[Sequel] Midnight

4.2K 532 59
                                    

Yoongi terduduk lemas, seharian ini mereka harus berdiri dan menyalami ratusan tamu undangan yang menghadiri pesta pernikahan mereka. Membuat tubuh Yoongi serasa remuk sampai ke tulang terdalam.

Beruntungnya tadi Jimin mau repot-repot menggendongnya hingga kedalam. Tapi entah kemana gerangan namja itu kini pergi. Sebenarnya ia malu meminta Jimin menggendongnya. Ia tahu Jimin pasti juga sangat capek sama seperti dirinya. Tapi Jimin juga bersikeras untuk menggendongnya sampai kedalam.

Pesta pernikahan mereka berlangsung sederhana dan sangat sakral mengingat kedua orang tua Jimin masih memegang adat tradisional Korea. Tadi siang bahkan mereka sempat menggunakan Hanbook tradisional sebelum berganti tuxedo untuk acara sore dan malam.

Dan disinilah ia berakhir, sofa.Yoongi masih berusaha merenggangkan otot-otot tubuhnya agar tidak tegang. Apa ini? Ambigu.

Kalau ia boleh jujur, ia sangat gugup sekarang. Bagaimana tidak? Siapapun tahu setelah kau selesai dengan pesta pernikahanmu, hal apa yang akan kau hadapi.

Yap. Malam pertama.

Tubuh Yoongi sedikit merinding hanya dengan memikirkannya saja. Ia memang sudah pernah melakukannya dengan Jimin dulu jika kalian lupa. Tapi kali ini berbeda. Dulu Jimin dalam pengaruh alkohol berat yang membuatnya tidak sadar saat mereka melakukannya. Tapi kali ini, mereka bahkan 200% dalam keadaan sadar.

Bagaimana Jimin akan memperlakukannya nanti diatas ranjang dengan kesadaran penuh?

Dengan cepat Yoongi menggelengkan kepalanya. "Yak! Pikiranku kotor sekali!"

Sebenarnya ia ingin bangkit dan pergi ke kamarnya, barangkali sekedar membersihkan diri. Mungkin itu bisa sedikit menghilangkan penat di tubuhnya. Tapi sepertinya tubuh dan pikirannya sedang tidak sinkron. Alhasil ia justru menyandarkan punggungnya di sofa dan memejamkan matanya disana.

Cukup lama Yoongi mempertahankan posisinya, hingga ia benar-benar tertidur disana tanpa mengganti pakaiannya terlebih dahulu.

Suara langkah kaki menuruni tangga menggema dari lantai dua. Jimin turun setelah mandi dan mengganti pakaiannya dengan pakaian yang lebih santai. Celana training berwarna abu-abu dan kaos hitam panjang ukuran L.

Jimin masih heran kenapa Yoongi tidak segera kembali ke kamar mereka padahal ia tahu kalau Yoongi sangat capek.

Seketika ia tersenyum mendapati istri sah nya itu kini tengah terbaring lemas di sofa karena kelelahan. Kenapa Jimin menyebutnya istri? Karena Yoongi memang lebih cocok dipanggil begitu. Yoongi itu memiliki sifat seperti yeoja, bahkan wajahnya saja lebih cantik dari yeoja.

Akh! Ia bisa gila!

"Yoongi?" Jimin mencoba memanggilnya lirih. Ia takut kalau Yoongi kaget karena dibangunkan.

Tak ada respon.

Haruskah Jimin membangunkannya? Kasian juga. Ia bahkan sampai tertidur di sofa seperti itu. Berarti ia sangat lelah.

"Yoon~" panggilnya sekali lagi. Nihil. Yoongi benar-benar terlelap.

Jimin menghela nafas dan tersenyum. Apa boleh buat? Ia juga tidak bisa membiarkan Yoongi terbaring di sofa seperti itu. Tubuhnya pasti akan sakit semua.

Emptiness ㅡMy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang