Mengapa Jimin sangat mencintai Yoongi? Mengapa Jimin rela tersakiti melihat Yoongi bersama namja lain? Mengapa Jimin rela cintanya bertepuk sebelah tangan demi tetap berada di sisi Yoongi?
Berawal dari sebuah janji. Itu adalah janji polos seorang anak kecil. Ya hanya berawal dari itu.
Saat dimana Jimin melihat namja kecil putih nan pucat yang menangis di pesta karena terlepas dari genggaman ibunya. Namja cantik yang menggunakan setelan tuxedo dan celana hitam selutut itu terisak di tengah kerumunan orang-orang di kediaman keluarganya.
"Hey, apa yang kau lakukan disini? Kenapa kau menangis?" tanya Jimin kecil, kemudian ia menghampiri namja itu.
"Hiks.. Aku kehilangan ibuku.. Hiks.. Tadi dia disini hiks.. Aku melepaskan genggamannya.. Hiks.."
Jimin kecil mengenggam jemari kecil milik namja itu, "Gwenchanayo.. Namaku Jimin. Siapa namamu?"
"Min Yoongi hiks.." namja kecil itu masih terus sesenggukan sambil berulang kali mengusap air matanya.
"Baiklah Min Yoongi, tenanglah. Jimin disini. Jimin akan menjaga Yoongi sampai kita menemukan ibu Yoongi. Arrachi?"
Yoongi kecil menatap ragu namja chubby didepannya itu. Ia takut namja ini hanya akan membohonginya.
"Apa kau tidak jahat? Apa kau tidak nakal?"
"Jimin bukan anak nakal. Jimin anak baik. Dan Jimin akan menjaga Yoongi sampai ibu Yoongi kembali. Jika Jimin bohong, Yoongi boleh pukul Jimin."
"Benarkah?"
Jimin kecil mengangguk semangat. "Ayo, kita minta manisan pada ahjumma. Yoongi pasti suka."
Yoongi kecil mengangguk pelan. Ia hanya menurut saja saat Jimin kecil menariknya menuju pantry dimana ahjumma menghidangkan camilan khas pesta.
Saat-saat itulah saat dimana mereka saling mengenal satu sama lain. Jimin tahu kalau Yoongi adalah anak yang lucu dan menggemaskan. Dan Yoongi mulai percaya bahwa Jimin bukan anak nakal seperti apa yang dikatakannya. Jimin anak manis dan penuh tawa.
"Apakah Jimin mau berjanji pada Yoongi?"
"Janji apa?"
"Jimin akan selalu menjaga Yoongi."
Jimin kecil terdiam sebentar, menatap mata sipit milik Yoongi yang terlihat berkaca-kaca.
"Maukah Jimin berjanji?"
Jimin kecil tersenyum sampai kedua matanya menjadi bulan sabit. "Jimin janji! Jimin akan selalu menjaga Yoongi!"
Yoongi tersenyum cerah, "Yoongi sayang Jimin. Jimin harus bersama Yoongi selamanya."
"Selamanya?"
"Ne!"
"Baiklah..."
Dan Jimin masih mempertanyakan kata 'Selamanya' itu. Akankah itu seperti yang ia harapkan?Dan bahkan sekarang hanya ia yang mengingat kata sepele itu. Ya, sepele memang, karena hanya anak kecil berumur 5 tahun yang asal mengucapkannya. Tapi bagi Jimin, janji yang ia buat dulu bukan janji sepele. Bahkan ia membuktikannya sampai saat ini.
Believe in Destiny
Jimin selalu percaya akan hal itu. Setiap doa yang ia panjatkan tak lepas dari permohonannya agar Tuhan menakdirkan Yoongi bersamanya. Ia tak pernah lelah berharap kalau suatu hari Yoongi akan sadar betapa Jimin sangat mencintainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Emptiness ㅡMy ✔
FanfictionHidup Min Yoongi seketika hampa dan kosong bagai gelas tanpa air. Sengaja atau tidak, Yoongi memang melenyapkan semua ingatannya. Tentang piano, kenangan, masa lalu, bahkan Jimin. Ia menghapus semua, agar ia tidak terluka lagi. Dan hanya Min Yoongi...