkan musik dari sana.

Yoongi mengamati benda kotak berwarna silver itu. Menekan pelan tombol play disana. Dan Yoongi terdiam untuk beberapa saat, berusaha mendengarkan dengan seksama melodi yang terputara dari mp3 player itu.

Yoongi bukannya tidak tahu melodi apa itu, tapi ia tidak terlalu jelas mengingatnya. Hatinya bergetar mendengarkan melodi yang sebenarnya tidaklah asing baginya. Melodi ini.. Melodi yang sangat Yoongi sukai.

(Flashback)
Yoongi sedang duduk di depan sebuah grand piano, sendirian di ruang musik. Beberapa hari lagi, ia akan mengikuti lomba pianis tingkat SMA se-Seoul. Tapi ia justru bingung akan memainkan lagu apa. Padahal waktu perlombaan sudah dekat.

Yoongi terus menekan tuts-tuts itu asal. Ia kesal karena pikirannya tak bisa fokus sedari tadi.

Dan Jimin datang dengan senyum tak berdosanya. "Yoongi-ya..."

Dan sekarang Yoongi semakin menyerah untuk berpikir. Jika seorang Jimin sudah datang mendekat, maka dia tidak akan bisa memusatkan konsentrasinya pada piano. Jimin akan terus berbicara banyak hal dan itu membuat Yoongi tidak bisa fokus sama sekali.

"Mwoya?"

"Kau sudah putuskan lagu apa yang ingin kau mainkan?"

"Belum. Dan sekarang konsentrasiku sudah pecah."

"Waeyo?"

Yoongi menghela nafas. Anak ini sungguh tidak peka sama sekali. "Karena disini bising sekali."

"Bising? Ruangan sesepi ini kau bilang bising?"

Rasanya Yoongi ingin memukul bokong Park bantet itu keras-keras. Semua ini karenamu bodoh! Batin Yoongi.

"Kau ada perlu apa kesini?"

Yoongi masih menatap sendu tuts piano didepannya. Tidak sedikitpun menatap Jimin sejak ia datang tadi.

Emptiness ㅡMy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang